Selamat membaca !!!!Makasih udah mau mampir
Maaf kalo banyak typo dalam penulisan 😊Jika saja ada manusia lain selain Estella di dalam kamar luas itu. mereka pasti akan menganggap gadis bersurai merah itu sudah gila, karena berbicara seorang diri dengan sebuah tungku perapian.
Estella mengerang kesal, dengan balutan piyama tidur berwarna hijau muda yang membungkus tubuh indahnya. dia melayangkan tatapan tajam pada tungku perapian yang sudah mati tertiup angin beberapa menit yang lalu, Sebelah tangannya terangkat dengan gerak memutar untuk kesekian kalinya lagi. Namun, tetap saja tungku perapian itu tidak menyala.
"Sial, kenapa susah sekali. Padahal kak Derius dulu begitu mudah menyalakan api dengan sihirnya?"
Estella kemudian mendegus malas, dia lupa jika kakaknya itu memiliki Elemen sihir api. Dan tentu saja sangat mudah bagi pria itu untuk membuat api dengan satu jentikan jari tangannya.
Brak
Wushhh
Tiba-tiba saja pintu balkon dikamar itu terbuka lebar. di iringin terpaan angin kencang yang menerpa tubuh kecil Estella yang hanya dibalut piyama tidur.
Dingin, itulah yang di rasakan oleh Estella pada saat ini, gadis bersurai merah itu berjalan cepat kearah pintu balkon. Tanganya dengan cekatan menutup pintu balkon yang terbuka lebar. Manik Emerladnya menatap lekat pada salju yang turun di serta angin yang bertiup kencang di luar sana, bahkan udaranya masih terasa dingin di dalam sini meski pintunya sudah tertutup rapat.
"Jika seperti ini terus bisa-bisa aku mati kedinginan, Apalagi tidak ada pematik api di kamar ini. viola pasti membawa nya untuk di isi ulang tadi sore."
Estella mendesah pasrah, dia bisa saja menyuruh viola datang ke kamarnya saat ini juga menggunkan kristal komunikasi yang sudah di berikan kepala pelayan padanya, kristal sihir itu memang di rancang khusus oleh para pengrajin alat sihir untuk memudahkan para bagsawan agar bisa berkomunikasi dari jarak jauh, bisa di bilang fungsi alat itu hampir sama seperti ponsel di dunianya dulu.
Namun, Estella tidak mungkin menyuruh viola untuk datang ke tempat ini di tengah badai salju di luar sana. Apalagi tempat tinggal para pelayan istana ada dibagian paviliun belakang, dan jaraknya juga cukup jauh dari istana bagian timur.
Estella memilih beranjak mendekati ranjang besar miliknya, dia menarik selimut tebal di atas ranjang lalu membungkus tubuhnya sendiri dengan selimut itu. Estella memejamkan matanya dia tersenyum senang karena rasa dingin yang menerpa tubuhnya sedikit berkurang.
"Benar sir calestin." Manik Emerald Estella terbuka, seolah menemukan sebuah bongkahan berlian berharga mahal pupil mata gadis itu bersinar cerah. "Untung saja aku ingat bahwa sir calestin malam ini menginap di Istana."
Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, Estella mulai bergegas keluar dari kamar tidurnya, dia berjalan sedikit cepat mengabaikan selimut tebal yang masih membalut tubuhnya. Tujuannya saat ini adalah meminjam pematik yang berada di kamar pria bersurai putih itu.
Lorong istana bagian timur yang begitu sepi dengan pencahayan temaram di saat malam. tidak membuat Estella takut sedikit pun, hanya beberapa langkah lagi dan dia akan segera sampai___ Estella tidak sabar untuk bisa tidur tanpa harus takut kedinginan sepanjang malam.
"Huh... jika saja aku masih berada di benua barat, aku tidak perlu berkeliaran tengah malam seperti saat ini untuk meminjam pematik." Gerutu Estella kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The cruel emperor made a mistake in kidnapping ✓(Ganti Judul)
خيال علميKARYA ASLI BUKAN NOVEL TERJEMAHAN CERITA INI DIBUAT UNTUK DINIKMATI BUKAN UNTUK DI PLAGIAT, HARAP DIBACA DAN JANGAN DI JIPLAK.? I was kidnapped by the male antagonist ganti judul jadi, The cruel emperor made a mistake in kidnapping. Estella Ariana...