0.2 [Hukuman untuk Agra]

683 100 17
                                    

Happy reading^^

Terkadang, tamparan harus digunakan untuk menyadarkan seseorang.

-
-
-
-
-

"Gua ga ikut, ada acara keluarga nanti malam,"jawab Caka.

Bara dan Agra menatap wajah Caka untuk mencari kebohongan. Memang terlihat jelas bahwa Caka berbohong, namun karena tidak ingin memaksa jadi, keduanya berpura-pura percaya dengan alasan itu. "Next time harus bisa, ga mungkin kan gua sama Agra aja yang main?"ucapnya.

Caka menghembuskan napas, ia merasa lega. Ya walaupun lega untuk sementara, setidaknya malam ini ia bisa tidur nyenyak. Di antara circle Segitiga Bermuda yang paling penakut adalah Caka, dan paling berani Agra. Sedangkan Bara bagian netral, terkadang ia bisa takut dan terkadang berani bukan main.

"Agra, hey!"sapa Liona and geng. Agra hanya bisa menghembuskan nafas malas. "Kok kamu ga ngajak aku sih?"tanyanya sambil memajukan bibirnya pertanda sebal.

"Lo pikir Lo siapa?"jawabnya. Jawaban Agra sukses membuat Bara dan Caka tertawa puas. "Akhirnya Tante pirang di ulti juga,"tutur Bara.

"Ih, Kak Bara jahat sama Princess Liona,"sahut Eca salah satu dayang-dayang Liona. Agra sedang minum langsung menyemburnya pada Liona dan Eca, ia tersedak saat Liona di sebut dengan embel-embel "Princess". "Sorry gua ga bermaksud ngembur kalian,"ucap Agra.

Liona bersama para dayang-dayangnya lalu pergi entah kemana. Ketiganya tertawa puas, ralat bukan hanya mereka bertiga, namun hampir satu kantin tertawa puas melihat Liona basah kuyup terkena semburan jus jeruk. Banyak siswi membenci Liona sering membully, selain juga pula cara berpakaian dan make up Liona sudah seperti tante-tante, apalagi ditambah dengan rambutnya yang di cat pirang. Itulah sebabnya Circle Segitiga Bermuda sering menjuluki Liona Tante pirang.

"Udah gua bayar. Yuk ke kelas,"ajak Caka.

Keduanya mengangguk, mereka lalu berjalan menuju kelas. Saat hendak menaiki tangga, Bara tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Ada apa?"tanya Agra memastikan.

"Gue pernah denger, katanya gudang bekas peralatan olahraga itu angker. Konon katanya ada siswi yang bunuh diri dengan cara nusukin lembing ke jantungnya sendiri, karena itu gedung ga pernah dipake lagi,"jawabnya.

"Gua juga pernah denger cerita itu, gimana kalau kita besok malam uji nyali di gudang itu? Gua pengen buktiin kalo sebenernya setan itu ga ada,"usul Agra.

Caka ikut buka suara "Gue pernah denger juga, katanya pelaku bully nya ditemukan dalam kondisi tewas dan tewasnya itu ga wajar,"

Bel berbunyi.

Ketiganya lalu bergegas menaiki tangga menuju lantai tiga. Sampai di lantai tiga, mereka bertiga sudah ngos-ngosan karena menaiki tangga sambil berlari. "Pantesan guru senior ga pernah ngajar di lantai tiga, takut encok pasti!"ujar Bara yang sedang menetralkan napasnya.

"SPP elit, lift sulit. Jangan-jangan selama ini itu duit dikorupsi,"celetuk Agra.

"Apa yang kamu katakan Agra? Coba ulangi!"titah Pak Sentosa guru BK. Entah sejak kapan guru BK itu berada di belakang mereka.

Mampus, batin Agra.

Agra menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "I-itu Pak kucing saya lahiran,"

JUDULNYA HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang