Twenty-Four (ADA PENGUMUMAN)

662 81 13
                                    

(Ada pengumuman)


Happy Reading!💚🥰







Akhir-akhir ini setiap pulang kerja, Dion menyempatkan diri pulang kerumahnya. Mama selalu ingin bertemu dengannya padahal Dion udah bilang kalau Yeri lagi hamil dan nggak bisa ngapa-ngapain. Maksudnya, untuk makan aja Yeri males-malesan.

Tetapi Mama masih belum mengerti. Rasa tidak suka Mama kepada Yeri masih ada bahkan sampai sekarang. Kalau di fikir-fikir sih ya kan Yeri juga mengandung cucunya, setidaknya lah ya Mama simpatik sedikit saja ke Yeri.

"Kamu dari mana?"

Kandungan Yeri udah mulai terlihat, dan fase dimana Yeri mual-mual juga udah selesai. Yeri bersyukur masa-masa itu nggak terlalu lama dan Yeri mulai bisa sedikit-sedikit masak atau makan dengan enak. Dia juga udah enggak anti Dion lagi.

Yeri juga ngerasa sekarang Dion berubah, udah dua minggu lebih Dion pulang diatas jam 7 malem terus tapi Dion selalu bilang banyak kerjaan dan jelas Yeri enggak percaya, karena dia nanya ke Regi. Oh iya, Regi udah pulang juga kok dan Yeri dengar-dengar sih semenjak Regi pulang dari luar kota itu hubungan rumah tangganya sedikit cek-cok. Nggak taulah Yeri bingung, mau menengahi juga dia nggak bisa karena Wendy enggak mau cerita. Jadi yang bisa Yeri lakukan ya cuma nyimak aja status-status Whatsapp Wendy.

"Kerjaanku banyak, sayang." Ucap Dion yang berjalan dari pintu masuk ke tempat tidur tanpa merasa bersalah dengan jawabannya.

Yeri yang lagi usap-usapin perutnya yang sudah membuncit itu mengerucutkan bibirnya. Alasannya klasik, selalu memberi alasan itu. Apa Dion nggak kreatif gitu? Alasannya selama dua minggu ini selalu sama. Basi.

"Kerjaan apaan?"

Dion yang baru aja mau rebahan eh mendengar pertanyaan Yeri sedikit ketus itu, dia langsung bangun lagi dan berdiri. "Aku tidur di luar aja deh, ya?" Dion langsung ambil bantalnya dan pergi keluar kamar. Dia ninggalin Yeri dikamar sendirian.

Sebenarnya Dion bukannya tega berbohong. Tapi dia nggak siap buat jujur dengan apa yang Mamanya bicarakan. Dion enggak bisa lepasin bayangan Mama saat jelek-jelekin istrinya. Makanya dia enggak siap buat jujur ke Yeri.

"Istri kamu mah hamilnya malesan, tidur mulu bisanya. Harusnya dia perhatiin kamu dong, ini mah deket-deket kamu aja enggak mau. Istri macam apa dia? Mama yakin deh pasti rumah kamu berantakan! Yeri orangnya malesan, terus juga Mama yakin dia nggak bisa masak. Jadi kamu pulang kerja makan disini aja deh, dan gaji kamu kasih ke Mama aja kan kamu makan di rumah Mama. Istri kamu mana mau masakin kesukaan kamu. Yeri cuma mau duit kamu aja tapi ngurusin kamu gamau. Tau Yeri ke guguran dulu, nggak Mama nikahin kalian!"

Perkataan Mama masih terngiang di telinga Dion. Dia jadi nggak enak sama Yeri, Yeri begitu juga karena lagi hamil. Dan Yeri juga bukan perempuan pemalas seperti yang Mama bilang. Yeri sangat baik dan pengertian, Dion nggak pernah diperlakukan buruk oleh Yeri.

"Dia kenapa sih? Makin hari sikapnya makin aneh!" Sewot Yeri. Dia langsung tarik selimutnya begitu pintu kamar di tutup Dion.

Untuk saat ini Yeri membiarkan Dion seperti itu, tapi jika sampai minggu depan Dion masih seperti itu ya liat aja pokoknya Dion enggak bisa pulang ke rumah.

💜



"Sarah. Ini kamu beli cemilan semua loh, katanya mau belanja bulanan?" Aji geleng-geleng kepala wakti dia liat isi trolli Sarah isinya snack sama berbagai minuman.

Sarah senyum doang terus dorong trolli nya ke kasir melewati Aji yang netap Sarah dengan tatapan nggak percaya. Padahal Sarah udah protes aja katanya sabun cuci baju dan lain-lain udah abis. Tapi kenapa sampai sini dia beli snack?

The World Of Married CouplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang