Prolog

372 16 0
                                    

" Hallo nama mu siapa, aku liat dari tadi diam terus "
Ucap Seorang anak laki-laki berpakaian sama dengannya dengan topi berwarna biru langit yang menutupi rambutnya dan tangannya yang memegang sebatang coklat yang belum ia makan sama sekali

tanpa ada yang minta anak itu langsung duduk disamping renjun mendengarnya renjun langsung menengok ke samping, melihat anak itu mengenakan tas dan sepatu mewah membuat renjun langsung menundukkan kepala

ia bisa menebak anak kecil disampingnya ini adalah termasuk orang kaya yang tidak ada apa-apanya dibanding dirinya, ia hanya mengenakan sepatu usang dan tas yang sebagian terlihat jelas dengan jahitan

membayangkannya saja membuat renjun langsung insecure ia menganggap ia tak pantas bersanding dengan anak disampingnya ini dan tanpa renjun sadari anak disampingnya itu senantiasa menunggu ucapan yang terlontar dari bibirnya

"  Hey!, kok diem kalau orang tanya itu dijawab " sentak anak kecil itu ia lama-lama dibuat jengah dengan anak disampingnya ini

renjun tersentak mendengarnya ia menggeleng pelan dan melirik kesamping melihat raut wajah anak disampingnya ia menjadi merasa bersalah

" Emm.... itu ak-aku Renjun " Anak yang bernama renjun memalingkan wajahnya ia mengigit bibirnya saat tidak mendengar sahutan dari sampingnya, apa anak itu akan meledek dan menjauhinya seperti anak lainnya tapi pikiran buruk itu langsung pudar saat mendengar kembali ucapan dari sampingnya

"  Ha!? Renjon.... Renon yang keras dong masak laki suaranya kayak semut " Renjun kembali menoleh kesamping dan meringis pelan

" M-maaf  Namaku R-renjun " ucapnya kembali dengan sedikit keras agar terdengar oleh anak disampingnya

" ohh renjun, lain kali kalok ngomong yang keras dong biar semua orang tau nama keren kamu, sepatutnya kamu bangga punya nama keren pasti mama mu ya yang kasih " cerca anak tersebut

" bentar renjun kok sendirian disini? gak mau gabung sama yang lain? " tangan anak itu menunjuk ke arah depan dimana banyak anak-anak seumuran dengannya bermain dan berkenalan satu sama lain, mendengarnya renjun langsung menunduk memegang erat tali tasnya

" e-engga lebih enak sendiri, kalau kamu mau gabung kesana aja sendiri aku mau disini " katanya dan langsung mendapatkan tatapan heran dari anak disampingnya

" kok gitu nanti kamu gak bakal punya teman " ucap anak tersebut

ohh renjun malu ya mau kenalan, yaudah ayo kita kesana bareng!! " ucapnya semangat dan tanpa disuruh ia langsung menarik tangan renjun menuju ke arah banyaknya anak-anak yang bermain didepan sana

" eh hallo nama mu siapa ayo kenalan " ucap anak tersebut dengan riang  tanpa memperdulikan renjun yang sedari tadi mencoba melepaskan tangannya dari tarikan anak disampingnya

terdapat 5 anak yang sedang bermain kelereng di tanah dan salah satu dari kelima anak itu menatap jijik ke arah renjun

" gak!! aku gak mau temenan sama anak haram dan miskin kayak dia!! " teriak salah satu anak tadi mendengarnya anak disamping renjun tersentak ia tidak bodoh apa yang diucapkan oleh anak didepannya ini

" kalau kamu mau main sama kita jangan ajak dia " ucap lagi salah satu anak dari kelima tadi yang membuat hati renjun kembali sakit

" kok gitu! renjun itu baik, bukan anak haram!! " bela anak disamping renjun

" kamu yang sepatutnya harus tau kalau dia itu memang anak haram hanya anak miskin yang beruntung sekolah disini, liat bahkan penampilannya seperti orang miskin tapi memang miskin sihh, tau dah eh ayok pergi dari sini ada Pengganggu " kelima anak tersebut langsung pergi meninggalkan renjun dan anak disampingnya

" ck seenaknya ngatain orang miskin awas kalok ketemu yahh tinggal nama kalian semua " anak tersebut menatap marah kelima anak tadi yang berjalan menjauh

sedangkan renjun mencoba menahan tangisnya mendengar kata-kata hina yang mereka lontarkan padanya

" yaudah gapapa kita berdua juga bisa jadi sahabat kok, renjun gak usah ambil hati kata-kata mereka ya " anak itu menatap renjun yang menunduk, ia tersenyum lalu memegang pundak renjun yang masih menunduk

" Renjun, dengar Jangan khawatir aku akan senantiasa  menjadi sahabat setiamu walaupun kita masih SD, anak-anak dengan pemikiran masih labil akan sulit mempercayai omongan dalam sehari jadi pegang kata-kata ku nanti jika suatu hari nanti kamu masih ragu berteman dengan ku "

Renjun mengangkat wajahnya menatap anak tadi tanpa ekspresi apa ucapan anak didepannya ini bisa ia pegang, ia takut jika ini hanya kata bualan saja hanya untuk membuatnya berharap lebih pada sosok didepannya

" Kau tau hidup tanpa didampingi oleh orang tua memang tidak enak bahkan hidup dalam kesendirian memang bukan hal lumprah bagi setiap anak di dunia ini " Anak tadi tersenyum lebar saat renjun mendengarkan dengan seksama

renjun sedikit tersentak bagaimana cara bicara anak didepannya ini yang seolah-olah tau akan kondisinya

" Jadi aku disini untuk menjadi sahabat pertama dalam hidup mu,mencari kenangan bersama susah senang kita hadapi " lanjut anak tersebut

renjun berani bersumpah bahwa anak didepannya ini lah yang pertama kali mengulurkan tangannya, membantu ia berdiri  menuntunnya melewati banyaknya duri yang menancap di kakinya

Ia salut dengan anak didepannya padahal anak itu dengan dirinya sebaya, ia bisa liat kesungguhan di mata anak itu saat menatapnya. tanpa ia sadari tangis yang tadi ia tahan karena robekan dihatinya kini terganti dengan tangisan yang membantu dirinya mengobati sakit dihatinya

" Haha... Jangan nangis dongg jelek tau kalok nangis, anak laki tuh jangan cengeng nahh sekarang kamu dan aku adalah sahabat okey, jangan sungkan kalau minta tolong karena itulah gunanya sahabat, renjun " Anak itu menjulurkan kelingkingnya dengan renjun dan disambut baik dengannya tanpa rasa ragu lagi

" Jadi jangan kecewakan aku nantinya " Ucap Renjun yang mulai tersenyum lebar sekarang ia akan mempunyai teman baru ralat sahabat

" Aku tidak bisa berjanji jadi akan aku usahakan dan ingat ucapanku tadi jika aku pergi ya " Ucap anak itu yang membuat kerutan didahulukan renjun

" hahaha engga aku cuma bercanda tadi " gelak anak itu saat melihat raut wajah renjun yang begitu konyol menurutnya

Haha... Terima kasih sudah mau jadi sahabat ku, aku menghargaimu menjadi sahabat ku dan mari kita cari kesenangan bersama. emm... dan Ngomong-ngomong namamu siapa? " Sebenarnya renjun ingin mengetahui nama anak didepannya ini sedari tadi ia mengenalkan namanya

" Ahh... itu namaku–






























































































TBC

Hello thanks udah mampir, omong-omong kalian kepo gak sama yang anak yang nyamperin renjun

kalok ingin tau ayo buka bab yang udah aku up, tapi sorry ya kalau cerita di bab ini gak sesuai ekspetasi kalian

okey janlup vote komen and share cerita ku ini biar banyak yang baca

see u~💚💚

𝙶𝙾 𝙳𝚁𝙴𝙰𝙼 𝙼𝚈 𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳𝚂 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang