Happy reading^^
Keangkuhan dapat mendorong mu menuju jurang kematian.
-
-
-
-
-
-Agra terbangun karena mendengar suara kokokan ayam. Disamping ranjangnya sudah ada Bara dan Caka yang terus menatapnya dengan ekspresi menahan tawa. Ia memegang kepalanya sambil mengingat apa yang terjadi semalam.
"Katanya ga percaya adanya setan, sekali lihat langsung pingsan haha!"Bara sudah tidak sanggup menahan tawanya.
"G-gua cuma kaget doang elah,"bangkit dari ranjang hendak menuju WC.
Baru saja hendak memasuki WC namun terhenti ketika melihat rambut panjang menjulur dari atas, dengan perlahan Agra mendongak ke atas. Reflek ia mundur ke belakang, "Anjeng! S-setan mesum!"umpatnya sambil menutup mata menggunakan kedua tangannya. Bara dan Caka yang mendengar umpatan Agra langsung menghampiri. "Setan dimana Gra?"tanya Caka.
"Lo ga lihat itu ada setan cewe mukanya gosong posisi kebalik?!"menunjuk menggunakan salah satu tangannya, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk menutup mata.
"Mau ikut mandi kali,"balas Bara dengan santainya.
"Bodo amatlah. Gua tidur lagi aja!"berjalan menuju ranjang dengan mata tertutup. Karena matanya yang tertutup itulah kakinya membentur kaki ranjang, "Arrgh,"meringis ketika melihat luka jahitnya yang terbentur. Namun saat hendak duduk di atas ranjang, ia kembali melihat setan perempuan bermuka gosong itu sedang tersenyum padanya. Agra kembali terduduk lalu meringkuk ketakutan, "Pergi!!"ucapnya dengan nada tinggi.
Setan itu tidak menghiraukan perkataan Agra, ia malah mendekat "Ternyata kau bisa melihat ku. Hihi jangan takut, aku hanya ingin melihat ekspresi ketakutan mu,"bisiknya. Agra menutup kedua telinganya sambil terus menutup mata.
"Si Agra kenapa?"tanya Caka.
"Lagi di ganggu setan. Bentar gua panggil Mbah dulu,"jawab Bara sambil melangkah keluar. Caka yang kebingungan lalu menyarankan Agra untuk berdoa, "Gra, doa gra!"ucapnya.
"Apa? Gua ga denger Lo ngomong apa?"jawab Agra yang samar-samar mendengar suara Caka.
"DOA!"jawab Caka dengan nada tinggi.
"G-gua ga bisa denger. Terlalu berisik!"jawabnya.
Agra merasa energinya semakin berkurang, kepalanya terasa sangat berat, badan dan kedua kaki lemas, penglihatannya kabur, badan terasa ringan, dan ngantuk. Ia kembali tidak sadarkan diri. "Gra, gra, Agra jangan tidur!"Caka menepuk-nepuk wajah sahabatnya itu. Saat hendak ia angkat ke atas ranjang, tiba-tiba saja Agra membuka mata dan langsung tertawa namun suara yang terdengar adalah suara wanita. "Akhirnya aku memiliki raga hihihi,"
Caka memundurkan tubuhnya, ia yakin Agra kerasukan makhluk halus. Saat ia hendak berteriak memanggil Bara, Agra yang kerasukan itu langsung mencekik lehernya. "L-lepasin g-gua S-SETAN!"pintanya sambil mencekik balik. Bara terkejut ketika melihat kedua sahabatnya saling mencekik, ia hendak memisahkan namun ditahan oleh Mbah, "Nak Agra kerasukan setan penunggu rumah ini,"beritahunya. Mbah lalu berkomat-kamit membaca mantra dan tanpa menyentuh Mbah menyerang hingga tubuh Agra membentur tembok. Caka memanfaatkan itu untuk menarik napas dalam-dalam, Agra benar-benar mencekiknya dengan kuat membuat ia kehabisan napas.
"Kau tidak perlu ikut campur Baswara!"ucapnya kemudian terbang menyerang Mbah.
"Jiwa mu terlalu serakah hingga meminta raga yang tidak pantas untuk kau miliki!"Mbah Baswara lalu memegang kepala Agra lalu membaca mantra.
"Aaaaaa, tunggu pembalasan ku Baswara. Tunggu saja!"suara itu perlahan menghilang dengan dibarengi tubuh Agra yang terjatuh ke lantai. Bara dan Caka lalu memindahkan tubuh Agra ke atas kasur.
"Sebaiknya kalian urungkan untuk kembali ke Kota, karena kemungkinan Agra akan terbangun nanti malam,"pesan Mbah Baswara.
"Iya Mbah,"jawab keduanya. Mbah Baswara lalu meninggalkan ketiganya. Setelah dipastikan Mbah sudah jauh barulah Caka membuka suara, "Baru tau gua kalau Kakek lu namanya Baswara,"tuturnya.
"Lu sih ga nanya gua,"timpalnya.
Pukul 19:00 malam Agra terbangun, ia langsung bangkit dan merasakan sakit sekujur tubuhnya. Saat melihat ke kanan-kiri ia tidak mendapati kedua sahabatnya, Agra lalu berjalan menuju lantai bawah. Baru beberapa langkah tiba-tiba saja bahunya di tepuk, karena mengira itu salah satu sahabatnya, Agra langsung melihat ke belakang. Betapa terkejutnya ia saat melihat Kuntilanak hitam yang sedang tersenyum padanya. Agra langsung berlari dengan keadaan kaki terpincang-pincang. Sampai dilantai bawah ia tidak melihat keberadaan kedua sahabatnya, begitupun dengan Mbah. Yang ia temui hanya Kuntilanak hitam yang terus mengikutinya, karena ketakutan Agra kembali berlari keluar rumah hendak mencari Bara dan Caka.
"Anjeng!"ia mengumpat ketika melihat beberapa setan di perjalanan. Sambil menutup mata ia berlari sebisanya dengan keadaan kaki terpincang-pincang. Tawa kuntilanak semakin keras membuat Agra tidak fokus, ia sampai tersungkur.
"Bro, Lo udah sadar?"tanya Bara yang sedang makan nasi goreng bersama Caka.
"Bar-bara ada setan yang ikutin gua,"menunjuk ke arah belakang namun sudah tidak ada keberadaan Kuntilanak hitam yang ia maksud.
"Udah, nih minum dulu,"Caka menyodorkan air mineral. Agra menerima air tersebut dan langsung meminum nya hingga tandas.
"Gimana? Udah rileks?"tanya Bara. Agra hanya menganggukkan kepala, ternyata seperti ini rasanya bisa melihat mereka pikirnya.
"Ini Mas mari di makan,"ucap Mbak penjual nasi goreng pada Agra dengan senyum manis.
"Makasih Mb-ak,"ia terkejut bukan main saat melihat wajah penjual tersebut. "S-SETAN!"menunjuk ke arah Mbak itu. Agra melemparkan piring yang berisi nasi goreng itu tepat ke arah wajah Mbak tersebut lalu lari terbirit-birit tanpa arah.
Bara dan Caka yang merasa tidak enak pada Mbak penjual langsung meminta maaf dan bergegas mengejar Agra hingga memasuki hutan. "AGRA!"panggil Bara, namun tidak ada jawaban.
"AGRA!"panggil Caka lagi, hasilnya masih sama. Tidak ada jawaban dari Agra.
Mereka terus berusaha mencari keberadaan Agra namun perjuangan itu sia-sia sehingga membuat mereka menyerah. Keduanya lalu kembali ke rumah untuk meminta pertolongan pada Mbah Baswara. Sementara itu di dalam hutan Agra masih berlari dengan terpincang-pincang, ia terhenti saat merasa sudah berada jauh. Namun saat menyadari ia memasuki hutan, ia kemudian mencari arah pulang ke sana-kemari.
"Mbah, Agra masuk hutan. Kami udah nyari-nyari tapi ga ketemu,"ucap Bara.
"Aku tidak menyangka akan serumit ini. Padahal niatku menyuruh Kunti untuk mendekati Nak Agra agar anak itu terbiasa. Namun malah memperparah,"pikirnya.
"Ayo, Mbah,"tarik Bara karena Mbah tidak merespon nya.
Mereka lalu menuju tempat dimana Agra memasuki hutan. Karena tidak memperoleh hasil, Mbah lalu menyuruh beberapa peliharaan nya untuk mencari Agra. Sudah satu jam mereka berada di hutan namun tidak menemukan apa-apa, peliharaan Mbah juga tidak bisa menemukan Agra.
"Celaka! Nak Agra memasuki kawasan hutan Nyi Timira,"ucap Mbah.
"Nyi Timira?"tanya keduanya secara bersamaan.
TBC
Yuk saran, vote dan komennya untuk memenuhi chapter ini( ꈍᴗꈍ)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUDULNYA HILANG
Horror"Makhluk halus itu ga ada Bro. Zaman udah canggih masih aja percaya,"Agra tertawa terbahak-bahak. Jagraka Ardinata Bumantara seorang remaja laki-laki yang tidak percaya dengan adanya "Makhluk halus". Ia beranggapan makhluk halus hanyalah mitos semat...