• Secara Tak Terduga

198 18 27
                                    

2021, Oktober.



Saat melihatnya, muncul dari arah gerbang, Wooyoung Bajradaka Gema langsung menghampirinya secepat kilat dengan senyuman merekah di wajahnya. Begitu bersemangat rasanya untuk melihatnya kembali, padahal kemarin pun, mereka bertemu di kampus.

Maklum, mereka baru berteman jadi masih banyak sekali yang mereka ingin tahu, satu sama lain. Walau pada kenyataannya, keduanya memiliki banyak teman. Satu karena sangat mudah bergaul, satu lainnya karena sangat aktif.

Yang dimaksud juga memberikan senyuman padanya, sembari membawa ranselnya di satu bahu, di mana ia pun ikut menghampirinya. Tak lain adalah Desanrio Adjie Pangestoe.

Sudah berapa lama mereka akrab? Sekiranya sejak masih seminggu atau dua minggu awal masuk kuliah. Pertemuan tak sengaja karena teman sekelas mereka yang berteman, kini keduanya hanya memerlukan dua bulan untuk menjadi sangat akrab.

Saking akrabnya, Wooyoung sampai memiringkan wajahnya, karena melihat hal yang berbeda di sana. "Kok gak pakai mobil? Masuk bengkel?"

"Oh~" San menjawab santai, sambil merangkul Wooyoung, untuk mereka berjalan bersama, masuk ke area kampus. "Dipinjem bokap. Hari ini berangkat sama nyokap. Katanya mau liburan."

"Wah, liburan!" Wooyoung berseru, sebelum meringis. "Kita liburan masih lama, Desember nanti."

"Ngapain liburan?" tanya San sambil terkekeh secara renyah. "Asik kali, ngabisin waktu di kampus."

"Lo sih asik banyak kegiatan." Wooyoung tertawa sambil menepuk dada San sekali. "Gue kalau mau sibuk juga gak boleh terlalu cape. Boleh sih, asal gak kesana-kemari, soalnya kaki gue gak kuat."

San teringat, lalu melirik ke arah kakinya. "Eh, check up kapak sih? Lo bilang masih rutin check up, 'kan?"

"Iya, soalnya kejadiannya patahnya juga baru sekitar... lima bulan lalu? Enam? April pokoknya. Kebetulan udah nemu dokter baru sih." Wooyoung tersenyum simpul, masih berjalan bersamanya. "Rekomendasi dari dokter di kota gue sebelumnya."

"Gue yang anter gimana?" San langsung bertanya, sampai menghentikan langkahnya untuk mendahului Wooyoung sedikit agar bisa berdiri di hadapannya. "Jadi lo gak perlu sendirian. Nanti pakai mobil gue aja."

Sedikitnya Wooyoung tertegun, namun kemudian mengibaskan tangan. "Gak usah, San."

"Fix." San mengambil keputusan sendiri, sebelum dirinya tersenyum senang karenanya. "Kapan, sih?"

"Kebetulan seminggu lagi."

Jawaban dari Wooyoung membuat San semakin bersemangat. "Lo cuma perlu ngandalin gue, oke? Soalnya gue mikirin juga, kalau misalnya ini kejadian di diri gue, kayaknya punya seseorang yang bisa ngantar bikin gue lebih tenang."

Saat itu Wooyoung tak menjawab apapun.

Hanya San yang perlahan meremas bahu Wooyoung, dan tersenyum hangat untuknya. "Apalagi lo bukan orang sini. Kalau lo sepi, main aja ke rumah gue. Nanti biar nyokap gue masakin lo sesuatu. Lo suka makan apa?"

"Apa aja sih..." Wooyoung menjawab, meringis kecil kemudian. "Gue juga bisa masak loh. Mau... coba masakan gue duluan?"

"Wah?" San langsung mengguncang bahu Wooyoung dengan sangat senang. "Beneran?! Lo bisa bikin ayam kung pao gak? Nyokap gue waktu itu bikin dan enak banget! Gue baru pernah makannya sekitar dua kali!"

Sontak Wooyoung terkekeh dan memilih untuk menggenggam lengan San, untuk mengajaknya berjalan lagi. "Bisa, kok."

"Serius?" San seperti anak kecil yang penasaran. Tak memedulikan langkah mereka yang memasuki lapangan parkir luar, di mana banyak kendaraan keluar-masuk—guna menuju ke bagian dalam area kampus. "Oh! Gini deh, gue beli bahan-bahannya, nanti lo yang masak, ya? Masaknya di rumah gue aja!"

ARCHIVE - SEASON 2 (OCTAGON UNIVERSE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang