0.14 [RSJ Cahaya Hati]

282 63 11
                                    

Happy reading^^

Kematian bisa menyebabkan makhluk hidup tersadarkan tentang sebuah kesalahan.






Pukul 19:00 Agra bersiap-siap untuk pergi menuju pom bensin dimana pertama kali ia bertemu dengan hantu anak kecil tanpa kepala itu. Sebelum pergi, ia berpamitan terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya.
"Pah, Ma. Gra berangkat dulu ya,"ucapnya langsung pergi.

"Kamu mau pergi ke mana Nak?"tanya Mama Janaloka.

"Biasalah Ma, anak muda!"Jagratara yang menjawab.

Walau masih sering takut ketika melihat mereka. Agra tetap membulatkan tekadnya untuk segera membantu hantu anak kecil tanpa kepala itu, setidaknya jika ia tidak bisa membantu Maira, dia bisa membantu hantu anak kecil tersebut. Membutuhkan waktu satu jam lamanya untuk sampai ke pom bensin yang dituju. Ternyata kalau malam pom bensin ini jauh lebih menyeramkan. Agra segera memarkirkan motornya, ia lalu berjalan perlahan bersama dengan hantu anak kecil tanpa kepala. Jantungnya berdebar, ketika sudah memasuki toilet. Karena lampu di dalam toilet nampak sangat redup, Agra menghidupkan lampu dari handphone nya.

Ini bukan ya toiletnya? Batinnya.

Namun setelah melihat hantu anak kecil itu menunjuk ke arah toilet di hadapannya. Agra langsung yakin jika itu adalah toiletnya. Dengan perlahan ia bergerak untuk membuka pintu. Gerakannya berhenti saat ia merasakan ada sebuah tangan yang menempel pada bahunya. Sambil mengumpulkan keberanian, ia menoleh ke arah belakang.

"Mas, toilet yang itu sedang rusak,"ucap seorang laki-laki paruh baya yang sepertinya adalah petugas pom bensin karena seragam merahnya itu.

"E-ee i-iya Pak,"tersenyum kikuk.

Bapak petugas pom bensin itu tersenyum lalu memasuki toilet di sebelah. Hampir saja jantungnya copot, ia lalu melihat ke arah hantu anak kecil tanpa kepala. Hantu itu masih terus menunjuk ke arah toilet.
"Sabar, tunggu itu orang pergi dulu,"ucap Agra dengan suara sangat pelan.

Karena tidak ingin dicurigai, Agra keluar dari toilet untuk menunggu Bapak itu keluar. Hanya membutuhkan waktu 5 menit, akhirnya Bapak petugas pom bensin itu keluar dari toilet. Ia segera masuk kembali, dan langsung membuka pintu toilet tersebut yang kebetulan tidak dikunci. Aura di dalam toilet ini sangat membuat bulu kuduk merinding.

"Di situ kepalaku terkubur,"menunjuk pada salah satu kramik.

Tanpa berpikir panjang, Agra langsung mengeluarkan beberapa alat yang sengaja ia bawa. Dengan berhati-hati ia berusaha mencokel kramik tersebut, namun karena kramik tersebut sudah lama melekat pada semen, maka sulit untuk mencongkelnya. Jika situasi aman Agra pasti sudah menghancurkan kramik tersebut. "Sialan!"umpatnya setelah lelah berusaha namun tidak ada hasilnya.

"Mari aku bantu,"ucap seseorang anak perempuan yang entah darimana datangnya. Setelah di lihat lebih teliti, ternyata itu adalah hantu anak kecil karena kakinya tidak menapak ke lantai.

"L-lo bisa bantu gua?"tanyanya.

Hantu anak perempuan itu lalu mengulurkan tangannya. Dengan ragu-ragu Agra menerima uluran tangan hantu tersebut. Tubuhnya terasa terhisap oleh sesuatu hingga ia seolah berpindah ke suatu tempat. Tempat itu terlihat seperti panti asuhan karena banyak anak kecil dan beberapa ibu-ibu yang sedang menjaga dan merawat.

"Itu ibuku,"tunjuk hantu anak kecil tanpa kepala.

Agra melihat perempuan paruh baya yang terlihat sangat menyayangi para anak asuhnya.

"Dia adalah kakak kami. Sekaligus pembunuh kami,"menunjuk ke arah remaja perempuan yang sedang bermain dengan salah satu anak kecil. Agra langsung terperangah ia berpikir bagaimana bisa remaja perempuan itu membunuh adik-adiknya?

"Kejadian ini bermula ketika panti tidak mendapatkan donasi dari donatur manapun. Sehingga menyebabkan kami kelaparan, Kakak-kakak kami sudah berusaha untuk berkerja pagi sampai malam. Namun, upah yang didapatnya tidak mencukupi untuk kami semua. Karena terus kelaparan salah satu adik bayi kami meninggal. Dari sinilah Kakak mulai menjadi gila, tanpa sepengetahuan kami semua dia membongkar kuburan adik lalu mengambil beberapa organ untuk dijual,"hantu anak perempuan itu menjeda penjelasannya. Ia terlihat sangat sedih.

Penjelasan yang di jelaskan padanya kontraks dengan kejadian yang sedang dilihat oleh Agra. Ia seolah-olah sedang menonton sebuah film, kejadian remaja perempuan yang sedang mengambil organ dalam anak bayi juga sangat terlihat jelas. Hal itu membuat Agra terlihat sangat mual.

"Kehidupan kami memang jadi lebih baik karena Kakak mendapatkan uang. Namun beberapa bulan kemudian tingkah Kakak menjadi aneh, ia sering tertawa lalu menangis tanpa sebab. Terkadang ia juga berteriak-teriak mengucapkan "Aku bukan pembunuh!". Hal itu membuat warga sekitar menyarankan untuk membawa Kakak ke rumah sakit jiwa. Karena Ibu merasa masih sanggup untuk menjaga Kakak, jadi Kakak tidak di bawa ke rumah sakit jiwa. Namun semakin hari tingkah laku Kakak semakin membahayakan, di mana beberapa kali Kakak sering berusaha untuk membunuh Ibu menggunakan pisau. Waktu itu kami menyaksikan sendiri bagaimana Kakak sangat bernafsu untuk membunuh Ibu, kami yang kebetulan melihat langsung membantu Ibu. Sayangnya saat itu Dia tidak sempat untuk melarikan diri, di hadapan kami semua Kakak dengan sadisnya menggorok leher Dia menggunakan pisau hingga memisahkan antara tubuh dan kepala. Sambil tertawa ia membawa kepala Dia untuk dikuburkan di suatu tempat yang tidak kami ketahui. Sejak saat itu Kakak menjadi buronan polisi, dan setelah ditangkap Kakak langsung di masukkan ke dalam rumah sakit jiwa. Tubuh Dia tidak dimakamkan bersama kepalanya, karena Kakak tidak pernah mau memberitahukan di mana ia menguburkan kepala Dia. Sampai sekarang kepalanya tidak diketahui dimana keberadaannya, petunjuk yang Dia berikan padamu adalah dimana tubuhnya di makamkan, bukan dimana letak kepalanya. Kau hanya bisa menemukan kepala Dia jika Kakak mau memberitahu padamu, Kakak berada di RSJ Cahaya Hati. Hanya itu yang bisa aku bantu, selebihnya Kau harus mencari,"jelas Hantu anak kecil perempuan itu lalu menghilang.

Tubuh Agra lalu kembali tersedot kembali ke tempat semula. Dengan keringat yang bercucuran Agra berusaha menetralkan napasnya, ia terus mengingat bagaimana remaja itu mengambil organ dalam dan menggorok leher adiknya sendiri.
"Gua udah ga sanggup. Kita lanjut besok,"ucapnya.

Ia lalu keluar dari toilet dan bergegas menuju parkiran. Terlihat pom bensin sangat sepi, bahkan sudah tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang di jalan raya. Setelah melihat ke arah jam tangannya, ternyata sudah pukul 01:00 pagi. Agra lalu bergegas melajukan motor dengan kecepatan tinggi.

TBC


Gimana-gimana?

Yuk jangan lupa vote dan komen biar Author semangat nulisnya (◍•ᴗ•◍)✧*。

Typo? Tandain!

JUDULNYA HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang