0.10 [Piano usang]

320 64 4
                                    

Happy reading^^

Jika waktu bisa di putar, aku tidak akan pernah mengucapkan kata "berakhir" diantara kita.

-
-
-
-
Keesokan harinya, mereka bertiga sudah berada di sekolah dengan keadaan ngantuk berat. Bagaimana tidak? Semalaman mereka tidak bisa tidur akibat takut akan kehadiran hantu anak kecil tanpa kepala.

"Gara-gara si Agra mata gua udah jadi mata panda,"ucap Bara.

"Padahal Lo pada ga lihat tuh setan. Kenapa harus takut?"jawabnya dalam keadaan setengah tertidur.

Ketiganya lalu tertidur pulas menuju alam mimpi. Seisi kelas merasa bingung melihat circle Segitiga Bermuda tertidur secara bersamaan. Biasanya hanya salah satu dari mereka yang tertidur, yang lainnya merusuh di kelas. Karena para perusuh pada tertidur, suasana kelas jadi aman, tentram, dan sejahtera.

"GAYS! GURU RAPAT, KITA JAMKOS!!"teriak Mike sang intel kelas.

"Yay!"

"Yes, bisa mabar!"

"Akhirnya bisa makan di kelas!"

Kira-kira begitulah kegembiraan yang disebabkan oleh kata "JAMKOS". Suasana kelas seketika berubah 180°, riuh ricuh seperti pasar. Karena suara bising itu membuat Agra terbangun dari tidurnya, ia lalu menuju rooftop. Baru saja sampai atas ia sudah mendengar perbincangan dari beberapa siswa membuatnya mengurungkan niat untuk tidur di rooftop. Agra lalu berjalan mencari tempat yang pas, ia lalu menghentikan langkahnya saat melihat gudang studio musik yang sudah tidak digunakan. Entah ajakan dari mana, kakinya berjalan masuk ke dalam.

 Entah ajakan dari mana, kakinya berjalan masuk ke dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber: pinterest

Pandangannya langsung tertuju pada piano yang sudah usang itu. Agra berjalan mendekati piano tersebut, namun langkahnya terhenti saat tiba-tiba piano itu berbunyi seperti ada yang memainkannya. Beberapa menit kemudian muncullah sosok hantu wanita berseragam SMA Gahyaka sedang memainkan piano sambil menangis.

"K-kayanya g-gua salah tempat,"berusaha sekuat tenaga melangkahkan kakinya menuju luar.

Suara piano semakin menggema dengan nada yang sangat mengiris hati. Karena tidak mau berurusan dengan mereka, Agra segera menuju kelas. Napasnya memburu dengan keringat yang bercucuran.

"Apa kau melihatnya juga?"tanya Lembayung yang entah sejak kapan sudah berada di sebelah Agra.

"Anjeng!"umpatnya karena terkejut.

JUDULNYA HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang