22 | MUTLAK

16 3 1
                                    

Atsumu mencari panggung yang lain, bukan panggung Anna melainkan panggung miliknya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Atsumu mencari panggung yang lain, bukan panggung Anna melainkan panggung miliknya sendiri. Ya, sekarang dirinya berada di depan seorang tertuju, Kiyozumi Elina.

Pemuda itu tak begitu bodoh sampai tak menyadari ekspresi terkejut gadis di depan sana. Daripada menjelaskan situasinya, dengan salah satu kakinya yang kesakitan dirinya memilih melangkah cepat dan berakhir memeluk gadis itu erat, seolah takut kehilangan.

"Maafkan aku."

Dia berkata sambil kemudian berlutut Dan memeluk Elina yang berada di atas kursi roda.

Elina terkejut, yang sangat. Faktanya adalah seorang Miya Atsumu saat ini tengah memeluknya erat untuk detik yang lama.

"Seharusnya aku datang lebih awal, maafkan aku yang sudah meninggalkanmu, maafkan aku yang sudah gagal melindungimu."

"Miya-san? Tunggu, bagaimana bisa kau ada di sini?"

Atsumu setia memeluk Elina yang terduduk si kursi roda. "Apakah itu lebih penting daripada ini?"

"Aku mengkhawatirkan kekasihku, apa salahnya?"

Bahkan di saat seperti ini, Atsumu sempat-sempatnya mengatakan omong kosong, pikir Elina.

"Kau tahu?" Atsumu mengakhiri dekapannya itu, kemudian ia beralih menatap Elina. "Aku kesulitan untuk datang ke sini, setiap pintu keluar pasti penuh dengan murid sekolah. Jadi, aku nekat dan melompat dari lantai tiga."

"Ha?"

Melihat Elina yang kembali terkejut, namun kali ini dengan raut wajah yang menggemaskan, Atsumu pun terkekeh dibuatnya.

"Ada apa denganmu? Kau seharusnya menerima pengobatan, ayo temui-"

"Tidak," Atsumu memotong. "Ini adalah luka yang ringan untukku."

"Kenapa juga kau melompat dari lantai tiga? Apa yang sedang kau lakukan?"

"Ya, semua ini karena Anna yang bertingkah," balas Atsumu apa adanya.

"Anna-san? Apa yang dia lakukan?!"

"Dia menghukum Tobio?"

Mestinya Elina terkejut atau mungkin menolak tindakan Anna, namun kali ini dirinya hanya terdiam.

Atsumu sendiri ikut terdiam, hingga di detik berikutnya ia mengangkat salah satu tangannya dan mengusap pelan pipi Elina. Memperhatikan wajah gadisnya yang penuh dengan lebam.

"Tubuhmu penuh dengan perban, rasanya masih sakit?" Atsumu bertanya.

"Em ya, tidak?"

"Maafkan aku, kau pasti kesulitan untuk beberapa waktu yang lalu. Terlebih, aku tidak ada di sampingmu pada saat itu."

Elina menjauhkan wajahnya, menolak sentuhan Atsumu. "Tidak masalah, itu sudah berlalu, sekarang aku tidak apa."

Atsumu sedikit tersentak akan perlakuan balasan Elina terhadapnya. "Kau membuatku sakit hati, Elina."

𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang