-chapter 21

482 37 6
                                    

Chapter 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 21.
"A brief tale of how we cradle this immense blessing for the third time."

...

Tunggu- barangkali setelah ini kalian akan mengeluh bosan jika kukatakan scene mereka hidup dan memulai kehidupan terjadi pada saat malam seperti halnya sekarang. Sungguh tidak kreatif sekali bukan? Si penulis harus mengakui itu.

Tapi memang seperti inilah gambaran mereka satu keluarga tidak jauh dari lingkup rumah, kamar dan ruangan yang ada di bawah. Seringkali mereka pergi menginap, pergi keluar bermain keluar, dan menghabiskan waktu liburan baik berdua yang diisi oleh ayah dan si mbu atau pun berempat dengan anak-anak di antara. Kendati demikian tak usahlah bagian-bagian itu ikut digambarkan karena pertama akan menghabiskan halaman buku ini yang terbatas pun bagian-bagian yang kalian baca adalah beberapa bagian yang sudah disepakati keluarga ini mau bagikan. Ada baiknya kita sebagai pembaca dan penonton menghargai keputusan mereka saja.

(Oh tidak, itu hanya akal-akalan penulis yang terlalu malas menuliskannya (⁠ᗒ⁠ᗩ⁠ᗕ⁠))


Jam 11 malam waktu setempat tentu saja anak-anak sudah tidur di kamar sebelah. Begitu lelah datang, kantuk menyerang, tanpa banyak alasan Junghyung dan adiknya langsung naik ke kamar diekori kedua orang tuanya dibelakang setelah mematikan tv dibawah membuat suasana sebelumnya berisik sekarang cukup hening selain isi obrolan orang tua saja di kamar mereka berdua pula.

Taehyung duduk selonjoran di sisi ranjang dengan punggung bersandar pada headbed dan tangan sibuk menggulirkan layar pipih dengan ekspresi malas-malasan. Kepalanya sedang burn out, tidak mau diajak bekerja sama apalagi menghitung berapa banyak sisa-sisa pekerjaan yang harus ia selesaikan sebagai tanggung jawabnya memegang beberapa posisi sekaligus mengatur penjualan.

Jangan sangka meski namanya tercatut sebagai pemilik, Taehyung sama sekali tidak bisa seenaknya atau memangku tangan dan bertumpang kaki menunggu pekerjaan para karyawan di rumah serta hasil penjualan yang didapat. Tidak, ia harus ikut mengontrol, mengawasi, menghitung, dan paham alur jalannya dua toko ia miliki seperti apa setiap saatnya. Memang seiring waktu semakin tumbuh dan berkembang, tetapi bersama itu tekanan juga semakin besar. Lelah itu normal dan wajar bukan? Ya, semua orang juga pasti pernah bahkan sering merasakan lelah dan tertekan saat bekerja. Walau begitu Taehyung ingin menjalaninya dengan santai karena penghasilan yang dia dapat juga sangat cukup menghidupi istri dan anak-anak tercinta.

"Dek," panggil Taehyung melirik kesamping di mana pintu menuju kamar mandi dan lemari-lemari miliknya dan Jungkook dibelakang.

"Hmm."

"Adek," panggil Taehyung kembali tidak sabaran.

"Iya sebentar mas Kim."

Taehyung mengernyit. Lama sekali si cantik pergi setelah meminta izin menunjukkan sesuatu padanya yang Taehyung iyakan. Dalam bentuk pakaian yang dipakai atau barang lain tidak tahu pasti namun ia tetap diminta untuk menunggu sampai Jungkook menunjukkan wujudnya kembali. Sekian waktu berselang Taehyung semakin dibuat menunggu begitu ketukan ujung heals seksi yang bersinggungan dengan lantai kamar seolah merayap siap menyerangnya dalam satu hentakan membuat luapan penasarannya kini langsung mereda.

Me Before Us; Under the Same Roof [TAEKOOK]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang