Happy reading^^
Kau terlalu gegabah, berharap terlihat gagah namun berakhir tersiksa.
-
-
-
-
-
-
-"Nyi Timira?"tanya keduanya secara bersamaan.
"Nyi Timira adalah manusia setengah setan. Ia bersekutu dengan setan sampai-sampai menyerahkan jiwanya pada setan. Nyi Timira hidup bersama dengan setan pengikutnya di dalam hutan terlarang ini. Jika Nak Agra sampai tertangkap maka kita tidak dapat berbuat apa-apa,"jelas Mbah Baswara.
Mendengar itu keduanya panik bukan main, pikiran buruk terus menusuk. Berpikir keadaan Agra, berpikir cara memberitahu pada keluarga Agra dan hal-hal buruk lainnya. "Terus gimana Mbah?"tanya Bara.
"Kita harus bergegas menemui Nyi Tara. Nyi Tara satu-satunya yang bisa menolong kita,"ucap Mbah.
Katanya dukun sakti gitu doang minta bantuan, batin Caka.
Mbah Baswara lalu memimpin jalan, diikuti oleh Bara dan Caka. Hanya menggunakan penerangan dari handphone mereka berjalan menyusuri hutan. Suasana hutan semakin membuat bulu kuduk berdiri ketika suara hurung hantu saling sahut satu sama lain. Bara dan Caka hanya bisa berdoa dalam hati semoga mereka tidak bertemu dengan mereka. Setelah satu jam berjalan kaki menyusuri hutan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang hanya diterangi oleh obor saja. Mbah Baswara lalu mengetuk pintu.
"Tok, tok, tok. Nyi Tara, ini aku Ki Baswara,"ucapnya.
Pintu lalu terbuka memperlihatkan seorang wanita tua menggunakan baju serba putih dan memegang tongkat. Sepertinya umur Nyi Tara lebih tua dari Mbah Baswara. Ia tersenyum hangat menyambut tamu yang datang, "Ki Baswara, sudah lama sekali sejak kejadian 2 tahun lalu kau baru mampir ke gubuk ku ini,"ucapnya.
"Maafkan aku Nyi Tara. Selama 2 tahun itu aku terus memperdalam ilmu untuk membalas dendam pada Nyi Timira,"jawab Mbah Baswara.
Nyi Tara kembali tersenyum, ia lalu menatap pada Bara dan Caka. "Mari masuk, tidak baik jika terus diluar,"ucapnya. Mereka lalu memasuki rumah, Bara dan Caka takjub ketika melihat rumah Nyi Tara yang terlihat gelap dari luar karena menggunakan penerangan obor saja. Namun di dalam sangat terang karena ada semacam bohlam besar di tengah-tengah ruangan.
"Itu adalah kumpulan kunang-kunang ku tangkap untuk menerangi gubuk ini,"jelas Nyi Tara saat melihat ekspresi takjub dari kedua remaja tersebut.
"Indah sekali Nyi,"tutur Caka.
Nyi Tara hanya tersenyum hangat, ia lalu memandang ke arah Bara. "Apakah dia cucu mu, Ki?"tanyanya.
"Iya, dia cucuku Bara namanya. Dia baru sempat mampir dari kota,"jawabnya sambil memberi arahan pada Bara untuk menyalin Nyi Tara. Bara yang paham langsung menyalami Nyi Tara, "Salam kenal Nyi, saya Bara,"ucapnya sambil tersenyum. Caka lalu mengikuti, "Kalau saya Caka Nyi, teman Bara,"tuturnya.
"Harusnya kalian bertiga. Di mana pemuda itu?"tanyanya.
"O-ohh dia Agra Nyi. D-dia sedang tersesat di dalam hutan,"jawab Bara.
Ekspresi Nyi Tara terlihat biasa saja seolah sudah mengetahui apa yang telah terjadi. "Pantas saja, aura asing menyebar di hutan ini,"ujarnya.
"Karena itulah aku ingin meminta pertolongan mu Nyi. Aku sudah berusaha untuk menemukan anak itu, namun usahaku sia-sia,"ucap Mbah Baswara.
"Langsung saja kita mencarinya. Selama dia berada dekat di kawasan ku, kita pasti akan menemukannya. Walaupun dia berada di kawasan saudara ku, aku pasti akan menyelamatkannya. Dia adalah pemuda yang telah di tunggu-tunggu selama ini,"ucap Nyi Tara serius.
Mereka lalu bergegas menyiapkan obor sebagai penerang, dan beberapa alat yang di bawa oleh Nyi Tara. Nyi Tara dan Mbah Baswara memimpin di depan. Caka melihat jam dari handphonenya, ternyata sudah pukul 22:00 malam. Pantas saja matanya sudah mulai mengantuk.
"AGRA!"teriak Bara.
"Nak, sebaiknya jangan berteriak. Kau akan menggangu para penunggu hutan,"tegur Nyi Tara.
"Maaf Nyi,"tuturnya.
Mereka lalu kembali berjalan menyusuri hutan, karena merasa tidak efektif jika terus bergerombol. Nyi Tara lalu memberi arahan untuk membagi jadi dua kelompok, "Sebaiknya kita membentuk kelompok. Aku akan bersama Nak Caka ke sebelah Utara, sedangkan Ki Baswara kau bersama cucumu ke arah Selatan,"ucapnya. Tanpa berlama-lama mereka langsung sepakat.
"Mbah tau kenapa Agra ketakutan lihat Mbak penjual nasi goreng?"tangannya.
"Penjual nasi goreng itu menggunakan susuk. Karena mata batin Nak Agra sudah terbuka, dia bisa melihat apa yang tidak kamu lihat,"jelas Mbah.
Bara menghentikan langkahnya, "Pantesan rasa nasi goreng itu ga enak, cuma setiap lewat situ pasti Bara tergerak buat beli karena Mbak nya cantik,"ucapnya sambil kembali berjalan.
Di sebelah Utara, tidak ada percakapan sama sekali. Keduanya fokus berjalan mencari Agra, namun perjalanan mereka di hentikan oleh hembusan angin kencang yang tiba-tiba saja menerpa. "Dia sudah dekat,"tutur Nyi Tara. Terlihat dari kejauhan seseorang berjalan gontai ke arah mereka.
"Agra?"Caka berlari menghampiri untuk memastikan. Benar saja itu Agra, segera Caka membantu menopang tubuh sahabatnya itu.
"Taruh tubuh Nak Agra di dekat pohon itu. Aku akan memberi tahu Ki Baswara,"Nyi Tara lalu berkomat-kamit membaca mantra.
Dilain tempat, Mbah Baswara dan Bara masih berjalan mencari Agra. Mbah Baswara lalu menghentikan langkahnya ketika merasakan ada pesan dari seseorang. "Nak Agra sudah di temukan. Ayo kita menyusul,"ajak Mbah. Keduanya lalu bergegas menghampiri tempat yang telah di beritahukan oleh Nyi Tara.
"Agra! Lo gapapa?"tanya Bara.
"Haha, gua gapapa. Lihat, kaki gua udah sembuh total gara-gara Nyi Tara,"memperlihatkan bekas jahitan yang sudah hilang.
"Kok bisa?"tanya Bara yang tidak paham.
Nyi Tara hanya tersenyum, "Sebaiknya kita bergegas ke gubuk. Sepertinya saudara ku sudah mencium keberadaan kita,"tuturnya.
Mereka berlima lalu berjalan dengan cepat takut sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi. Hanya memerlukan waktu setengah jam akhirnya mereka sampai di rumah milik Nyi Tara. "Ini sudah larut. Ada baiknya Ki Baswara dan anak-anak menginap di gubuk ku ini,"
"Terimakasih Nyi. Maaf setiap aku kemari, pasti selalu merepotkan mu,"ucap Mbah Baswara.
"Tidak apa-apa Ki. Kau sudah menyelamatkan ku, hal seperti ini tidak dapat membalas kebaikan mu,"jawabnya.
Pukul 02:00 pagi, Bara terbangun dari tidurnya. Ia melihat ke kanan-kiri semuanya masih tidur, kecuali Agra yang sedang duduk termenung di dekat perapian.
"Gra, Lo ga tidur?"tanyanya.
"Gua ga bisa tidur Bar. Gua masih mikir cara agar gua bisa hidup normal,"jawabnya.
"Gimana kalau Lo bersikap seolah-olah ga bisa lihat mereka? Gua tau itu susah, tapi kalau ga di coba kita ga bakal tau,"sarannya.
"Thanks Bar. Gua akan coba cara itu, semoga berhasil. Ayo tidur, besok kita pulang!"ajak Agra dengan nada bersemangat.
Perlu diketahui, di dalam circel Segitiga Bermuda yang paling bersikap dewasa adalah Bara. Walaupun terkadang tingkahnya absurt, namun ia paling peduli kepada kedua sahabatnya. Sedangkan Agra dia terlihat seolah-olah bersikap dewasa, namun aslinya ia paling keras kepala dan bersikap ke kanak-kanakan.
TBC
Jangan lupa vote dan komen
(◠‿・)-☆
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDULNYA HILANG
Horror"Makhluk halus itu ga ada Bro. Zaman udah canggih masih aja percaya,"Agra tertawa terbahak-bahak. Jagraka Ardinata Bumantara seorang remaja laki-laki yang tidak percaya dengan adanya "Makhluk halus". Ia beranggapan makhluk halus hanyalah mitos semat...