18

13.6K 1.5K 3
                                    


Selamat membaca !!!!

Makasih udah mau mampir
Maaf kalo banyak typo dalam penulisan 😊

Jika saja ada manusia  lain selain Estella di dalam kamar luas  itu. mereka pasti akan menganggap gadis bersurai merah itu sudah  gila, karena berbicara seorang diri dengan sebuah tungku perapian.

Estella mengerang kesal, dengan balutan piyama tidur  berwarna hijau muda yang membungkus tubuh indahnya. dia melayangkan tatapan tajam pada tungku perapian yang sudah mati tertiup angin beberapa menit yang lalu, Sebelah tangannya terangkat dengan gerak memutar untuk kesekian kalinya lagi. Namun, tetap saja tungku perapian itu tidak menyala.

"Sial, kenapa susah sekali. Padahal kak Derius dulu begitu mudah menyalakan  api dengan sihirnya?"

Estella kemudian  mendegus malas,  dia lupa jika kakaknya itu memiliki Elemen sihir api. Dan tentu saja sangat mudah bagi pria itu untuk membuat api dengan satu jentikan jari tangannya.

Brak

Wushhh

Tiba-tiba saja pintu balkon  dikamar itu terbuka lebar. di iringin  terpaan angin kencang  yang menerpa tubuh kecil Estella yang hanya dibalut  piyama tidur.

Dingin, itulah yang di rasakan oleh Estella pada saat ini, gadis bersurai merah itu berjalan cepat kearah pintu balkon. Tanganya dengan cekatan menutup pintu balkon  yang terbuka lebar. Manik Emerladnya menatap lekat pada salju  yang turun di serta angin yang bertiup kencang di luar sana, bahkan udaranya masih terasa dingin di dalam sini meski pintunya sudah tertutup rapat.

"Jika seperti ini terus bisa-bisa aku mati kedinginan, Apalagi tidak ada pematik api di kamar ini. viola pasti membawa nya untuk  di isi ulang tadi sore." 

Estella mendesah pasrah, dia bisa saja menyuruh viola datang ke kamarnya saat ini juga menggunkan kristal komunikasi yang sudah di berikan kepala pelayan padanya, kristal sihir itu memang di rancang khusus oleh para pengrajin alat sihir untuk memudahkan para bagsawan agar bisa berkomunikasi dari jarak jauh,  bisa di bilang fungsi alat itu hampir sama seperti ponsel di dunianya dulu. 

Namun, Estella tidak mungkin menyuruh  viola untuk datang ke tempat ini di tengah badai salju di luar sana. Apalagi tempat tinggal para pelayan istana ada dibagian  paviliun  belakang, dan jaraknya juga cukup jauh dari istana bagian  timur.

Estella memilih beranjak  mendekati ranjang besar miliknya, dia menarik selimut tebal di atas ranjang lalu membungkus  tubuhnya sendiri dengan selimut itu. Estella memejamkan matanya dia tersenyum senang karena rasa dingin yang menerpa tubuhnya  sedikit berkurang.

"Benar sir calestin."  Manik  Emerald Estella terbuka, seolah menemukan  sebuah bongkahan berlian berharga mahal pupil mata gadis itu bersinar cerah. "Untung saja aku ingat bahwa sir calestin malam ini menginap di Istana."

Tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, Estella mulai bergegas keluar dari kamar tidurnya, dia berjalan  sedikit cepat mengabaikan  selimut tebal yang  masih membalut tubuhnya. Tujuannya saat ini adalah meminjam pematik yang berada di kamar pria bersurai putih itu.

  Lorong istana bagian timur yang begitu sepi dengan pencahayan temaram di saat malam. tidak membuat Estella takut sedikit pun, hanya beberapa langkah  lagi dan dia akan segera sampai___ Estella tidak sabar untuk  bisa tidur tanpa harus takut kedinginan sepanjang malam.

"Huh... jika saja aku masih berada di benua barat, aku tidak perlu berkeliaran  tengah malam seperti saat ini untuk meminjam  pematik." Gerutu Estella kesal.

   The cruel emperor made a mistake in kidnapping  ✓(Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang