Udah satu bulan Regi sama Wendy damai sejahtera. Regi bersyukur istrinya hanya dua bulan satu minggu menjauhinya, usia kehamilan Wendy udah menginjak bulan kelima. Enggak kerasa emang, usia kehamilan Sarah juga udah masuk bulan ke dua. Mereka cuma berbeda tiga bulanan aja. Regi yakin pasti anak Sarah sama anaknya bakal jadi sohib, tapi bisa jadi juga musuh. Karena aneh aja ini Aji tiap ketemu Regi bawaannya sewot terus.
Kaya kemarin Regi cuma kasih Sarah bala-bala sepuluh biji eh Aji marah-marah pake ngatain Regi pelit lah segala macem. Untungnya Sarah datang bak malaikat penolong Regi, Sarah langsung hantam kepala Regi dengan piring plastik yang dia bawa. "Segitu juga untung dikasih!" Kata Sarah begitu.
Bagi Regi itu masalah sepele, dia juga enggak mungkin marah sama keluarga Raharja karena masalah itu doang. Enggak etis banget gitu marahan gara-gara sepuluh biji bala-bala. Meski dia dibilang pelit, tapi Regi enggak berniat membalas ucapan Aji. Enggak tau kenapa Regi malas aja debat sama Aji.
"Bajunya kenapa kamu beliin warna hitam semua sih?!" Pekik Wendy yang baru menutup pintu kamarnya dan berjalan menghampiri suami yang lagi nonton tv.
"Ya biarin."
Ya Regi itu gila atau gimana ya? Masa baju bayi warna hitam? Memang jarang dilihat sih tapi Regi sampai memesan loh ke toko baju untuk warna hitam itu. Dan sekarang istrinya ngomel-ngomel?
"Mas Mas, tuku klambi sing wis ana warna. Jangan hitam semua!" Ketus Wendy.
"Iya nanti aku beliin yang warna putih." Ucap Regi.
"Aku bilang yang ada warnanya, Mas!"
"Ya kan putih juga ada warnanya toh?" Balas Regi yang berusaha mengambil toples berisi kripik tempe di dekat tv.
Wendy duduk di sofa dan menatap suaminya kesal. Dia sedikit kesal sekarang. Wendy memang jarang bepergian ke mall karena rasa mual dan mood yang berantakan. Selama Wendy kurang enak badan, Regi lah yang belanja baju dan keperluan bayi mereka. Atas mandat Mama Wendy.
Wendy juga enggak mengecek belanjaan yang Regi beli, sudah empat bulan belanjaan yang Regi beli enggak Wendy buka dan baru sekarang Wendy menyempatkan diri untuk membenahi baju-baju bayi yang di beli Regi. Dan betapa terkejutnya ibu hamil itu saat melihat baju-baju, kaos kaki, selimut, topi, sarung tangan, sapu tangan dan gendongan itu hampir semua berwarna hitam. Mungkin hanya dalaman bayi saja yang berwarna putih.
"Nanti minggu depan, anter aku ke Tiara Baby Shop! Biar aku yang belanja!" Ucap Wendy.
Bukan salah Regi juga sih membeli semua barang-barang bayi mereka warnanya hitam. Karena calon Ayah itu pada dasarnya memang menyukai warna hitam. Tetapi Wendy enggak habis fikir aja kok bisa-bisanya Regi membelikan pakaian bayi mereka warna hitam?
"Iya. Wen kontrol kapan?"
"Lusa, besok aku udah harus masuk kerja."
Dengan cepat Regi menoleh, "Heh! Kan lagi hamil!"
Wendy menghela nafas panjang, "Justru lagi hamil harus banyak gerak. Kamu bayangin ya Mas, aku selama tiga bulan lebih tiduran mulu! Yang ada kalau keterusan aku bakalan susah melahirkan. Meski aku lagi hamil, aku harus banyak gerak Mas. Enggak boleh malas-malasan!" Kata Wendy.
Regi hanya takut Wendy kelelahan. Ditambah sekarang perut Wendy udah mulai kelihatan buncitnya. Wendy aja terkadang susah bangun dari duduknya, Regi jadi enggak tega kalau harus biarin istrinya kerja.
"Nanti kamu capek gimana? Dirumah aja." Kata Regi.
"Mas, aku udah cuti lebih dari tiga bulan. Dan nanti setelah melahirkan aku harus cuti lagi. Enggak apa-apa ya aku kerja? Sampai kandunganku delapan bulan aja, ya Mas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of Married Couples
أدب الهواةSERI KE-1 Dunia pasangan yang sudah menikah gak seenak kaum muda - mudi bayangkan. Lika - liku dunia pernikahan harus mereka lewati, berdua. "Kemanisan itu, aku minumnya depan kamu jadi terlalu manis." Regi "Mata kamu itu genit! Kan itu namanya mat...