0.4 [Menemui Mbah Baswara]

422 78 7
                                    

Happy reading^^

Tidak ada kata "nanti saja" untuk melakukan sesuatu. Jangan pernah lakukan ketika kau mengucapkan itu.

-
-
-
-

Pukul 08:00 pagi, mereka sudah berkumpul di rumah Agra. Masalah izin sekolah sudah di selesaikan oleh Caka anak dari seorang Kepsek. Mereka izin hanya tiga hari, hari ketiga mereka gunakan untuk pulang ke rumah masing-masing. Mama Janaloka akan pulang pada hari keempat jadi tidak akan ketahuan.

"Lo pake alasan apa buat izin sama nyokap?"tanya Agra pada Bara.

"Gak pake alasan. Nyokap gua langsung izinin waktu gua bilang mau ke rumah Kakek,"menepuk dada bangga.

"Kalau Lo Cak?"tanya Agra lagi.

"Gua bilang mau nemenin Lo berdua, langsung diizinin sama bokap. Tapi gua takut ga bisa jauh-jauh dari Cika,"tuturnya. Cika adalah adik bungsu Caka yang berusia 2 tahun, berparas cantik dan gemoy sekali. "Cika gemoy parah, tukeran adik yok? Adik gua kaya monyet di penangkaran,"balas Bara.

Mendengar percakapan kedua sahabatnya tentang adik membuat Agra sedikit iri, pasalnya ia adalah anak tunggal. "Ehem. Kalau udah siap semua ayo kita berangkat,"ajaknya.

"Gass,"jawab Bara.

"Bibi gimana? Udah Lo kasih tau?"tanya Caka.

"Bibi udah gua pastikan ga akan buka mulut,"menjawab dengan pasti. Mereka lalu menuju mobil milik Caka, walaupun dengan keadaan kaki yang tidak baik Agra tetap semangat. Ia yakin akan menang, dan dengan bangga mengatakan pada orang-orang yang percaya dengan makhluk halus "SETAN ITU GA ADA!". Selama di perjalanan juga ia terus-menerus senyum seperti orang gila.

Waktu yang harus ditempuh menuju kampung Kakek Bara adalah satu hari, dan diperkirakan mereka akan sampai pukul 18:00 WIB. Sudah lima jam perjalanan mereka melaju diatas kendaraan, tiba-tiba saja Caka menghentikan mobilnya ke tepi jalan.

"Gantian Bar. Gua capek,"pinta Caka sambil membuka pintu mobil. Keduanya lalu bergantian untuk menyetir mobil. Agra di belakang sudah tertidur pulas, "Enak bener TUAN MUDA TIDUR!"sindir Bara. Namun sindiran itu tidak terbalas karena Agra memang sudah benar-benar terlelap. "Gue juga tidur ya Bar. Kalau udah nyampe jangan lupa bangunin,"ucap Caka.

"Siap Boss,"jawabnya.

Bara mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang. Karena lupa-lupa ingat dengan alamat kampung Kakeknya, ia lalu memutuskan untuk menggunakan GPS. Disela-sela kebosanannya ia menghidupkan musik bervolume tinggi tanpa menghiraukan kedua sahabatnya yang sedang tidur. Karena volume musik yang tinggi itu membuat Agra terbangun. "Aduh laper banget perut gua. Cari tempat makan Bro,"pintanya.

"Siap. Gue juga laper,"menjawab sambil terus mencari tempat makan. Pandangannya tertuju pada sebuah warung makan yang ramai dikunjungi pelangga. Dengan cepat ia memberhentikan mobilnya, "Mau makan Bro?"tanya Caka dengan suara khas orang bangun tidur. "Yoi. Warung makan itu rame banget kayanya enak,"jawabnya.

Mereka lalu keluar menuju rumah makan tersebut. Agra dengan terpincang-pincang menuju rumah makan membuat ia jadi pusat perhatian. "Bakso mercon sama bakso uratnya masing-masing 3. Minumnya es teh manis,"ucap Agra. Dengan cepat pelayan menulis pesan mereka, "Ditunggu ya Kak,"tuturnya lalu pergi.

JUDULNYA HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang