jaemin perlahan membuka matanya setelah 4 hari ia tak sadarkan diri ia memandang lirih ke sepenjuru ruangan, sepi itu yang bisa ia simpulkan
seluruh tubuhnya kaku dan nyeri terlebih lagi di bagian perutnya, ia berusaha mengingat apa yang membuatnya sampai-sampai ia berakhir di sini dan ingatannya tertuju saat abrian memukulnya
saat jaemin asik melamun tiba-tiba pintu terbuka perlahan menampakkan seorang dokter dengan suster yang senantiasa di belakangnya
" akhirnya anda sadar setelah tidur selamat 4 hari " jelas dokter yang kini mulai memeriksa keadaan jaemin
" sepertinya keadaan anda sudah mulai stabil dari hasil pemeriksaan saya hari ini " ucap dokter
jaemin dengan tangannya melepas selang oksigen yang bertengker di hidungnya selama 4 hari ini sang dokter yang tau segera membantunya
" paman, sekarang bisa jelaskan sekarang " ucap jaemin dan langsung di mengerti oleh sang dokter ia memberikan kode kepada sang suster dan langsung dimengerti, sang suster itu langsung keluar dari ruangan
meniggalkan sang dokter dengan jaemin sekarang, dokter itu mengeret kursi di samping brangkar dan mendudukinya di sana
" jaemin, paman sarankan kali ini kamu harus menjalankan pengobatan ke luar negeri, penyakit mu kali ini tidak boleh di tunda itu akan berakibat kepada nyawamu sendiri "
sang dokter yang di panggil paman menatap khawatir sang keponakan di hadapannya, ia sedih saat mengetahui keponakannya ini mengidap penyakit Seserius ini
" paman, aku... tidak bisa " ucap jaemin lirih ia tidak mau meninggalkan sahabat-sahabatnya di sini ia tidak ingin membuat sahabatnya khawatir atas kepergiannya secara tiba-tiba
" why? Your illness is very serious you should not take it lightly "
" eee.... anu paman hehe gak bisa bahasa Inggris " sang paman menghela nafas ia baru ingat bahwa keponakannya ini bodoh dalam bhs Internasional
" kali ini paman mohon jaemin ikuti saran paman, ini demi kebaikanmu juga " ucap sang paman
" tapi paman, bagaimana nasib temen-temen kalau tiba-tiba jaemin pergi " ucap jaemin lirih
" kamu ini hanya mementingkan perasaan temanmu coba sekali ini jaem pentingin nyawamu kali ini " sang paman menghela nafas kasar saat tidak mendapatkan sahutan dari jaemin
" bagaimanapun paman akan tetap paksa kamu untuk pergi bersama paman ke luar negeri untuk pengobatanmu " sang paman hendak beranjak dari duduknya tapi sebelum melangkah ia berhenti setelah jaemin berucap
" oke, jaemin akan ikut paman tapi paman beri aku waktu setelah lulus dari sekolah " ucap jaemin setelah ia berfikir sesaat, sang paman terdiam beberapa detik dan akhirnya ia mengangguk singkat
" baik, paman akan beri kamu obat lagi untuk mencegah perkembangan penyakit kamu sementara dan ini untuk terakhir kalinya " lalu sang paman beranjak keluar dari ruangan meninggalkan jaemin yang kini melamun menatap langit biru tanpa awan dari jendela ia berfikir
bisakah penyakit ini sembuh dari tubuhnya? jika iya maka keputusannya untuk ikut sang paman benar-benar tepat
tapi jika tidak, apa ayah dan mamanya akan sedih atau malah sebaliknya? tidak-tidak ia yakin ayah dan mamanya tidak akan setega itu, ia harus berpositif thingking
bahkan jaemin tidak berfikir lebih jauh bagaimana dengan sahabat-sahabatnya yang senantiasa menunggunya di garis finish
dia, Nares jaemin Andreas mengidap penyakit yang begitu serius hari-harinya hanya di penuhi dengan obat dan obat sampai sekarang ini

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝙾 𝙳𝚁𝙴𝙰𝙼 𝙼𝚈 𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳𝚂
Teen Fiction" 𝙿𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚞𝚎 𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚞𝚊𝚕𝚒 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚘 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚝𝚊𝚑𝚒𝚗 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚕𝚘 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝 �...