6 | KRIMINAL

23 6 0
                                    

Suara sentuhan spidol terhadap papan tulis terdengar berulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara sentuhan spidol terhadap papan tulis terdengar berulang kali. Bahkan dirinya juga memijat pelipis terus-menerus, pun menggigit bibir bawahnya frustrasi.

"GRRRRRR!!! Kenapa aku bodoh sekali?!!" Anna berteriak dalam hati.

"Sial, aku sangat berharap aku satu kelas dengan mereka! Atau setidaknya salah satunya saja!"

"Aku benar-benar tidak menyukai matematika sialan ini!"

Anna melirik pemuda di sampingnya yang tampak akan segera menyelesaikan pertanyaan sulit ini.

"Dia terlihat pintar."

"Anu?"

Pemuda itu menoleh, menatap Anna lama. Kemudian mulai membuat raut wajah tak sanggup.

"Aku benar-bentar akan mati!"

"Astaga, kau juga bodoh ya?" desis Anna yang telah pupus harapan.

Di waktu yang sama pun, dirinya menatap ke arah lain. "Apakah kelas 1-F benar-benar hanya diisi orang-orang bodoh? Menyedihkan—"

Ucapan dalam hatinya terhenti ketika melihat beberapa pria yang berjalan beruntun sembari membawa seorang pemuda dengan uniform seiras seperti Anna dan anak-anak lainnya.

Pandangannya mengerjap tak sangka saat bola matanya yang telanjang itu mendapati dengan jelas bahwa kedua tangan pemuda yang tengah dibawa dengan rombongan besar itu terdapat banyak darah.

"Hah! Apa dia baru membunuh orang? Kenapa darahnya banyak sekali?"

"Apa itu?"

"Hei! Itu kan Oikawa Tooru dari kelas 3-E!"

Kelas ini pun mulai gaduh, berdesak-desakan demi mendapatkan tontonan yang berada di depan luar kelas ini.

Sedangkan Anna kembali menatap soal yang belum dirinya pecahkan.

"Apa-apaan mereka ini? Mereka lebih tertarik dengan hal tak menyenangkan seperti itu?"

"Tentu saja," Pemuda di sampingnya itu menyahuti. "Dia itu kelas 3 yang paling populer, namanya Oikawa Tooru. Semua gadis menyukainya."

"Ha? Aku tidak, tuh," balas Anna.

"Ya jelas lah, kau kan laki-laki? Bagaimana mungkin laki-laki menyukai laki-laki."

Anna segera menggeleng-gelengkan kepalanya sambil bedecak. "Ckck, salah besar! Aku ini seorang gapan!"

"Ga-gapan? Apa itu?"

"Gadis tampan!" serunya dengan menunjukkan ibu jari, tak lupa dengan wajah sombongnya.

"Anak-anak kembali ke tempat duduk kalian masing-masing. Perhatikan yang ada di depan, jangan perhatikan hal lain!" seru seorang guru.

"Ka-kau seorang gadis?"

"Benar, hahaha!" Entah mengapa Anna justru terlihat percaya diri. "Aku bisa dibilang gadis yang tampan, bukan?"

𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang