Chapter 09.
"I'm super ready for our future together."
...
"Makan ini!"
Taehyung tadi hanya duduk diam di atas kursi menikmati siaran berita siang ini, dengan kaos putih, celana rumahan selutut dan kacamata bulatnya. Sendiri, karena Jungkook sudah sibuk pergi pagi-pagi sekali di antar Hanna. Perempuan yang seumuran dengan Rena dan sama-sama anak tetangga, tapi yang ini lebih Jungkook senangi. Bukan sebagai kakak adik tapi sudah Jungkook anggap sebagai teman sendiri. Orangnya asyik, tanpa diminta dia selalu menawarkan apa Jungkook ingin pergi bersamanya atau tidak saat berkesempatan main keluar.
Hari ini dia iyakan, karena Jungkook bilang dia juga ingin membeli sesuatu untuk dipakai di rumah. Tentunya setelah diberi izin, dan bekal uang oleh suami Jungkook langsung pergi dengan Hanna menggunakan taxi. Mahal memang dibanding kendaraan umum yang lain seperti bis atau kereta, tetapi karena tak bisa diantar sendiri menggunakan motor dan Taehyung sedang malas menyetir keluar jadi dia memberi alternatif dengan memesankan taxi saja.
Tapi setelah pagi pergi dan sekitar jam satu Jungkook pulang, tiba-tiba saja lemparan benda cukup kuat dan lembaran kertas yang sudah dalam kondisi remuk mengenai wajahnya membuat Taehyung terkejut sendiri.
"Apa?" tanya Taehyung linglung melihat benda yang Jungkook lemparkan dan untuk tujuan apa dia melemparkannya padanya.
"Udah dibilang nggak mau punya bayi! Nggak mau punya bayi! Mau seneng-seneng aja! Nggak mau punya bayi! Masih kecil! Nggak mau jadi ibu dulu!" dia berteriak-teriak marah penuh frustasi di tempat berdiri. Raut senangnya hilang, menjadi bentuk amarah saat dia pulang dengan hasil apa yang baru saja ia ketahui bersama Hanna setelah melakukan pemeriksaan.
Betul, Taehyung baca. Kadang alat seperti itu bisa mengelabui, tapi pernyataan resmi dokter dari rumah sakit mana mungkin bisa dibuat-buat jika perempuannya sedang berbuah jalan tiga bulan.
Tiga bulan, dan saat dia kabur dari rumah sebetulnya Taehyung tak ditinggal sendiri melainkan berdua. Berdua dengan bayi mereka.
"Jung-"
"Nggak mau punya bayi sekarang-sekarang! Nggak mau mau jadi ibu dulu! Nggak mau hamil! Nggak mau hamil!" teriaknya lagi. "Mas Kim yang hamil aja kalau mau punya bayi!"
"Hei-" Taehyung baru akan memanggil tapi perempuan itu sudah terburu-buru lari. "Baby hei! Mau ke mana?"
Jungkook berlari tak tentu arah, lalu berbelok kesamping masuk kedalam kamar yang tak terpakai karena mereka hanya menggunakan satu di atas. Pintunya langsung ditutup dan dikunci dari dalam.
"NGGAK MAU JADI IBU! NGGAK MAU SEKARANG-SEKARANG! NGGAK MAU LAHIRAN DARAH-DARAH BANYAK SAKIT! NGGAK MAU NGELAHIRIN BAYI NANTI SAKIT MAS KIM!"
"Sayang dengar, kalau kamu perlu waktu sendiri mas biarkan kamu sendiri di sana tapi tolong jangan gegabah lakuin apapun yang buat kamu terluka. Jangan nekat. Kalau kamu udah ngerasa tenang kita bicara dan obrolin ini pelan-pelan dan diskusiin baiknya gimana." tidak ada jawaban apapun. "Ya, pasti ada jalan yang bisa bikin kamu nggak ngerasa tertekan dan apa yang udah dikasih Tuhan kita jaga. Oke sayang, kamu denger kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me Before Us; Under the Same Roof [TAEKOOK]✔️
Fanfiction"In the harmony of love, 'Me Before Us' is the sweet refrain where 'Me' finds it's melody in the embrace of 'Us.' Join the enchanting journey of togetherness." *** Nikah muda? Siapa takut! Awalnya Jungkook hanya anak bungsu dari keluarga kecil yang...