Chapter 7

2.1K 260 18
                                    

Tubuh Hinata bergetar hebat, gadis itu duduk meringkuk memeluk kedua lututnya. Tubuhnya babak belur setelah dihukum dengan kejam oleh ayahnya sendiri. Chakra Hinata dikunci dan ia mendapatkan hukuman cambuk sebanyak tiga puluh kali diseluruh tubuhnya karna telah menyakiti Hanabi.

Tidak, Hinata tidak pernah melakukan itu tapi Hyuga Hiashi tidak pernah mau mendengar jawaban Hinata. Belum lagi Hanabi yang sengaja memancing kemarahan sang ayah dengan berkata bahwa Hinata memang berniat melukainya karna marah akan pertandingan penentuan posisi Heires Hyuga.

Tidak ada satu orangpun yang membantunya. Hinata dihukum tepat dihadapan seluruh anggota klan. Bahkan Neji yang tadinya berniat menolong Hinata dihentikan oleh ayahnya yang mengucapkan mantra bunke membuat lelaki itu mengerang kesakitan.

Hinata menangis keras saat itu, bukan karna tubuhnya yang babak belur penuh luka tapi karna melihat Neji kakak sepupu yang paling Hinata sayangi tersiksa demi membelanya. Satu satunya orang yang berada disisi Hinata.

Air mata lagi lagi turun membasahi wajah Hinata. Hinata menangis tanpa suara, suaranya Hilang setelah berteriak dengan keras menahan seluruh siksaan.

Tidak hanya cambukan yang tubuhnya rasakan bahkan ayahnya Hyuga Hiashi memantrai Hinata dengan jurus khusus biasa yang anggota keluarga souke gunakan untuk menghukum bunke yang tidak taat.

Namun berbeda dengan Hinata yang bukan bunke mantra yang Hiashi berikan pada Hinata terasa jauh lebih sakit dan menggerikan. Hinata merasa seluruh tubuhnya seperti tersengat listrik. Sangat menyakitkan membuat Hinata merasa seperti akan mati.

Hinata tidak tau apa yang terjadi padanya hingga bisa terbangun dan masih tetap hidup setelah merasakan penderitaan seperti itu.

Hinata menatap sekelilingnya, ia tidak berada dikamarnya melainkan dipenjara bawah tanah mansion Hyuga. Setelah sadar dari insiden hukuman itu Hinata tidak dibiarkan lagi tinggal dirumah utama dan ia dikurung didalam penjara.

Sudah tiga hari, Hinata bahkan tidak tau apa sekarang ini malam ataupun siang. Tidak ada satu orangpun yang datang mengunjunginya. Dan Hinata jelas tau mereka tidak mungkin mengunjungi tempat kotor seperti ini hanya untuk melihat Hyuga sampah sepertinya.

Luka ditubuhnya masih basah dan itu tidak diobati sama sekali. Hinata tidak memiliki satupun obat ataupun salep untuk mengobati lukanya jadi Hinata hanya dapat berharap waktu segera berjalan agar luka ditubuhnya dengan perlahan membaik sendiri walaupun itu mustahil.

Hinata merasa kepalanya pusing perutnya kosong tanda ia belum pernah mengisi perutnya. Setelah pingsan selama tiga hari Hinata langsung dibawa untuk dikurung di dalam penjara bawah tanah.

Dan selama itu juga tidak ada satupun yang memberikan Hinata makan walau hanya sekali. Mungkin mereka semua lupa jika Hinata masihlah seorang manusia yang membutuhkan makan untuk bertahan hidup.

Hinata memejamkan matanya merebahkan kepalanya diatas lututnya. Mungkin dengan tidur Hinata bisa melupakan sebentar rasa laparnya.

Sayup-sayup Hinata dapat mendengar suara langkah kaki yang teramat pelan di ikuti pintu sel yang dibuka dengan perlahan.

"Hinata-sama."

Suara itu terdengar mengalun indah ditelinga Hinata. Kedua kelopak mata Hinata terbuka dengan perlahan. Gadis itu mendongakkan kepalanya mempertajam penglihatan guna melihat siapa sosok yang berdiri didepannya.

"N-neji-nisan?"

"Hinata-sama."

Neji menatap tidak percaya sosok mungil didepannya. Tubuh mungil itu dipenuhi luka dan keadaan Hinata benar benar terlihat mengenaskan. Neji tidak tau mengapa Hyuga Hiashi dan anggota klan Hyuga lainnya dengan tega melakukan hal kejam seperti ini kepada Hinata.

Byakungan Princess ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang