• SEONGHWA NIAL ANGKASA AND LINO ANGGARA DINATA

228 14 67
                                    

2023, Maret.



Pelukan itu mengerat terasa di perutnya. Gesekan dari wajah yang berusaha untuk mengubur, terasa di tengkuknya. Juga sesuatu yang mengeras, yang seharusnya tampak normal di pagi hari, terasa menekan di belakang tubuhnya.

Ini pertama kalinya Seonghwa Nial Angkasa terbangun dari tidurnya seperti ini. Sudahkah semua ini mampu dikatakan sebagai tidur? Entah. Seonghwa merasa dirinya baru memejamkan mata sebentar dikarenakan kemarin penuh dengan latihan sampai malam.

Sayangnya, setelah mandi dan bersiap untuk tidur, Seonghwa justru tak bisa menahan nafsunya saat melihat lelaki yang tinggal bersamanya sekarang naik ke atas kasur dan masih bertelanjang dada—berniat mengenakan piyamanya. Seonghwa menahannya semalaman, sampai mungkin pukul tiga pagi? Ya. Rasanya seks semalam berjalan dua ronde, dan bahkan untuk mengikat kondom usai digunakan saja, mereka sudah selemah itu.

Seonghwa, tak mengenakan apapun sama sekali.

Sedangkan Lino Anggara Dinata, hanya mengenakan atasan piyamanya. Tubuh bagian bawahnya masih telanjang, di balik selimut yang menyelimuti tubuh mereka. Tapi Seonghwa sangat yakin, ini bukan hanya karena morning wood dari Lino, tapi terasa bahwa lelaki itu terus mengusal dan merapat padanya.

Sejujurnya Seonghwa sangat mengantuk.

Sangat...

Seonghwa tahu Lino juga mengantuk di pagi ini.

Perlahan, Seonghwa menyentuh kedua tangan Lino yang melingkar di perutnya. Untuk Seonghwa perlahan mengusap, dan berusaha sedikit menoleh, walau tetap dengan mata terpejam.

"Mau bangun...? Kita harus... balik sanggar jam berapa...?"

"Jam delapan..." Suara Lino khas bangun tidurnya terdengar, berat, dari balik tengkuk Seonghwa. Lino mengeratkan pelukan yang sudah erat, lalu mengusap perut Seonghwa perlahan.

Seonghwa sendiri agak menggeliat, mencoba semampunya untuk membuka sebelah matanya saja, untuk melirik jam digital sampingnya.

Pukul 06:03.

Begitu mengantuk...

Tidur mereka baru sekitar tiga jam.

"Berangkat jam berapa...?" Seonghwa sendiri kesulitan untuk berucap, saat memejamkan matanya dan merapatkan selimut mereka.

"Lima belas menit sebelum aja..." Lino berbisik lagi.

Seonghwa menyetujuinya.

Setidaknya bisa menambah sampai jam tujuh untuk tidur, lalu mereka mandi, sarapan dan kemudian kembali ke sanggar.

Sepertinya mudah.

Tapi tiba-tiba saja Seonghwa merasakan gesekan dari wajah Lino, pun deru napas tenangnya, berubah menjadi kecupan-kecupan ringan di tengkuknya. Bahkan sesekali menuju lehernya, yang membuat Seonghwa agak melenguh tipis.

Seonghwa juga sadar Lino semakin menekankan penisnya yang ternyata sudah sekeras itu, pada belahan bokong Seonghwa.

Tak bisa bohong, Seonghwa sudah terbiasa dengan seks sejak memutuskan untuk menutup lukanya dengan meniduri banyak orang. Juga dahulu, ketika berhubungan dengan Younghoon, mereka juga sering seperti ini.

ARCHIVE - SEASON 2 (OCTAGON UNIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang