22.Tremor

21.4K 1.2K 202
                                    

sebelum lanjut baca Jangan lupa klik bintang di pojok kanan ya...

Tembus 100 komen baru lanjut ke chapter selanjutnya.

HAPPY READING
________


"Aila sama gus Naja pamit pulang bentar ya umi"ujar Aila pada uminya.

"Iya nak,kamu sama suami kamu istirahat aja dirumah,biar Papa aja yang dirumah sakit,Isham sama Arsya pulang juga ya,kalian berdua istirahat aja,kasian dari kemarin kalian belum pulang"ujar umi Aida.

"Tapi umi--

"Jangan khawatir nak,Kalian istirahat aja dirumah,nanti kalau ada butuh sesuatu,papa bakal telfon kalian"ujar papa Farhan menyela ucapan Aila.

Akhirnya Aila mengangguk.

"Kalau gitu kita pamit pulang ya pa?"ujar Isham mencium punggug tangan papanya,dan disusul oleh Aila,gus Naja,dan Arsya.

"Hati-hati,bawa mobilnya jangan ngebut"balas papa Farhan.

"Iya pa"balas Gus Naja dan Isham.

"Umi kita pamit pulang ya?"ujar Aila menghampiri sang umi.

"Iya hati-hati"balas umi Aida mengelus pelan puncak kepala Aila yang tertutup hijab.

"Pamit pulang umi"ujar gus Naja mencium punggug tangan umi Aida.

"Iya nak,hati-hati ya bawa mobilnya"

Gus Naja mengangguk."iya umi"balasnya.

"Isham sama arsya juga pamit ya umi"ujar Isham ikut berpamitan dan mencium singkat pipi uminya.

"Iya nak"balas umi Aida.

Setelah berpamitan,Aila,gus Naja,Isham,dan Arsya segera menuju parkiran.

***

"Kita satu mobil aja gimana?"tanya gus Naja.

Isham mengangguk.

"Lo gimana?"ujar Isham menyenggol bahu Arsya.

"Gue ngikut aja,tapi sebelum sampai dirumah kita makan dulu ya,gue laper soalnya"balas Arsya cengengesan.

"Aelah,makan mulu lo"balas Isham.

"Gue belum makan dari siang ngab,ini udah jam 5 sore,ya gue lapar lah"balas Arsya.

"Terus yang lo makan dikantin rumah sakit tadi apa?"balas Isham.

"Soto"balas Arsya dengan santai.

"Nah,Itu kan lo makan"balas Isham.

"Kan gak pakai nasi,gue orang indonesia,kalau gak pakai nasi gak kenyang"balas Arsya.

"Lambung karet lo"balas Isham.

"Lo--

"Stop!"

Sontak keduanya terdiam.

"Jadi pulang gak nih?"tanya gus Naja.

Serempak keduanya mengangguk.

"Udah,jangan ribut lagi,ntar keburu magrib"ujar gus Naja.

Sedangkan Aila hanya geleng-geleng melihat tingkah kedua abangnya.

***

GUS NAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang