LINGKUNGAN menjadi salah satu faktor alasan mengapa seseorang mulai berani melakukan hal yang tak pernah dilakukannya.
"Berani bertaruh?"
"Apa?"
"Apa yang terjadi pada Kak Ryu setelah dihajar oleh Oikawa?"
"Aku yakin tengkorak wajahnya hancur, ahaha!"
"Tidak tidak, seharusnya lebih dari itu."
"Benar! Bagaimana dengan lumpuh permanen?"
"Fakta tentang dewasa bukan hanya dilihat dari usia memang benar adanya," timpal seorang pemuda tinggi yang menggendong softcase gitar berwarna hitam.
"HA?" Atensi mereka pun beralih menatap pemuda tersebut. "Apa kau bilang, sialan?!"
"Apa kalian bodoh? Kalian mengerti apa maksudku," ungkap pemuda itu lagi.
"DASAR SINTING!"
"KAU BERANI PADAKU, HA-"
"Hei, hei," potong salah satu temannya. "Sudah jangan diladeni, lihat dia tinggi. Aku yakin dia kelas tiga."
"Grr, menyebalkan!"
Melihat tidak ada perlawanan, pemuda itu segera melangkah pergi meninggalkan mereka.
Beralih menuju stage yang telah disiapkan, dan kemudian mulai mengeluarkan gitar elektrik dan softcasenya.
Suara petikan gitar mulai terdengar, menyita atensi di kantin asrama laki-laki ini.
Beberapa yang sudah mengenal tentu menunggu-nunggu lagu yang akan dimainkan, sedangkan yang belum kenal seperti penerima undangan kedua tentu saja bertanya-tanya siapa dia.
"Halo semua, selamat malam," sapanya. "Seperti biasa saya akan menyanyikan beberapa lagu, menemani kalian yang tengah menyantap makan malam."
"Sebelum itu, saya akan memperkenalkan ulang diri saya. Karena, kelas satu penerima undangan kedua mungkin akan bertanya-tanya."
"Jadi semuanya, perkenalkan nama saya Semi Eita dari kelas 3-D."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓
Fanfiction"Selamat datang di Alice Van." ALICE VAN © CIROACE HAIKYUU © HARUICHI FURUDATE - typo, ooc - haikyuu x oc (reader)