17.Berulah

22.5K 1.2K 35
                                    

sebelum lanjut baca Jangan lupa klik bintang di pojok kanan ya...

HAPPY READING
__________


Setelah melaksanakan Sholat Zuhur berjamaah,Aila dan ketiga sahabatnya bergegas untuk menjalankan misi mereka.

"Buruan woi"ujar Cia tak sabaran.

"Sabar dulu napa sih"balas Hana.

Setelah selesai mereka berempat menuju kamar asramanya terlebih dahulu untuk meletakkan tasnya masing-masing.

"Udah ditaruh semuanya kan?"tanya Hana.

Serempak ketiganya mengangguk.

"Kita gak ambil makan siang dulu nih?"tanya Aila.

"Udah nanti aja,kita ambil mangga dulu,setelah itu baru ambil jatah makan siang"balas Cia.

"Ntar kalau makan siangnya udah habis gimana?"tanya Zira.

"Ya tinggal beli dikantin"balas Hana enteng.

"Udah buruan makanya"ujar Cia menarik ketiga sahabatnya itu menuju perbatasan asrama santri putra dan santri putri.

"Siapa nih yang manjat?"tanya Zira.

Sontak mereka saling pandang.

"Lo aja gimana?"

"Lo aja deh"

"Sama-sama aja biar adil"

"Tapi lo duluan yang manjat"

"Lo aja yang duluan"

"Aelah repot banget lo pada,biar gue aja yang duluan naik"ujar Aila.

"Yaudah lo duluan,ntar kita nyusul"balas Cia.

"Lo bisa manjat pakai gamis begini?"tanya Zira pada Aila yang sudah mengambil ancang-ancang untuk memanjat.

"Asalkan kagak sempit gue bisa"balas Aila.

"Bismillahirrahmanirrahim"ujar Aila sebelum menginjakkan kakinya kepada pohon itu sebelum memanjat.

Dengan lincah Aila menaiki pohon mangga didepannya.

"Buruan naik,kelamaan lo"ujar Aila pada Cia dan Hana,sedangkan Zira menunggu dibawah untuk menangkap buah mangga yang akan dilemparka oleh Aila,Cia,dan Hana.

Setelah Hana dan Cia menaiki Pohon mangga itu juga,mereka mulai memetik dan memilih mangga yang sudah matang.

"Tangkap ya zir!"ujar Aila.

Zira mengangguk."lempar aja,biar gue tangkep"balasnya.

Pluk

Zira berhasil menangkap mangga yang dilempar oleh Aila.

"Ekhem"

Tiba-tiba saja terdengar suara deheman seorang tak jauh dari mereka.

Serempak Aila dan ketiga kawan-kawannya melihat kearah sumber suara itu.

Terlihat disana,gus Naja dan gus Ahza yang bersedekap dada sedang memandangi mereka.

Aila sontak membelalakkan kedua matanya."mampus"batin Aila merutuki dirinya sendiri.

"Ustadzah Marwa!"teriak gus Naja saat ustadzah marwah ingin melewati gerbang belakang asrama santri putri.

"Na'am gus,ada apa ya?"balas ustadzah marwah.

Gus Ahza menunjuk kearah Aila dan kawan-kawan yang sedang terdiam tanpa pergerakan sedikit pun melihat kearah kedua gus yang sedang berbicara pada ustadzah marwah.

GUS NAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang