Sehari setelah tau Yeri hamil, Dion lebih-lebih posesif dari kehamilannya yang pertama. Yeri sekarang enggak boleh keluar rumah, buktinya Yeri hari rabu mau lari pagi aja dilarang sama Dion. Sampai Yeri nangis baru deh Dion mengizinkan Yeri buat lari pagi. Sepulang lari pagi, jam delapan pagi, Yeri liat Tama duduk didepan pagarnya sambil menatap layar ponselnya.
"Udah jam delapan kok bang Tama belum berangkat ya?" Yeri keheranan.
Daripada ibu hamil itu penasaran, dia lebih baik nyamperin Tama aja. Terus juga Yeri sedikit bingung. Kan ini udah jam 8 tapi kenapa Tama masih mengenakan celana pendek dan baju kaos polos berwarna putih?
"Abang.."
Tama menoleh, "Eh elu, Yer. Kenapa?" Tama berdiri.
"Abang gak kerja?" Tanya Yeri kepada Tama dan Tama menggelang lemah.
Yeri mengulum bibirnya. Sedikit bingung akan apa yang Tama alami, Yeri memilih diam. Dia tau jika tetangganya tengah mengalami masalah sama Sahara, tetapi Yeri enggak mau tanya lebih dalam. Ya hubungan rumah tangga orang lain dia enggak mau tahu. Dia nunggu Tama aja yang cerita.
"Lu dari mana?" Tanya Tama yang sekarang udah berdiri.
"Oh? Gue abis lari pagi bang."
"Dion ada?"
Yeri menggeleng, "Kerja. Gue sendiri dirumah."
"Oalah." Tama tersenyum, "Tadinya mau kerumah--tapu Dion enggak ada jadi ya udah deh ga--"
"Kalau mau ke rumah ayo Bang, gak apa-apa. Udah sarapan belum? Biar gue buatin." Kata Yeri. Yeri tahu kalau Tama butuh teman buat bercerita, makanya dia mengajukan diri.
"Ngapain amat, gak usah deh Yer." Tolak Tama.
Tama enggak enak sama Dion, masa istrinya lagi sendiri dirumah dia malah ke rumah Yeri? Nanti kalau Dion salah paham gimana?
"Bang, everything is okay?"
Tama tersenyum lirih, tersirat dari mata Tama sebuah sesal yang ia rasakan. Yeri tahu betul apa yang sedang dirasakan Tama, makanya Yeri bertanya seperti itu.
"Sebenarnya enggak sih Yer, gue bingung."
"Why?"
"Sahara pulang ke Mamanya dan Aji marah sama gue."
"Jadi lu sendirian di rumah?"
Tama mengangguk, "Ada--waktu gak Yer? Gue pengen cerita." Kata Tama dan Yeri mengangguk.
"Ke rumah aja Bang, nanti gue telpon Dion." Ucap Yeri.
Yeri jalan duluan dan diikuti oleh Tama dibelakangnya. Bukannya Yeri so perhatian, tapi kan disini Tama membutuhkan teman cerita ya selagi Yeri ada waktu kenapa dia harus menolak? Tama membutuhkannya, enggak salah kan dia mengajukan diri untuk menjadi teman curhat Tama?
Lagi pula enggak ada apa-apa diantara mereka kok.
Sesampai dirumah, Yeri mempersilahkan Tama duduk dan dia membuatkan minum Teh Hangat untuk Tama. Kemudian dia mengambil ponselnya dan mencari nomer sang suami disana.
"Sayang?"
Tama yang menyimpan gelasnya ke pisin, selesai minum ia menoleh ke Yeri yang sedang menghubungi Dion.
"Kenapa sayang?"
"Ada bang Tama dirumah."
"Ngapain itu bocah?"
"Ada masalah sama kak Sahara, dia mau cerita sama kamu tapi aku bilang kamu kerja. Jadi--dia butuh temen cerita, gak apa-apa kan--ke aku?"
"Iya gapapa, kamu hati-hati ya dirumah. Nanti kalau udah selesai, kasih tau aku. Kasian itu calon duda!" Ucap Dion disebrang sana dan bola mata Yeri hampir aja terlepas dari tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of Married Couples
FanficSERI KE-1 Dunia pasangan yang sudah menikah gak seenak kaum muda - mudi bayangkan. Lika - liku dunia pernikahan harus mereka lewati, berdua. "Kemanisan itu, aku minumnya depan kamu jadi terlalu manis." Regi "Mata kamu itu genit! Kan itu namanya mat...