18 | JATUH

15 4 3
                                    

Uap asap mengepul keluar dari mulut yang terbuka setelah menepikan cerutunya sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uap asap mengepul keluar dari mulut yang terbuka setelah menepikan cerutunya sebentar.

Pandangannya tak beralih bahkan sedetik pun dari gedung asrama perempuan di depan sana.

"Uang membuat semua orang rela melakukan apa saja."

Setelah mengatakannya, ia segera membuang puntung rokok itu ke tempat sampah yang berada di sampingnya.

Tanpa menunggu lama, Kageyama Tobio segera meninggalkan ruangan kamarnya dan menuju gedung di depan sana.

"Kamar nomor 121, kan?"

Langkah kakinya terhenti begitu sampai di lobby asrama perempuan.

Melihat layar monitor besar di depan sana, guna untuk mengabsen kehadiran murid perempuan yang telah memasuki asrama.

Tobio tak buta untuk melihat jelas di bawah nama Elina terpampang sebuah cahaya abu.

"Dia belum masuk ke asrama, ya? Apa dia begadang di suatu tempat?"

"Hanya ada satu tempat yang bisa ditempati siswa-siswi untuk beristirahat, yaitu gedung utama. Di mana UKS unggulan berada, apa yang terjadi padanya?"

"Ah," Tobio berbalik mengganti tujuannya. "Menyusahkan sekali, ini semua demi uang."

Digesernya pintu UKS, terlihat seorang gadis berbaring dengan tenang di atas brankar seorang diri.

"Ceroboh sekali, sekolah ini tidak memiliki aturan tentang pergaulan. Kenapa berani sendirian di gedung yang gelap dan besar ini?"

Kakinya melangkah mendekati gadis tersebut, siap membungkam mulutnya jika ia terbangun begitu saja.

Tobio terdiam, memperhatikan wajah yang damai itu. "Kau? Gadis yang hampir bunuh diri itu?"

Tentu terkejut, Tobio baru menyadarinya saat ini. Setelah berminggu-minggu lamanya ia mengawasi pesanan seseorang ini.

Tobio melirik ke ujung brankar, tertulis jelas nama Kiyozumi Elina. Kemudian, ia kembali memperhatikan gadis itu.

"Kiyozumi Elina, ya?" gumamnya. "Maaf, tapi uang lebih berharga dari apa pun untukku."

"Aku pernah bilang padamu, kan? Saat aku menjadi pemimpin, aku akan melakukan sesuatu dengan seenaknya. Aku akan bertingkah sesuai dengan pilihan yang aku mau."

"Ya, menjadi jahat bagi orang lain tidak begitu buruk."

Pada saat yang sama, Tobio mengambil kain yang sudah dilapisi obat tidur. Kemudian, ia segera membekap mulut Elina.

𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang