¹⁴

537 35 0
                                    


How ?











Ben memandang ponselnya sejenak . Kemudian beralih ke marsha yang baru saja masuk ke dalam restoran dengan berbagai belanjaan ditangannya.

"Chef zean menanyakan dirimu." Infonya saat marsha mendekat.

"Hm jangan balas . Biarkan saja". Ujarnya tenang , dia memberikan belanjaan tadi pada anggota nya yang lain.

Ben yang mendengar perintah itu sedikit ragu . "Dia belum tau?" Tanyanya.

Gelengan kepa marsha membuat ben menghela nafas pelan . Ini akan sedikit rumit "kenapa kamu gak kasih tahu dia?" Tanya nya lagi.

Marsha terhenti  , dia memandang ben lekat namun sorot matanya itu dingin bagaikan es . "Biar saja biar dia capek dan memutuskanku". Ujar marsha.

*Fyp semua anggota marsha sudah tahu yang mereka pacaran ya bukan sepupuan lagi toh mereka juga gak masalah ok*

"Tapi kak , bukankah itu bisa memicu kebencian timbul dalam dirinya?" Khawatir, anggota marsha hanya khawatir jika hubungan keduanya rusak.

"Itu yang aku harapkan". Cetus marsha kemudian berjalan menuju tangga yang terhubung ke lantai 2 restoran.

"Cepat bersiap hari ini kita akan launching restoran baru kita . Jangan sampai para pelanggan kecewa." Sebenarnya marsha saat ini ada di New York.

Dia tak mengatakan hal ini pada zean agar dapat menghindari perdebatan. Marsha harus menjauh dari zean kerana berbagai alasan.

"Kamu yakin?" Tanya ben lagi , dia kasihan pada zean.

Disana dia menunggu kabar dari marsha tapi marsha sendiri enggan berurusan dengan zean. "Kapan aku tidak yakin pada perkataan ku?" Tanya marsha menusuk.

Ben dan anggota lainnya diam mereka hanya mampu memandang kepergian marsha ke base nya yang baru.

"Ben saranku . Katakan saja pada zean". Usul reyhan chef lainnya.

Ben diam , maunya sih begitu . "Tapi bagaimana kalau marsha marah padaku?" Aju ben tenang .

"Dia gak akan marah kalau gak ada yang cepu".

"Baik biar aku fikirkan lagi".

Ini kesempatan bagus untuk aku mengatakan pada zean . Biar saja mereka putus dan aku bisa mendekati marsha lagi. Batin ben.

Sementara marsha saat ini tengah menghempaskan tubuhnya dikasur barunya . Helaan napas lelah terdengar dari sela bibirnya.

Sebelah tangannya menutup wajahnya , dia masi berpikir tentang kejadian 2 hari yang lewat. "Haaa aku mencintai nya tapi semua melarang" lirihnya parau.

"Oma gak setuju , mau d kasih makan apa kamu kalau jadi sama anak manja begitu hah? Apa kamu yang bakalan cari nafkah ? Enggak ya marsha".

"Benar kata oma , mama juga kurang setuju . Zean itu masi labil lebih baik kamu bersama ben . Dia lebih dewasa".

"Benar ben hampir sepantaran dengan kamu . Dia juga mapan bisa membimbing kamu nantinya".

"Tapi ma , pa marsha sayang sama zean"

"Cinta tak menjamin hidup kamu senang marsha . Ingat materi adalah hal penting. Lalu cinta kalau cinta bru disusul materi itu tak menjamin marsha."

Marsha berdecak kesal . Kenapa juga usianya dengan zean harus berbeda 3 tahun! Kenapa gak seumuran aja?

"Zeee maaff..."

Marsha takut menyakiti zean, hatinya terlalu lembut untuk disakiti . Marsha tau zean hanya ingin ada orang yang memanjakannya. zean hanya butuh perhatian , memng saat ini dia selalu bermasalah, manja dan tak bisa mengurus dirinya sendiri. Tapi itulah yang membuat marsha nyaman.

.
.
.

5 hari zean tak mendapat kabar dari marsha . Apartment nya kosong , restoran nya masi ramai hanya saja anggotanya bukan mereka lagi. Zean hampir gila .

"Zee kantin kuy"

"BERISIK ANJING! GAUSAH GANGGU GUE DULU!"

Lulun kiceo sudah 5 hari zean jadi tempramental seperti ini. Marah hanya kerana hal sepele sudah 3 kali dia masuk BK kerana nonjokin anak orang.

"Lo kenapa sih zee? Marah mulu PMS?"

"Gila lo kata dia gerald dari SMA sebrang".

"Mana tau yakan".

Zean menggeram kesal . "Bacot diam aja gausah berisik!" Umpatnya .

Wajahnya kusut , kantung mata keliatan jelas. Dia kurang tidur mencari marsha adalah prioritasnya saat ini.

"Masi gak ada kabar soal marsha?" Tanya fio

Zean menggeleng. "Gue gatau dia dimana" ujarnya serak hampir menangis.

Zee kangen marsha ..

Dia dimana..

"Em sebenarnya gue ragu mau bilang ini". Semua menoleh kearah oniel , cowok itu pasti tau sesuatu.

"Apa?"

Oniel merogoh kantung jaketnya , dia memberikan sebuah foto. "Itu kak marsha bukan ? Gua dikirim sama sepupu yang ada diluar negeri . Dia foto sama chef restoran disana." Ujarnya pelan.

Zean merampas foto tersebut dan melihatnya . Matanya menyorot marah namun berkaca-kaca. "Zee kita bisa susul kak marsha kesana". Ujar ollan.

Zean menyeka air mata yang baru saja turun. "Gausah banyak bacot. Gas la kita pergi". Ketus zean seraya membawa ranselnya.

Biarkan la dia bolos yang penting dia jumpa sama kak marsha.

"Ikut!"

"Bentar gue pesen tiket dulu".

"Gausah pakai helikopter keluarga gue aja". Semua menatap kearah aldo , cowok mono ekspresif itu tengah mengotak atik ponselnya.

"Sultan aldo".

"Lihatlah sahabatku kata". Ujr ollan sembari memeluk aldo Membuat aldo bergidik dan langsung mendorongnya jauh.

"Jangan dekat anjing!"

Semua tertawa melihat ollan dinistakan begitu juga zean. Setidaknya dia sudah tahu keberadaan marsha di mana .









Bersambungg.

My Baby Boy ( ZeeSha)     [END]Where stories live. Discover now