" tidak, jangan.... KAK NA!!"
BUGH
" akhh " Abrian menendang perut jaemin dengan kakinya hingga jaemin tersungkur, meringkuk menahan sakit di perutnya perih dan mual yang ia rasakan belum lagi kakinya yang belum sembuh, Abrian berdecih memandang remeh ke jaemin
" Lemah! , sok sokan satu lawan satu sekali tendang, cih " Kini abrian memaksa jaemin untuk berdiri dan langsung ia berikan bogeman hingga hidungnya mengeluarkan darah dan pipinya yang baru saja sembuh kini mengeluarkan darah dan sedikit membiru
jisung yang sama-sama mengeluarkan darah dari sudut bibirnya memandang nanar ke jaemin yang kini terkapar di lantai, ia merasa sangat menyesal semua ini karenanya seharusnya jaemin yang kini sebentar lagi akan pulih dari sakitnya harus kembali merasakannya
" hiks... kak Na "
" Cemen lo, gitu aja pakek segala nangis " Nasel dan arian teman abrian menertawakan jisung dengan puas dan kini Nasel menjambak rambut jisung yang kini terhisak menyaksikan jaemin didepannya yang terus menerus mendapatkan pukulan dan tendangan
" Ra, apa ini engga keterlaluan ya gue jadi kasihan sama mereka terutama jaemin kan kakak lo " Yena satu lagi teman mira yang perempuan kini menatap kasihan ke depan, ia dengan jaemin memang seumuran tapi kelas mereka berbeda, sesekali yena menoleh agar ada siswa yang lewat sejujurnya ia tak sanggup melihat adegan didepannya ini
" ck dia cuma kakak tiri, gue dari dulu paling benci sama dia, apa-apa selalu dia bahkan dulu dia pernah buat gue kecelakaan " Mira merangkul yena dan ber smirk menatap remeh ke depan
dan sekarang kita kembali ke jaemin yang kini terkapar dengan darah di dahinya akibat jambakan yang ia dapatkan dari abrian dan membenturkan nya di sisi tembok, abrian kini berjongkok di depan jaemin yang kini hanya bisa menahan sakit di sekujur tubuhnya
" ini akibat lo! yang coba nantangin gue dan sekali lagi lo ganggu pacar gue lagi musnah lo!! "
-dih kurang kerjaan gue ganggu mak Lampir kek dia, duh anjirr perut gue sakit lagi- batin jaemin
kini abrian berdiri merangkul sang kekasih dan menyuruh teman-temannya menyudahinya meninggalkan jisung yang kini menghampiri jaemin
" hiks... kak maafin jie i-ini hiks sal-ah jie " jisung mengepalkan tangannya menahan tangisannya yang hampir meledak, ia membantu jaemin bersandar di tembok belakangnya
" shh g-gak, jangan s-alahin jie ini bukan s-salah lo " jaemin meringis saat perutnya merasa perih saat ia berbicara, ia memejamkan matanya berusaha menahan rasa sakit yang kini mulai menjadi saat ia menggerakkan bagian tubuhnya, ia menatap sekeliling koridor sepi sekali hanya ada dia dan jisung apa semua murid ikut mendekor untuk menyemangati tim basket idola mereka
" sung l-lo shh bisa panggil mereka b-buat kesini? " ucap jaemin susah payah, jisung mengangguk dengan air mata yang sesekali turun saat ia mengangguk
" i-iya kak na tunggu sini dulu! jie bakalan cepet " tanpa tunggu lama jisung berusaha lari menuju ruang basket walaupun tubuhnya sama-sama terasa sakit akibat pukulan dari kedua teman abrian, dan sesekali ia menyeka air matanya saat berlari
••••
" kalok giring bola kek gini bukan kek gitu malika na'uzubillahiminzalik punya tim kek lo tuh " Jeno yang frustasi akibat haechan yang sedari tadi Mendribling bola selalu salah
" ck. gini gue udah betul ya!! saipul mata lu aja yang buta gue dribbling bolannya pakek tangan bukan kaki " ucap haechan nyolot
" dah udah sekarang coba lo lempar bolanya ampek masuk ring " chenle melempar bola basket ke haechan
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝙾 𝙳𝚁𝙴𝙰𝙼 𝙼𝚈 𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳𝚂
Fiksi Remaja" 𝙿𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚞𝚎 𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚞𝚊𝚕𝚒 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚘 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚝𝚊𝚑𝚒𝚗 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚕𝚘 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝 �...