0.9 [Teror hantu anak kecil]

330 68 5
                                    

Happy reading^^

Sebuah kisah di torehkan karena sebuah kejadian, sedangkan aku mencintaimu hanya karena tulisan.
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Pukul 17:30 ketiganya sudah sampai di rumah masing-masing. Agra bernapas lega setelah mendapati Mamanya belum pulang. Ia jadi tidak perlu mencari-cari alasan.

"Ini susu jahenya Tuan. Silahkan diminum,"ucap Bibi.

"Makasih Bi,"balas Agra.

Bibi lalu kembali ke dapur untuk kembali berkerja. Agra meregangkan tubuhnya yang terasa pegal sambil menyeruput susu jahe.

Dret, ponselnya berbunyi.

"Hallo, assalamualaikum Ma,"ucapnya.

"Walaikusallam Gra. Gra maaf Mama baru bisa pulang 2 hari lagi, karena pekerjaan Mama di sini belum selesai. Kamu gapapa 'kan?"

"Gapapa kok Ma. Mama fokus aja, Gra di sini juga ditemenin Bibi,"ujarnya.

"Yaudah kalau gitu Mama jadi lebih tenang. Oh iya tadi Papa kamu titip salam katanya sebentar lagi dia pulang,"

"Beneran pulang atau cuma ngomong doang,"ketusnya.

"Gra, kamu ngertiin Papa ya. Kamu 'kan tau pekerjaan Papa gimana,"ucap Mama Janaloka dengan lembut.

Agra menjambak rambutnya frustasi, "Sampe kapan Gra harus ngertiin Papa, Ma?!"tanyanya lalu mematikan telepon sepihak.

"ARGH! APA SUSAHNYA SIH PULANG?!"berteriak frustasi.

Ia sangat merindukan sosok Papa, sejak kecil ia sangat dekat dengan Papanya yang bernama Jagratara Ardinata. Namun sejak Papanya kembali aktif berkerja sebagai arkeolog, ia jadi jarang atau bahkan tidak pernah bertemu dengan Papanya itu. Hanya melalui telepon saja Agra bisa berbincang, dan itu sangat jarang karena di beberapa tempat yang di teliti terkadang tidak terdapat sinyal internet.

"Udah magrib, mending gua sholat!"ucapnya setelah puas meluapkan emosi. Ia lalu berjalan menuju kamarnya di lantai dua.

Pada saat mengucapkan salam ke arah kiri, ia dikejutkan dengan kehadiran hantu anak kecil tanpa kepala yang berada di pom bensin tadi. "Kak di mana kepala ku?"tanyanya. Agra segera menyelesaikan sholat dan bergegas keluar untuk makan malam.

Kenapa itu setan bisa ikut gua sih, batin Agra.

"Bi, makan sama Agra ya di sini. Ajak yang lain juga,"pintanya.

"T-tapi Tuan,"

"Gapapa Bi. Agra ga mungkin bisa ngabisin makanan sebanyak ini sendirian,"ucapnya.

"Kalau begitu Bibi panggil yang lain juga ya Tuan,"jawabnya lalu bergegas ke belakang untuk mengajak Tukang kebun dan beberapa pekerja yang lain.

Setidaknya ini bisa buat gua ngalihin perhatian dari itu setan, batinnya.

"Kak tolong aku... Kepala ku hilang.... Aku tidak bisa bertemu dengan Ibu, hiks, hiks,"hantu anak kecil itu mulai menangis.

JUDULNYA HILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang