5. End ✔️

312 23 3
                                    

Tidak terasa masa Ujian Nasional sudah selesai, Shilla dan teman teman akhirnya bisa menghela napas lega. Kini giliran Shilla, Regan, Novan dan Nalen menjadi pengangguran. Alias siswa yang tidak memiliki kesibukan apa apa. Karena persyaratan masuk SMP sudah mereka kumpulkan.

Rumah Yeri lah kini yang menjadi bascamp perkumpulan anak anak itu. Dion sedang bekerja, dan Yeri tengah memasak untuk mereka.

"Kalian beneran mau masuk ke SMP Neo aja?" Tanya Regan yang tengah fokus dengan game di ponselnya.

Nalen mengangguk, "Kemana lagi dong?"

"Emang lu mau kemana?"

"Ya masih bingung, lu Shil mau kemana?"

"Pengennya di Bandung--"

Regan langsung menoleh, "Jauh amat."

Shilla hanya terkekeh kemudian memainkan rubik ditangannya. Ingin di Bandung hanya karena agar lebih dekat dengan Kakek dan Neneknya. Namun setelah difikir fikir ia tidak siap jauh dari Aji. Meski ia sangat demen menjahili Aji, itu adalah suatu bentuk kasih sayangnya. Karena saat Aji merengek dan menangis itu menjadi kesenangan tersendiri bagi Shilla.

Sementara di fikiran Nalendra, ia sendiri hanya mengikuti kemana pun Novan pergi, termasuk bersekolah. Tidak ada hal hal pasti dalam hidup Nalen, kiblatnya hanya Novandra saja. Novan mau kemana pun, Nalen harus ikut bersamanya.

Lalu Regan, dia memang sudah memantapkan diri untuk masuk SMP Neo Culture yang bertaraf Internasional. Bagi sebagian orang memang sulit masuk Sekolah itu, namun Regan sangat yakin bahwa dirinya akan bisa untuk masuk ke sekolah tersebut dengan murni.

"Aku bosen temen temen.." rengek Shilla.

"Sama sih, gue juga." Jawab Regan.

"Main selang air yuk?" Ajak Nalendra dan di balas dengan geplakan dikepalanya oleh sang kembaran, "Sakit ih!"

"Kalau nanti di jewer Mama lagi, gimana?"

Nalen hanya terkekeh dan mengerucutkan bibirnya. Padahal ia baru libur belum ada seminggu, baru 2 hari namun rasa bosannya sudah mendera tanpa permisi. Biasanya jam segini dia sudah pulang sekolah dan sedang bermain dengan anak komplek lainnya.

Namun hasrat mereka untuk keluar rumah pun menjadi sangat malas, karena energinya sudah habis.

"Shilla nanti kalau udah gede mau punya pacar nggak?"

Shilla menyimpan rubiknya di nakas, "Pacar? Apaan tuh pacar, Nov?"

Novan menghembuskan napas panjang dan mencomot kentang goreng yang tersisa sedikit lagi, "Ish! Pasangan itu loh--kaya Mama sama Papa."

"Itu suami istri, Novan. Bukan Pacaran!" Ketus Regan.

"Ih jadi apaan?"

Nalen bertepuk tangan satu kali, "Ih Shilla cantik! Maksud abangku ini, pacar itu pasangan sebelum menikah." Jelas Nalendra dengan cengengesan.

"Ohh--kan kita masih kecil, kata Ibu kita harus belajar dulu biar pinter."

"Kan kamu udah pinter." Balas Novan.

"Kamu nggak ada gitu suka sama orang, Shil?" Tanya Nalen.

Shilla melirik Regan sekilas dan kembali menatap Nalen, "Suka sama laki laki?"

Nalen mengangguk, "Iya. Ada gak? Aku aja ada disekolah, tapi dia anak kelas B. Kamu tau yang namanya Amelia nggak? Anaknya cantik, kalau senyum matanya ilang." Jelas Nalen. Tampaknya dari wajah bocah itu, wajahnya sangat cerah dan ia antusias sekali mendeskripsikan perempuan bernama Amelia itu.

The World Of Married CouplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang