2023, Februari.
Satu lemparan lagi, tak membuahkan hasil, yang membuat Hongjoong Rastafara agak meringis sambil sedikit mengedipkan sebelah matanya. Bahkan itu adalah lemparan terakhir, sebelum pembatas dari mesin permainan basket tersebut tertutup kembali, secara perlahan.
Hongjoong melirik ke arah Nagyung Cecilia Prananto, di sampingnya, yang baru juga menyelesaikan miliknya, di mesin sebelah. Berhasil mencetak angka sedikit lebih banyak darinya. Posisinya, keduanya tengah bermain di game centre, dalam acara mengajak Nagyung berjalan-jalan untuk mengenal ibukota namun mereka berakhir di sebuah mall.
Di sanalah, Hongjoong mengerjap, dan mendekat padanya. "Wah, hebat ini. Poin kamu lebih banyak."
"Iya kah?" tanya Nagyung sambil melompat-lompat, lalu melirik ke arah mesin milik Hongjoong dan kemudian mengernyit. "Kok kayak anak kecil?"
Hongjoong merasa tertohok di sana, membuatnya mengusap tengkuknya sendiri canggung. "Kak Rastaf biasanya jago main futsal sama Hunters."
"Bohong!" Nagyung cemberut. "Kak Moonbin bilang senangnya main basket!"
"Err... iya mereka bertiga sih memang jago hampir semua olahraga." Hongjoong masih sibuk mencari alasan. "Kak Rastaf cuma sepak bola sama renang."
Dengan jahil, mengerjapkan mata secara polos, Nagyung membalas. "Oh, Kak Rastaf gak jago main basket soalnya pendek?"
Lagi, Hongjoong tertohok, sebelum menggerutu, membalas. "Kamu juga pendek tapi bisa main basket, 'kan? Jadi bukan urusan itu—memang gak suka aja!"
"Alasan!" Nagyung mengerucutkan bibir sambil melipat kedua lengan depan dada. "Tinggi Ayah kok gak turun ke kita berdua, ya? Kan lucu kalau tinggi Cecil 175 senti, dari Ayah yang 184 senti!"
Hongjoong langsung memutar mata, pura-pura marah dan berbalik untuk meninggalkannya.
Karenanya Nagyung langsung berseru tertawa, mengejarnya, untuk menarik lengannya dari arah belakang. "Kak Rastaf! Ayo, yang basket lagi! Mau yang basket lagi! Pakai taruhan permen!"
Segera Hongjoong merogoh saku celananya. "Kak Rastaf telepon Mingi, mau? Jago dia tuh, kamu main aja sama Mingi. Kak Rastaf mau duduk di ujung."
"Kok marah?" Nagyung merengek dan menahan lengan Hongjoong yang hendak mengeluarkan ponselnya. "Iya, deh, iya! Main capit boneka aja, bisa gak?"
Mendapat tantangan, Hongjoong mengurungkan niat dengan ponsel dan kemudian mengangguk. "Ayo."
Sampai berdirilah mereka di hadapan sebuah mesin capit untuk boneka yang beragam, yang berhasil membuat Nagyung sangat antusias. Sehingga Hongjoong akan melakukan yang terbaik, dikarenakan semasa SMA pun, dirinya kurang lebih sering bermain permainan ini jika pergi mengunjungi game centre. Hongjoong menyentuhkan bagian belakang kartu permainan—pengganti alat pembayaran—dan mulai melakukannya.
"Mau boneka yang mana?"
"Yang kucing pink!" Nagyung menunjuk satu.
Hongjoong agak menggerutu membalasnya. "Memang ada kucing warna pink ya di real life?"
"Kak Rastaf, fokus aja!" Nagyung meremas punggung—bagian kemeja belakang yang Hongjoong kenakan—dengan gemas. "Nanti waktunya keburu habis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIVE - SEASON 2 (OCTAGON UNIVERSE)
FanfictionJANGAN MEMBACA ARCHIVE JIKA BELUM TAMAT OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL. WARNING!! BERISI PENUH SPOILER!! Hanya penggalan spin-off dari para karakter di Octagon.