33 | DARIKU

33 4 0
                                    

"Selamat tinggal, Harunaku sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat tinggal, Harunaku sayang."

Kalimat itu masih terngiang di dalam ingatan Haruna, dahulu kala ia tak memusingkan kalimat itu. Tentu saja, ia selalu bertanya-tanya mengapa ibunya tak kunjung pulang. Tapi, tak seperti sekarang— bagaimana Haruna mulai mengerti. Lantas dirinya pun berpikir jika memang Haruna anak tersayang, mengapa mengucapkan selamat tinggal. Itu hanya digunakan untuk mereka yang akan berpisah, jika ibunya menyayangi Haruna— seharusnya dia tidak meninggalkan Haruna.

Terlebih, Haruna memiliki adik yang sakit-sakitan. Izumi Haruna bukanlah anak tunggal, ia anak sulung. Hitoshi mulai malas untuk bekerja, pendapatan mereka berkurang. Dimulai dari kekurangan air bersih, tak memiliki listrik— hingga berakhir harus meninggalkan rumah besar yang penuh kenangan itu untuk keberlangsungan hidup mereka. Mereka menempati rumah dengan biaya yang murah.

Kehidupan mereka berbanding terbalik dari sebelumnya. Haruna yang semula sekolah di sekolah internasional pun mau tak mau harus merelakan pendidikannya. Lagipula, sekolah telah mengeluarkan Haruna sebab tak mampunya gadis itu untuk membayar tunggakan. Kini ia beralih menjadi tulang punggung keluarga. Pergi ke setiap komplek perumahan hanya untuk mencuci pakaian mereka. Begitu pulang harus mengurus ayah dan adiknya yang sakit.

Perawatan untuk adiknya begitu mahal, Haruna harus menabung untuk memenuhi hal itu. Namun, ayahnya yang sekarang menjadi pemabuk dan pejudi berat adalah masalah besar. Tak mampu membayar biaya perawatan adiknya— hingga berakhir membuatnya harus kehilangan satu-satunya adik yang ia miliki.

Di pemakaman umum ini Haruna terdiam, setia berdiri di kala yang lain mulai pergi dan meninggalkannya sendirian.

"Sudah tidak sakit, ya?"

"Dunia terlalu jahat untuk kau tinggali. Maaf, tapi lebih baik seperti ini," ungkapnya lagi.

"Di sana kau bisa hidup abadi dengan tenang, tidak perlu menangis kesakitan, apalagi merindukan orang-orang yang meninggalkan kita."

"Maafkan aku karena tidak bisa menjadi kakak yang lebih baik lagi. Maaf."

Hari itu angin begitu menyejukan sekitar. Dalam perjalanan pulang, Haruna melihat iklan layar lebar— seorang laki-laki yang berhasil dengan bisnisnya berbicara tentang keberhasilan hidup.

"Siapa pun bisa menjadi apa pun. Ini bukan sebuah harapan, tapi tujuan. Dalam hidup kita harus memiliki tujuan."

"Hanya ada tiga yang harus kau lakukan di dunia ini. Pertama mengejar mimpi itu. Kedua, setiap kau terjatuh kau harus bisa bangkit. Dan terakhir, hanya keberhasilan."

"Jadi lah pribadi yang tak pernah kau temui di mana pun."

Tak begitu mengerti, namun Haruna menyukai kalimat-kalimat laki-laki itu. Keiko Akio— mulai sekarang akan menjadi tujuan Haruna. Seperti perkatannya, Haruna akan menjadi seseorang yang tak pernah ia temui di mana pun.

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓ 🎉
𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang