²¹

596 39 0
                                    

ENJOY!













Zean duduk diluar kamar inap marsha . Bukan duduk dikerusi melainkan duduk di lantai sembari memeluk lututnya.

"Hiks ... Huhu....hikss ..." Isaknya pilu . Olla  , lulun , oniel , fiont dan floran menemaninya diluar . Dimana aldo? Dia ada di kamar marsha.

Oniel ikut duduk dilantai diikuti yang lainnya . "Tenang zee , pasti ada yang salah disini . Gue bakalan suruh mata-mata keluarga gue cari tau semua nya." Ujarnya menenangkan.

Zean masi sesenggukan, dia tak menyangka hal ini akan terjadi . Marsha malah menahan aldo dikamarnya dan mengusir zean.

"Hiks.. salah gue apa kenapa marsha malah sama aldo.. hiks.." isaknya sesenggukan.

Tak ada yang menjawab kerana mereka juga tak tau . Rasanya zean ingin menghancurkan semuanya .

Tak ada satupun yang tau harus melakukan apa , mereka hanya diam mendengarkan tangisan zean.

Ceklek!

Semua mendongak , aldo baru saja keluar dari kamar inap dengan wajah tampannya yang bersemu merah. Zean menggeram kesal , dia berdiri dan mengcengkram kerah baju aldo.

"Anjing ! Gausah kayak gitu muka lo! Ngapain tadi lo di dalam hah!?" Makinya keras.

Aldo diam . Dia mengerjab pelan kemudian menepis tangan zean. "Kak marsha nyuruh lo masuk." Ketusnya kemudian berlalu pergi.

Dia menahan debaran di dadanya , dia baru tau kalau marsha secantik itu . "Huft ingat do , kak marsha pacar sahabat lo , jangan ditikung". Bisiknya hampir gila.

Kini zean sudah masuk ke kamar marsha . Dia berjalan mendekati marsha yang kini menatapnya penuh, ditangannya ada kain basah.

"Kenapa?" Tanya zean pelan.

Dia berdiri disebelah kasur marsha . "Sini deketan". Perintah marsha . Zean hanya menurut , dia mendekatkan wajahnya pada wajah marsha .

Gadis itu mengusap kasar bibir zean namun bukan sekali tapi berkali-kali. Sampai bibir itu berdarah . "Sa-kitt shaa.." lirihnya takut.

Marsha diam , dia terus mengusap bibir itu sampai akhirnya selesai . Wajahnya memerah antara sakit dan malu.

"Aku udah hilangin bekas perempuan gatel itu . Mulai sekarang jangan sekali-kali nyoba ciuman sama cewek lain." Gumam marsha malas.

Zean mengerjab pelan , sedetik kemudian air matanya menerobos keluar. "Hiks . Maaf... Dia yang maksa aku .. akunya aja gamau.." ucapnya

Marsha mengedik kemudian melempar kain itu.

Tak peduli yang penting bekasnya sudah marsha bersihkan . "Aku gak suka milihku disentuh orang lain". Cetusnya tenang.

Zean mengangguk cepat, senyum disela darah dibibirnya , dia senang kerana marsha tak mendorongnya menjauh.

"Makasih".. bisiknya haru.

Marsha mengangguk tak acuh , jujur saja dia masih marah tapi ini kesempatan emas agar mereka bisa bersama. Marsha tak mau kekanakan dengan cara mendorong zean menjauh , setidaknya dia sudah cerita bersama aldo dan meringankan sedikit beban dihatinya.

Aldo sendiri bilang kalau zean memang dipaksa.

Bersyukur jika memang zean dipaksa dan bukan kerana keinginannya sendiri.

Marsha tak perlu merasa was-was ataupun perasaan buruk lainnya. Zean tak akan mengkhianatinya tapi dia hanya kelepasan membiarkan bibir yang bahkan belum pernah marsha cium itu malah dicium oleh orang lain.

Memang menyebalkan tapi itu sudah lewat jadi yasudahlah mau dibuat kayak gimana lagi .














Bersambung.

Vote tak gigit kau kalau gak vote wkwkwkwkwkwk canda gengs.

Yasudah gua pengen tidur capek baru hbis pulang dri kelas .

My Baby Boy ( ZeeSha)     [END]Where stories live. Discover now