BAB : 34

43 3 0
                                    

disini lah renjun sekarang duduk berhadapan dengan sang CEO perusahaan matanya tak lepas dari sosok dihadapannya, lihatlah wajah yang hampir mirip dengannya sedari tadi renjun menahan tangisnya melihat dengan nyata sosok yang ia rindukan sedari kecil

" Jadi apa yang sebenarnya kalian bertiga lakukan di perusahaan saya " seseorang itu menatap mereka ber3 dari sebrang meja, aura khas seorang ceo terpancar kuat dari dirinya

" ya mau ketemu bapak lah, emang mau ketemu siapa lagi selain bapak " ucap haechan tangannya sibuk memposisikan plester di pipinya yang terkena goresan dari vas bunga tadi

sedangkan jaemin dan renjun menatap tajam haechan yang berada ditengah, tanpa diduga cubitan maut yang berasal dari renjun membuat haechan menahan teriakannya

" sakit anying!! " bisik haechan ia mengelus pahanya yang panas dan sakit

" tem lo bisa diem kagak!, ini CEO goblok gue lempar juga lo dari sini " bisik renjun greget sedangkan haechan tak menggubris ucapan renjun karena mulutnya yang sibuk meniup pahanya yang panas serta tangannya yang mengelus-elus pahanya

" ehe maap pak temen saya emang rada, sok atuh dilanjutkan " jaemin mengkode renjun agar menjawab pertanyaan sang CEO tadi karena ia melihat perubahan dari wajah beliau

" g-gini pak nama saya Raespati Artair Se'njana s-saya  eee— renjun meremas tangannya sendiri dibawah meja ia merasakan sangat gugup saat melihat wajah dingin sang CEO, sang CEO menaikan satu alisnya saat tak ada ucapan lagi dari renjun

" terus? " oke, renjun rasanya tidak bisa mengeluarkan Kata-kata dari mulutnya setelah mendengar Jawaban dari sang pemilik perusahaan yang ia tempati sekarang

_buset, serasa berhadapan sama malaikat _ batin renjun

haechan yang disamping renjun menatapnya malas pikirnya renjun seperti ingin meminta gaji lebih pada sang atasan padahal hanya menjelaskan bahwa anaknya yang dulu sempat hilang adalah renjun, jika itu benar

" gini pak, bapak kan dulu pernah punya anak kembar kan dan saya gak tau ceritanya bagaimana tiba-tiba bisa ada di depan pintu panti asuhan, nah anak bapak yang kembar itu kecelakaan sama sepasang suami-istri pemilik panti itu yang satu meninggal bersamaan dengan sang suami pemilik panti itu sedangkan yang satu ada dihadapan bapak sekarang ini " jelas haechan cepat karena matanya sangat gatal
melihat renjun yang lelet menjelaskannya

renjun mendelik ke arah haechan yang kembali sibuk mencopot plesternya lagi karena salah menempelkan, dan renjun menatap jaemin yang kini mengkode untuk tetap tenang dan menjelaskan pelan-pelan

renjun menghembuskan nafas pelan lalu mengeluarkan foto dari dalam tas sekolahnya dan sebuah kotak hitam yang dulu ibu panti perlihatkan kepada dirinya ia taruh diatas meja

" Ayah—m-maksud saya jika anda tidak percaya kepada saya, saya punya bukti kotk hitam ini dan foto ini ibu panti yang kasih " renjun menatap seseorang didepannya dengan serius, renjun sangat memohon untuk kali ini semoga usahanya selama ini tidak sia-sia. beberapa bulan yang lalu saat libur semester dengan sendirinya renjun mencari keluarga Satu-satunya yaitu ayahnya ke kota sebrang

ia merelakan waktu yang dulu ia impikan untuk pergi menjernihkan otak untuk mencari keberadaan ayahnya, keringat dan lelah bagi renjun itu tidak  menghalanginya untuk mencari keberadaan ayahnya

sampai libur semester telah usai pencariannya kepada sang ayah tidak membuahkan hasil apapun, renjun dengan punggung bergetar pulang ke panti dan menangis di pundak sang ibu, ia bercerita bahwa pencariannya selama ini sia-sia tidak membuahkan hasil apapun.

ibu panti yang merasa kasihan kepada anaknya mencoba membantu semampu dirinya bisa. hingga 1 bulan berlalu ibu panti mendapatkan informasi yang sangat membantu renjun untuk mencari ayahnya dan sekarang renjun bisa melihat dengan langsung sosok wajah ayah kandungnya.

𝙶𝙾 𝙳𝚁𝙴𝙰𝙼 𝙼𝚈 𝙵𝚁𝙸𝙴𝙽𝙳𝚂 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang