Me Before Us; Under the Same Roof [TAEKOOK]✔️

-chapter 14

Chapter 14.

"Mischief in Junghyung, Pureness in Junghwan, and the Essence of Married Bliss."

Bunda, tolong koreksi bila tulisan dibawah ini mengandung unsur kalimat "sok tahu" dan hal yang membuat beberapa pihak"tersinggung". Biar direvisi atau dibuang aja kalimat yang nggak perlu itu😞

...

"Brumm."

"Brumm."

"Brumm."

Suara deru motor yang keluar dari mulut kecilnya itu terdengar berbarengan dengan suara roda yang melintasi lantai rumah yang terlihat berantakan seperti hari biasa. Jika memiliki anak toddler, rumah baru terlihat rapi dan enak dipandang apabila prajurit kecil tidur atau sedang diluar. Bukan hanya rapi tapi juga hening dan tentram. Apabila ada yang bertamu atau orang tua yang berkunjung mungkin akan mudah sekali mengerti bukan karena orang tua anak-anak tidak bisa berbenah atau menyuguhkan pemandangan baik saat orang datang, tapi memang begini keadaannya dan tak bisa dihentikan. Dibereskan pun percuma anak-anak akan tetap menagih untuk memberantaki hingga akhirnya bosan sendiri. Meski lagi-lagi mainan yang tercecer tidak semua akan dimainkan bahkan cenderung dianggurkan. Anak-anak mudah sekali dicuri atensinya oleh tv.

"Titittt!" kedua barisan giginya saling menekan mencoba menirukan bunyi klakson seperti yang ia ketahui. Dua tangan dimasing-masing stang menggerung seolah terus memberi gas dan motor yang dia kendarai harus kembali dilanjukan. "Tittt!"

Kesal klakson manual yang dibunyikan tidak didengar. Junghyung melonjak-lonjakan bokong di atas kursi jok motor ribut. Ada orang yang menghalangi lintasan jalannya dan tidak mau pergi bahkan setelah ia beri klakson bising seperti ini.

"Harus isi bensin dulu. Kalau mau jalan harus makan satu suap setelah itu boleh pergi lagi biar ada tenaga. Diisi bensinnya nanti bisa motor-motoran yang lama."

Jungkook- orang yang menjadi penghalang laju motor itu sedikit merunduk dengan suapan sendok yang langsung diterima baik oleh pengendara kecilnya. Anak-anak memang banyak tingkah hanya untuk diajak makan. Beragam-ragam alasannya, terkadang sampai harus dikejar, dibawa dulu keluar sambil sesekali menyapa tetangga kanan kiri rumah, atau ide membiarkan mengacak dan berhenti saat di rasa kunyahan dalam mulut sudah tertelan.

"Ici bencin yuyu ya mbu."