"Mas, gimana tadi Ujiannya?"
Kelas 6 sudah memasuki waktu Ujian Nasional. Berarti Regan, Nalendra, Novan dan Shilla tengah disibukkan dengan Ujian. Tidak heran jika Regi langsung memantau anaknya. Pukul 3 sore saja Regi sudah dirumau untuk memantau anaknya belajar. Semua keperluan Regan sudah Regi cukupi.
Anak kelas 6 Ujian berarti adik kelas mereka libur. Dan inilah waktu yang sangat Salwa, Leo, dan Aji tinggu tunggu.
Regan menghela napas dan duduk disebelah adiknya yang tengah memainkan rubik, "Not Bad. Kenapa?"
"Muka Mas kusut."
"Tadi itu IPA, bikin aku pusing."
Salwa mengangguk, "Mau makan? Mama lagi masak Opor Ayam."
"Nanti aja, Mas mau ganti baju dulu."
Kemudian Regan langsung ke kamarnya untuk mengganti baju, sementara Salwa menghampiri Wendy. Terlihat Wendy tengah menuangkan Opor Ayam ke mangkuk.
"Mamaa, Mas Regan udah pulang."
Wendy mengangguk dan buru buru menyimpan opor di meja makan. 10 menit kemudian, Regan datang dengan wajah yang agak mendingan. Rupanya Regan sudah cuci muka tadi.
"Mam.."
"Hmm? Makan dulu, Mas."
Regan duduk dan menyendok nasi dengan satu potong opor ayam.
Tidak dapat dibohongi memang masakan Mama Wendy sangat enak dan tidak akan ada yang bisa menandingi. Meski ia makan di Hanamasa atau Shabu Hachi sekali pun, masakan Wendy masih juaranya.
"Bisa tadi isi soalnya?"
Regan mengangguk, "Bisa. Cuma--ya gitu agak susah."
Wendy mengangguk, "Gapapa, kamu udah usaha. Apapun hasilnya Mama sama Papa mu akan terima kok, semoga aja hasilnya bagus. Jadi kan SMP di Neo Culture?"
Regan mengangguk, "Iya Ma. Gapapa kan?"
Wendy menggeleng, "Yoo ndak apa apa toh ndok." Ucapnya.
"Yah--berarti aku sendirian nanti berangkat sekolah." Lirih Salwa.
"Ya kan ada Leo sama Aji." Ucap Regan.
"Ih Mas. Kan beda kelas, terus juga kadang mereka suka ninggalin aku." Ucap Salwa.
"Ya kan tahun depan kamu juga lulus SD, De." Balas Wendy.
Salwa mengerucutkan bibirnya. Entah kenapa baginya jauh dari sang kakak membuatnya sedih. Meski kakaknya ini terlewat cuek bebek, namun sesekali Regan sangatlah manis kepada Salwa. Bisa dibilang yang bisa melunakan sikap Regan hanyalah Salwa seorang.
Salwa sudah terbiasa bersama Regan, dan beberapa bulan lagi kakaknya akan disibukan oleh perpindahan sekolah.
"Ada Leo sama Janu. Kamu enggak usah takut sendirian." Ucap Wendy, ia menenangkan anak perempuannya.
Sebenarnya Wendy sendirilah yang membuat Salwa bergantung pada Regan. Tujuannya agar mereka menghargai keberadaan satu sama lain.
Regan pun sama seperti Salwa, dia sebenarnya tidak bisa jauh jauh dari adiknya. Namun mau bagaimana lagi?
"Mam, aku denger masuk SMP itu susah."
"Ya iya, Internasional." Ucap Wendy sambil mengambil piring Salwa yang sudah tandas disana dan menyimpannya di tempat cuci piring.
"Berarti aku harus belajar ya, Mam?"
Wendy terkekeh, "Ya iya. Kamu harus belajar biar bisa masuk SMP Neo Culture. Bisa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of Married Couples
FanfictionSERI KE-1 Dunia pasangan yang sudah menikah gak seenak kaum muda - mudi bayangkan. Lika - liku dunia pernikahan harus mereka lewati, berdua. "Kemanisan itu, aku minumnya depan kamu jadi terlalu manis." Regi "Mata kamu itu genit! Kan itu namanya mat...