Pukul enam sore, tak sedikit dari mereka yang sudah berkumpul kembali di posisi awal. Tampilan mereka begitu kotor dan berkeringat, dapat diyakini selama berjam-jam di dalam hutan— mereka mengalami banyak hal.
Suara desah keluh terdengar, mereka tampak kelelahan dengan permainan yang membuang banyak energi ini. Di saat mereka terduduk beristirahat, Ajax melangkahkan kakinya menghampiri Anna yang berdiri di antara siswa-siswi lain. Tentu atensi semua dengan seketika tertuju pada mereka.
"Apa menyenangkan melanggar perintah?" tanyanya. "Anda bahkan tidak berkontribusi banyak dalam kelompok Anda. Tapi, sudah melakukan pelanggar tak termaafkan— saya sangat kecewa pada Anda."
"... ti."
"Apa yang Anda katakan?"
"Berhenti kubilang!" Anna berakhir memekik. Suasana sekitar mendadak sunyi, pandangan gadis ini terangkat menatap Ajax yang setia dengan topengnya. "Berhenti. Berhenti berbicara dengan sopan padaku. Aku bukan atasanmu, jadi berhenti." Nafasnya tercekat, Anna menelan saliva-nya pelan. "Ekh— maafkan aku."
Ajax terdiam, namun kemudian laki-laki itu kembali bersuara. "50 poin dikurangi dari kelompok cokelat karena pelanggaran yang Keiko Anna lakukan."
"Ah, kenapa itu?"
"Sudah lah, dikurangi atau tidak kita tetap tidak termasuk ke dalam kandidat pemenang."
Benar, bahkan dari 100 kelompok yang ada— bagaimana seharusnya ada 3 kelompok yang mendapatkan bendera. Justru hanya 1 kelompok yang mendapatkannya, yaitu kelompok merah— Osamu, Tooru dan Elina.
"Sejujurnya ini adalah hal yang baru," ungkap Ajax. "Mengingat setiap tahunnya selalu ada banyak siswa-siswi yang tidak bisa mengikuti pesta penutupan. Ya, walaupun banyak dari kalian yang menyerah. Tapi ya, selamat menikmati pestanya."
Kemudian pemuda itu pergi begitu melirik Anna sekilas yang setia terdiam. Kepergian Ajax disambut dengan kedatangan Laura.
"Terima kasih untuk kalian semua yang sudah berpartisipasi dalam pertandingan ini. Sekarang, silakan kalian semua menyiapkan diri untuk pesta malam ini."
"Baik!"
Mereka menyeru senang, mendengar kata pesta seperti menghapus rasa penat mereka dalam sekejap. Di saat siswa-siswi yang lain berhamburan meninggalkan area hutan. Osamu justru menghampiri Anna yang setia terdiam. Melihat pergerakan Osamu yang mendahuluinya, Eita pun menepikan niatnya. Namun, daripada ikut pergi— Eita justru sengaja menunggu percakapan mereka untuk segera berakhir.
"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja, Anna?"
"Ya," Anna mengangguk. "Tak pernah sebaik ini, Samu."
"Benarkah?" Salah satu tangan Osamu terangkat, mengusap pelan punggung Anna. "Kalau begitu segera pulang ke asrama, bersihkan dirimu. Kita akan bertemu lagi di pesta nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓
Fanfiction"Selamat datang di Alice Van." ALICE VAN © CIROACE HAIKYUU © HARUICHI FURUDATE - typo, ooc - haikyuu x oc (reader)