suara tapak kaki menggema di lorong rumah sakit, jam hampir menunjukkan tengah malam,sepi yang bisa ia pikiran saat ini ia membawa kaki jenjangnya menaiki lif menuju lantai paling atas
sesampainya disana tujuannya hanya atap rumah sakit, sepi dan gelap disana tanpa rasa takut ia membawa kaki jenjangnya menuju ujung atap, tangannya memegang besi penyangga menghela nafas sejenak melihat lampu-lampu gedung maupun dari rumah-rumah
ia memejamkan mata sejenak menghirup udara malam membiarkan rambutnya yang diterpa angin ia membuka matanya dan merogoh sakunya ia termenung sejenak memikirkan ucapan ibu panti tadi sore
" nak renjun ada kemungkinan nak renjun akan sulit menemukan saudara nak renjun " bagaikan petir yang menyambar renjun yang tadinya memiliki harapan kini kandas
" ibu gak mungkin, kan udah ada fotonya kemungkinan renjun bisa cari " ucp renjun
" iya, ibu tau tapi kejadian selepas kamu ibu temukan dengan saudara mu, ibu menjadi kurang yakin " ujar ibu panti
" i-ibu pernah nemuin saya dengan saudara saya bu? " tanya renjun kaget dan diangguki ibu panti
" iya dulu ibu pernah ngerawat kamu sama saudara mu tapi.... sebuah kejadian yang membuat kamu terpisah dengan saudara mu " ucp ibu panti
" tapi saudara renjun masih hidup kan bu? "
"ibu tidak yakin....Tragedi 18 tahun silam sebelum panti ini dibangun ibu pernah membawa kalian pergi ke bandara tapi kejadian yang membuat suami ibu merenggut nyawa,mobil kami mengalami kecelakaan di pinggir jurang suami ibu memaksa ibu untuk keluar membawa kalian, disaat semua orang berusaha menyelamatkan suami ibu mobil kami sudah terjun ke jurang bersama....s-saudaramu, maaf ibu telat menyelamatkan adikmu " jelas ibu panti sambil menyeka sudut matanya
Renjun menatap foto itu dengan sendu sungguh renjun rasanya ingin sekali menyalahkan takdir kenapa ia harus kehilangan satu satunya saudaranya, jika tragedi 18 tahun lalu tidak terjadi mungkin renjun akan bersyukur memiliki keluarga yang mendampinginya
namun apa boleh buat ia tidak bisa menyalahkan ibu panti yang terlambat menyelamatkan adik kembarnya, saat ini apakah ia bisa menemukan saudaranya? walaupun kecil kemungkinan kata ibu panti karena saudaranya juga ikut terjun ke jurang
jika renjun kemungkinan akan bisa mencari kedua orang tuanya tapi tidak dengan saudaranya rasanya ia ingin pulang istirahat untuk menjernihkan pikirannya biarkan takdir yang akan menuntunnya
" hahhhh, kenapa baru sekarang ibu kasih tau coba dari dulu pasti gue bisa cari mereka walaupun akan sulit " renjun mendongak menghadap rembulan malam, cahaya menerpa wajahnya sangat jelas jika ia sungguh lelah
" akhh bisa-bisa stress gue " renjun mengacak rambutnya
" kasian udah stres mana masih muda lagi....
••••
" ayolah nih mata dari tadi kagak merem-merem gue kasih balsem tau rasa " grutu haechan sambil memukul pelan matanya
" mata mata lo juga serah mao lo apain " sahut Jeno
" ck. cepet merem kagak lo besok gue ada latihan basket " treak haechan
" chan! bisa diem kagak sihh kagak bisa tidur gue " jaemin melempar haechan dengan jeruk dan sukses kena kepalanya
" sakit njir " keluh haechan
" ya lo, makanya diem ganggu orang mau tidur besok kita juga sekolah bukan lo doang " sahut mark yang tiduran di sofa
" ya nih mata kagak bisa ke tutup elah " haechan mencak-mencak dan menyenggol chenle disampingnya yang udah hampir merem tapi kebuka lagi

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙶𝙾 𝙳𝚁𝙴𝙰𝙼 𝙼𝚈 𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳𝚂
Teen Fiction" 𝙿𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚞𝚎 𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚞𝚊𝚕𝚒 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚘 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚝𝚊𝚑𝚒𝚗 𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚕𝚘 𝚜𝚊𝚑𝚊𝚋𝚊𝚝 �...