Five

881 141 4
                                    

Mengenai pecakapan mereka seminggu lalu, Regi gak jadi kok adopsi anak. Wendynya gak mau. Dia berubah fikiran lagi sekarang, dan mereka lagi diskusi sama Dokter Kandungan buat ikut Program Kehamilan untuk Wendy.

"Wen."

Wendy yang lagi siapin sarapan buat Regi langsung noleh, "Nanti mal--"

"Aku lagi halangan."

Sialan.

Yasudah lah ya Regi cuma bisa sabar. Paling engga buat lima sampe tujuh hari kedepan dia harus tahan. Siapa tau kan beres Wendy datang bulan eh langsung jadi. Namanya rejeki gak ada yang tau.

"Yaudah abis itu."

"Gak deh, nanti aja tahun depan gimana?"

Alis Regi mengerenyit, "Ko gitu?"

"Siapin diri dulu aku Jihan. Lagi pula baru sehari konsiltasi."

Regi cuma menghela nafas panjang dan mengangguk aja. Biarlah gimana istrinya aja yang penting Wendy bahagia.

Menu sarapan mereka simple gak ribet. Wendy lagi males pagi - pagi. Dia cuma siapin Roti Isi Irisan Daging dan Keju aja, ditemanin segelaa Kopi kesukaan suaminya. Wendy sarapan cuma segelas Susu Coklat aja, namanya juga perempuan ya. Meski sederhana Regi ga komentar apa - apa kok, dia makan aja gitu.

"Aku lusa mau ke Semarang, ikut gak?"

Wendy yang lagi cuci piring langsung berhenti dan noleh ke arah Regi yang baru aja simpen gelas Kopi itu ke meja.

"Ngapain?"

"Ada pertemuan sama Klain kerja aku, orang sana. Gak lama disana cuma sehari doang."

Wendy mangut dan lanjutin kegiatan cuci piringnya, "Gak ah, ngapain. Lagian minggu depan aku juga ada meeting buat Relawan ke Urk."

Regi bersidekap dan bersandar, "Gak tau, makanya mau di rapatin minggu depan."

Regi sedikit gak enak hati sekarang buat ninggalin Wendy, soalnya Wendy juga ada kegiatan nanti kalau dia ajuin diri karena dia gak mau dirumah sendiri gimana? Urk kan kawasan bahaya, mana lagi perang kan.

"Kamu--gak usah ke sana deh--"

Wendy yang selesai cuci piring langsung samperin Regi, "Loh kenapa? Kan itu gimana pak Akta, Mas."

Akta lagi.

"Justru itu, karena dia suka kamu dia bakalan peralat kamu--"

"Peralat gimana? Jelas - jelas ini masalah kerjaan."

"Nanti kamu disana sama dia gi--"

Wendy jengah!

Dia menghela nafas panjang dan natap Regi sinis. Ini suaminya cemburuan atau gimana sih? Ya kan dia disana juga kerja bukan buat ngapa - ngapain. Apalagi ini masalah kemanusiaan, dan mana ada seorang petinggi Rumah Sakit ikut jadi relawan? Yang ada dia cuma sekedar antar doang, terus pulang lagi.

"Aku itu cuma kerja, ini masalah kemanusiaan Mas."

"Akta minta kamu ikut?"

"Sebenernya iya, tapi masih ma--"

"Tuh kan! Fix kayaknya dia dendam sama kamu, sampai kamu dikirim ke tanah perang! Wen, disana itu susah mau ngapa - ngapain. Bahkan jaringan aja disana susah, air bersih susah, bom dimana - mana. Dan Akta mau kirim kamu ke sana? Status kamu udah punya suami, kamu tega ninggalin aku berbulan - bulan? Hah?"

Wendy diam.

Yang di pikirkan Regi ada benarnya juga, kemarin dia dengar relawan ke Urk itu sekitar 2 sampai 3 bulanan. Dan kalau dia terpilih, berarti dia harus meninggalkan suaminya selama itu. Agak gak tega juga sih, karena kan suami ya berarti Wendy bertanggung jawab buat ngurusin Regi. Kalau Regi sakit gimana? Terus yang nyuci baju Regi siapa? Yang masakkin Regi siapa?

The World Of Married CouplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang