Fourteen

787 115 31
                                    

Selamat Membaca!🤩



"Sahara Istriku!" Tama baru aja buka pintu kamar tapi Sahara udah melotot, ya Tama berisik banget padahal anaknya baru tidur lagi sesudah di mandikan tadi.

"Ih adek kok bobo lagi," Tama langsung mendekati Sahara dan Juna di kasur.

Tangan Tama mengelus pipi gembul sang anak. Dia gemas. Sesekali Tama mencium tangan anaknya. Sahara yang melihat Tama seperti itu hanya bisa tersenyum. Ya dia bahagia melihat Tama seperti ini, seperti keluarga kecil mereka itu adalah keluarga paling bahagia.

Soal Tyas, Sahara enggak mau memikirkannya lagi. Biar aja arus membawanya kemana, jika hubungannya harus berakhir ya enggak apa-apa. Berarti Tama bukan yang terbaik untuknya. Begitu saja.

Tetapi dalam hati kecil Sahara ingin keluarga kecilnya itu bahagia.

"Sa!"

"Hmm?"

Tama menghela nafas panjang dan duduk di sebelah Sahara. Dia juga mau membicarakan tentang hubungannya sama Tyas, semakin rumit. Selama ini Tama mencoba menghindari wanita itu yang selalu menuntut untuk dinikahkan, padahal Tama udah sering bilang jika hubungan mereka itu seharusnya enggak ada. Walau bagaimana pun Tama udah punya istri dan anak, enggak seharusnya mempunyai wanita lain selain Sahara.

Tetapi tetap saja Tyas enggak pernah mengerti, dia tetap meminta janji Tama yang jika sudah enam bulan harus menceraikan istrinya. Padahal Tama udah sering bilang kalau perjanjian itu enggak pernah disetujui oleh Sahara. Tama sempat berfikir ingin membawa keluarga kecilnya pindah ke Aussie, tetapi Mama enggak mau ditinggal.

"Kenapa heh?!"

"PERMISI!"

Baik Tama maupun Sahara terlonjak kaget mendengar suara nyaring Yeri, "Aku aja." Tanpa basa basi lagi, Tama berlalu meninggalkan Sahara.

Tama menghela nafas panjang saat terdengar suara ribut-ribut dari luar, tentunya dia mendengar suara Yeri marah-marah. Tama sempat mau membawa air di gayung untuk menyiram Yeri, apa-apaan pagi-pagi udah berisik di depan rumah orang.

"Sabar Yer--eehh kok ada dia!?" Pekik Tama dengan mata yang hampir aja loncat dari tempatnya.

Terlihat Yeri dan Tyas sedang adu argumen di luar pagar sampai mereka enggak sadar jika Tuan Rumah udah berada di depan mereka. Menatap Tyas enggak percaya dan mendengarkan makian Yeri disana.

"Lo tuh gak tau diri amat! Udah jadi pelakor, pake mau aja lagi diajak tidur!" Kata Yeri sewot.

"Hey bitch! If you don't know me, don't talk!"

Kalau aja Tama enggak langsung tari Yeri ke belakang mungkin rambut panjang Tyas udah di jambak. Mendengar keributan diluar, ibu satu anak itu langsung menemui Tama dengan menggendong Juna. Juna bangun saat tadi mendengar suara decitan pagar.

"Bang! Lo mau sama cewek kaya dia?!"

"Apaan sih lu Yer!"

"Dan gua masih engga nyangka sama lo bang!"

Sahara yang baru datang hanya bisa menatap nanar dari kejauhan. Dimana sang suami mencoba menenangkan Yeri yang udah tersulit emosi karena kedatangan Tyas. Sahara enggak bisa melakukan apa-apa sekarang. Alih-alih lari kesana dan menjambak rambur Tyas, Ibu itu memilih bungkam. Malubsama tetangga.

"Heh apaan jadi nyalahin gue!" Pekik Tama, dia enggak terima di salahkan. Padahal dia juga udah lama enggak bertemu sama Tyas.

"Lo beneran enggak tahu?!" Tanya Yeri, sewot. Ini Tama bisa enggak sih usir Yeri dari rumahnya? Berisik banget. Dan kemana juga suaminya, bukannya bawa istrinya pergi malah ilang.

The World Of Married CouplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang