2021, Juli.
Duduk sembari melihat ke arah tumpukan berkas yang begitu banyak, bertumpuk di atas meja tersebut, membuat Taehyung Kyle Alden menarik napasnya cukup panjang. Melihat dari banyaknya data diri, dari mereka yang sudah melakukan pendaftaran ulang, untuk menjadi mahasiswa Universitas Bakti Bangsa untuk angkatan ke 51.
Tak sulit, rektor mereka bagian dari lingkaran dalam. Hal ini sudah biasa dilakukan.
Selaku ketua yang menjabat sekarang, di angkatannya yaitu 48, Taehyung harus bertanggung jawab atas keseluruhan perekrutan anggota. Maka dari itu pula, dirinya harus berhati-hati untuk melakukannya di sana.
Di temani dengan pihak-pihak terkait di angkatannya, yang memiliki jabatan cukup penting, Taehyung menatap hasil sortirannya.
Dari 14 Fakultas, 2.576 mahasiswa tertampung, dan sekitar 2.520 orang sudah mendaftar ulang, Taehyung menyisirnya satu per satu.
Dari 25 anggota yang harus direkrut, Taehyung menyiapkan 100 kandidat.
Dari 25 budak yang harus dipilih untuk awal, Taehyung menyiapkan 50 kandidat.
Rasanya tak nyaman.
Takutkan salah langkah.
Mengerikannya, mereka tak dibimbing. Setiap ketua baru, tak dibimbing dan diharuskan untuk memikirkan semuanya sendiri, guna menciptakan rasa tanggung jawab yang besar itu.
Maka dari itu, begitu sulit, bahkan untuk tidur sekalipun.
Taehyung mengerang pelan, untuk meraih segelas whiskey di atas meja, diantara tumpukan kertas itu. Taehyung melihat beberapa anggotanya sudah membantu banyak, sehingga lelaki itu menyuruhnya beristirahat sejenak, di flat apartemen mewah yang ditinggalinya saat itu.
Sedangkan Taehyung, tak peduli bahwa sekarang sudah pukul dua pagi, dirinya akan tetap melakukannya.
Sebentar lagi masuk ke bulan Agustus.
Tugas pertama menjadi ketua, serumit ini.
Dari delapan orang tersebut, satu orang memilih untuk tinggal. Lelaki itu masih duduk, tepat di samping Taehyung, dari bagian meja lainnya di area tengah apartemen tersebut. Di mana mereka duduk beralas karpet beludru, untuk menyelesaikannya secepat mungkin.
"Mending lo istirahat dulu." saran Taehyung.
Tetapi Joshua Hugo Galunggung, terkekeh kecil untuk menggeleng. Tetap pada posisinya di sana, untuk menyisir catatan.
"Secara teknis, gue wakil ketua, ya." Joshua meliriknya sekilas. "Hasil voting buat lo 51, gue 50. Kurang sengit apa antara kita berdua, padahal calon ada tiga, hm?"
"Lo punya angka tinggi karena tiga dari lima ketua, vote lo. Itu harga totalnya 15 poin."
Joshua membalasnya dengan tawa puas. "Lo dapat vote dari ketua 47. Lo pikir, itu harganya berapa, heh? Gede, hei!"
Karenanya Taehyung menggelengkan kepala sembari meringis pelan. "Ya, kalau lo rela kena getahnya untuk perekrutan anggota ini, gue gak apa."
"Kita kan tetap harus turun ke lapangan." Joshua berucap, mencoba untuk fokus kembali. "Itu bagian paling susah daripada nyortir kemungkinan kayak gini."
Hal itu membuat Taehyung meringis, untuknya menumpukan dahinya di atas meja. "Susah banget... bangsat..."
"Kira-kira, dari sekiranya 100 yang lo pilih, dari mereka yang udah daftar ulang, ada yang lo udah yakin, belum?"
"Ada." Taehyung mengerang, sesaat, sebelum menarik kepalanya lagi, untuk menjadi lurus. Taehyung segera memberikan empat lembar kertas dua rangkap pada Joshua, membiarkannya mengambilnya. "Dari 100 ini, gue udah fix banget buat masukin mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARCHIVE - SEASON 2 (OCTAGON UNIVERSE)
FanfictionJANGAN MEMBACA ARCHIVE JIKA BELUM TAMAT OCTAGON 2: SEX, PARTY AND ROCK 'N ROLL. WARNING!! BERISI PENUH SPOILER!! Hanya penggalan spin-off dari para karakter di Octagon.