Regi baru aja selesai mandi, sepulang kerja dia disambut dengan teriakan keberhasilan Wendy dalam membuat Kue Carammel. Katanya sih lagi pengen buat tapi pas jadi dia kasih ke Bi Iin, eh enggak deh. Dia ambil cuma lima potong buat Regi terus sisanya dia berikan ke Bi Iin. Katanya dia cuma ingin buat aja, gitu. Dasar Ibu hamil.
Regi bilang lagi enggak mau makan sekarang, nanti aja setelah sholat isya. Jadi yang dia lakukan sekarang hanya rebahan dengan menjadikan paha Wendy sebagai bantal. Didepan tv mereka berdua fokus nonton sinetron. Regi cuma ikut Wendy aja sebenarnya, sesekali dia cek ponselnya.
Setelah cek ponsel, Regi bangun dan menatap Wendy dengan tatapan khawatir. "WEN!"
"Opo toh Mas? Ngangetin!" Ketus Wendy.
"Sahara pergi, kata Aji!"
"What? But why?" Gini-gini Wendy itu keturunan Jawa-Kanada. Keren ya Regi bisa mendapatkan bidadari Kanada.
"Masalah Tyas, ini aku baru dikasih tau Aji katanya Tama sakit." Kata Regi.
Mata Wendy membulat, "Oalah! Ayok kita jenguk Mas. Kasihan." Kata Wendy.
Lalu Regi mengangguk. Regi membantu sang istri untuk bangun. Lalu Wendy buru-buru ke dapur untuk menghangatkan sup dan menggoreng perkedel untuk di berikan kepada Tama. Kasihan kan, siapa tahu Tama belum makan dari siang makanya dia bisa sakit.
Wendy tahu kok masalah Tama dan Sahara. Diceritakan oleh Regi. Ya jujur aja Wendy sebel sama Tama tapi kalau menjenguk Tama yang sedang sakit bukankah itu menjadi pahala untuk Wendy? Enggak apa deh masih ada rasa gedek di hatinya, tetapi ini masalah kemanusiaan. Wendy itu dokter, dia enggak bisa membiarkan orang sakit begitu aja. Ditambah Tama itu sendirian dirumah, enggak ada yang ngurusin pasti.
"Udah?" Regi ke dapur dan melihat istrinya yang sedang menutup beberapa tupperwere.
"Udah, ayo!" Ucap Wendy yang sudah masukin beberapa tupperwere ke totebag.
"Yuk!"
Regi merangkul Wendy dan pergi menuju rumah Tama. Regi juga enggak tega, meski Regi terkesan cuek bebek kepada yang lain tetapi rasa kemanusiaan Regi itu besar loh. Buktinya kan hanya dia yang menjenguk Tama sekarang. Saat sampai rumah Tama, keadaan disana jauh dari kata rapi.
Pintu rumah enggak dikunci, tv menyala, gorden belum di tutup, bantal dimana-mana dan mereka melihat Tama yang di tutupi selimut sedang meringkuk memeluk guling. "Heh kok lu bisa sakit?!" Pekik Regi yang langsung duduk disebelah Tama.
"Kan gua manusia, Bang!" Ucap Tama dengan suara serak.
Wendy menghela nafas panjang dan menyimpan beberapa tupperwere dimeja, "Udah makan?"
Mata Tama terbuka, jujur aja dia kaget kok ada suara cewek gitu. Tama dengan lemas bangkit dari tidurnya. Pas dia buka selimut, ternyata lebih dingin. Dia enggak tahu sejak kapan dia enggak enak badan, yang dia rasakan sepulang dari rumah Yeri cuma pusing doang lalu sesudah itu dia langsung tidur dan saat bangun tubuhnya udah menggigil aja.
Sahara enggak tahu kalau Tama sakit. Dia melarang Aji buat kasih tahu Sahara. Ya Aji juga enggak bisa berbuat banyak, makanya dia minta tolong ke Regi sama Wendy. Dari pada minta tolong ke Tyas? Wah bisa jadi Perang Badar jilid 2.
Meskipun Aji sebel sama Tama, dia juga masih punya hati. Buktinya sebelum Regi dan Wendy ke rumah Tama, Aji duluan menjenguk Tama. Memberikan Air Lemon dan Obat pusing kepala kepada Tama dan itu membuat Tama lebih baik dari pada sore tadi.
"Belum Mbak." Kata Tama.
Wendy mengulum bibirnya, "Sahara tau kamu sakit?" Tanya Tama.
Dan Tama menggeleng, "Enggak. Jangan dikasih tahu dia Mbak, gua enggak mau dia khawatir." Jelas Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of Married Couples
Fiksi PenggemarSERI KE-1 Dunia pasangan yang sudah menikah gak seenak kaum muda - mudi bayangkan. Lika - liku dunia pernikahan harus mereka lewati, berdua. "Kemanisan itu, aku minumnya depan kamu jadi terlalu manis." Regi "Mata kamu itu genit! Kan itu namanya mat...