21 | SAKIT

18 3 0
                                    

"Kak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak?"

Panggilan lembut itu kembali menyadarkan Anna, gadis itu pun kembali menghampiri resepsionis di depan.

"Maaf, tapi kenapa gadis itu ada di sini?"

Gadis muda di depan Anna itu menoleh mengikuti pandangan Anna. "Ah, mohon maaf informasi ini hanya bisa diketahui oleh—"

Dengan cepat Anna menyibak jaket kulitnya, menunjukan blazer dengan logo Alice Van di atas dadanya.

"Oh?! Maafkan saya, saya tidak tahu."

"Jelaskan saja, oke?"

"Tapi, tetap saja. Walaupun kalian berdua merupakan murid-murid dari Alice, peraturan Alice tetap mutlak tentang informasi data diri tidak bisa disebar."

"Jangan buat aku marah, brengsek!" pekik Anna tiba-tiba.

Bukan hanya petugas-petugas rumah sakit yang terkejut, anak kecil yang dibawa oleh Anna pun sama terkejutnya.

"Nama gadis itu Kiyozumi Elina, aku tahu! Aku hanya bertanya apa yang terjadi padanya sampai ada di sini? Dia sakit apa?!"

Anna mencondongkan tubuhnya mendekat, tangannya meraih merah baju gadis resepsionis tersebut.

"A-ah, baik-baik. Dia berulang kali dirundung, sudah sekitar satu minggu dia dirawat di UKS Alice karena kondisinya yang selalu lebam," jelasnya.

"Ha?" Anna mengelak sulit percaya. Dia segera melepaskan cengkramannya dari kerah baju gadis itu. "Satu minggu dibully terus-menerus?"

"Ya, tapi beberapa hari kemarin terjadi insiden yang tidak semua orang tahu. Hanya beberapa temannya saja yang tahu, tiga laki-laki dan satu perempuan. Oh ya, Dokter Hari dan Tuan Ajax."

"Insiden apa?" sergah Anna menahan perasaan kesalnya.

"Pelecehan, beberapa siswa laki-laki Alice berniat melecehkan Kiyozumi Elina dengan membawanya tanpa izin dari UKS, pada saat itu dirinya masih dirawat."

"Setahuku, tempat kejadian berada di gudang belakang sekolah, pada saat beberapa menit sebelum lonceng pukul enam berbunyi."

"Mentalnya sedikit terganggu, tentu saja dia terkejut menghadapi situasi tak terduga seperti ini."

Kedua tangan Anna mengepal kuat, kepalanya dimiringkan dan mulai tersenyum kesal. "Siapa pelakunya?"

"Tiga dari kelas dua dan dua dari kelas tiga, mereka semua sudah mendapatkan pinalti menghilang."

"Ah," Anna menghela nafas berat. "Apa Elina tidak bisa berjalan sampai duduk di sana? Bagaimana keadaan kakinya?"

"Kakinya akan lumpuh jika dia memaksakan diri, terlalu banyak luka lebam, beberapa dari mereka bahkan bernanah. Sepertinya sebelum teman-temannya menyelamatkan, salah satu dari mereka melukai kedua kaki Elina dengan batu ataupun kayu."

𝐀𝐋𝐈𝐂𝐄 𝐕𝐀𝐍 | 𝐀 𝐇𝐀𝐈𝐊𝐘𝐔𝐔 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang