Happy reading^^
Senyummu begitu manis Nona, begitu tragis jika harus jadi tokoh antagonis.
-
-
-
-
"Anak-anak, hari rabu nanti sekolah akan mengadakan study tour. Kita akan mengunjungi salah satu museum tua. Ini adalah beberapa syarat yang harus kalian penuhi dan harus tercantum tanda tangan wali murid, study tour ini tidak bersifat wajib, jadi bagi kalian yang tidak diperbolehkan maka jangan memaksa,"jelas wali kelas sambil membagikan surat kepada setiap siswa.
"Kenapa ga study tour ke Mekah aja Bu?"tanya Bara.
"Uang kas aja banyak yang nunggak gimana mau ke Mekah!"celetuk Katalisa.
"Huuuuu,"seketika seluruh siswa menyoraki satu sama lain.
"Tujuan kita menuju museum itu untuk belajar tentang benda-benda sejarah yang terdapat di museum tersebut. Kalau kamu mau study tour ke Mekah bisa langsung di usulkan ke Bapak Kepsek,"jawab Ibu Wawa.
"Baik Bu. Nanti Saya usulkan ke Agus,"ucapnya.
Timpukan buku kamus tepat mengenai wajah Bara. Siapakah pelakunya? Tentunya anaknya si Agus yaitu Caka. "Pake embel-embel "Bapak" woi Agus Bapak gua!"ucapnya tidak terima.
"Aduh, wajah tampan gua teraniaya,"mengusap wajahnya yang sedikit memerah karena timpukan kamus itu.
Gelak tawa memenuhi ruangan, mereka menertawakan kelakuan circle Segitiga Bermuda yang tidak pernah absen untuk membuat mereka tertawa. Setelah kelas kembali hening Ibu Wawa lalu melanjutkan penjelasannya.
"Apakah ada yang ingin kalian tanyakan?"
Kika mengangkat tangannya, "Kita study tour berapa hari Bu?"tanyannya.
"Kita study tour hanya satu hari karena lokasi museum yang tidak terlalu jauh. Di surat tersebut sudah dicantumkan ya Kika,"jawab wali kelas.
"DI BACA MAKANNYA. JANGAN CAPER MULU!"sindir salah satu siswi dan di sambut oleh sorakan siswa-siswi lainnya.
"Apaan sih, 'kan gue cuma nanya. Lagian ga merugikan kalian juga,"sahut Kika.
"JELAS LO MERUGIKAN KITA! Bentar lagi waktunya pulang, kalau Lo banyak tanya kita lama pulangnya. Noh, kelas lain udah pada kumpul di parkiran,"cibir Mike.
Seketika wajah Kika terlihat sangat malu sekaligus kesal karena jadi bahan ejekan dan cibiran bagi teman-temannya.
"Sudah-sudah. Kalau memang sudah tidak ada lagi yang ingin kalian tanyakan, sekarang waktunya pulang. Ketua kelas pimpin doa terlebih dahulu,"perintah Ibu Wawa.
"Baiklah, teman-teman sebelum kita pulang marilah kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai!"
Agra sampai di rumah tepat setelah azan magrib selesai di kumandangkan. Hal itu dikarenakan ada ekskul dan setelah selesai ia tidak langsung ke rumah melainkan nongkrong bersama teman-temannya. Agra melepaskan helmnya lalu beranjak dari garasi menuju teras rumah. Namun langkahnya terhenti saat melihat seorang wanita berambut panjang mengenakan pakaian serba putih sedang duduk di kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDULNYA HILANG
Horror"Makhluk halus itu ga ada Bro. Zaman udah canggih masih aja percaya,"Agra tertawa terbahak-bahak. Jagraka Ardinata Bumantara seorang remaja laki-laki yang tidak percaya dengan adanya "Makhluk halus". Ia beranggapan makhluk halus hanyalah mitos semat...