Chapter 43

1.4K 147 23
                                    

Hinata mengerjabkan matanya beberapa kali mencoba menahan rasa pusing yang mulai mendera kepalanya begitu ia membuka matanya. Beberapa saat Hinata terdiam saat menyadari bahwa kini dirinya berada diruangan asing. Manik amethys-nya menelusuri tiap ruangan kecil itu dengan kepalanya yang mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Hinata berakhir ditempat asing ini.

Dan tepat saat Hinata mengingatnya Hinata segera bangkit dari duduknya menatap sekelilingnya dengan pandangan gusar.

"Itachi?"

Semalam Hinata bertemu dengan Itachi, Hinata yakin seratus persen jika pria yang ia lihat semalam adalah kekasihnya Uchiha Itachi dan Itachi lah yang membawa Hinata ketempat ini.

"Itachi.." Hinata memanggil lirih nama Itachi berusaha mengenyahkan ketakutan yang melanda dirinya saat begitu banyak pikiran buruk yang mulai menguasai otaknya

Bagaimana jika yang Hinata lihat semalam hanyalah halusinasinya saja. Bagaimana jika Hinata tidak bertemu dengan Itachi bagaimana jika itu bukan Itachi.

Hinata menggelengkan kepalanya saat langkah kakinya dengan buru-buru keluar dari penginapan itu mencari keberadaan kekasihnya Itachi. Hinata yakin pria semalam adalah Itachi, kekasihnya belum mati pria itu masih hidup.

"Itachi!" Hinata berteriak saat kakinya mulai berlari menyusuri jalanan luar tanpa memperdulikan bahwa kini ia telah menjadi pusat perhatian

Persetan dengan itu karena kini yang Hinata pikirkan hanya satu yaitu mencari keberadaan kekasihnya, Itachi.

Hinata terus berlari tanpa arah dengan terus meneriakkan nama Itachi, rasa takut semakin mendera Hinata saat manik amethys-nya mulai memanas saat Hinata tidak bisa merasakan tanda-tanda keberadaan Itachi.

Kehilangan, satu kata yang berhasil membuat Hinata ketakutan setengah mati saat memikirkannya. Hinata benar-benar takut dengan fakta bahwa ia akan kembali kehilangan Itachi dalam hidupnya.

Tidak, Hinata tidak mau. Demi kami-sama Hinata tidak mau lagi kehilangan Itachi.

Hinata tidak tau sudah sejauh mana ia berlari yang jelas kini kaki polosnya sudah terluka parah dengan darah yang bercucuran keluar dari sana. Sangking kalutnya Hinata bahkan berlari mencari Itachi tanpa menggunakan alas kakinya.

Hinata terus berteriak memanggil nama Itachi namun sekeras apapun teriakannya Itachi sama sekali tidak menunjukkan dirinya.

Perlahan tubuh Hinata mulai merosot jatuh saat ia tidak bisa lagi menahan bobot tubuhnya menyadari apa yang ia cari hanya sebuah halusinasi semu. Semua yang terjadi semalam hanya halusinasi Hinata.

Itachi tidak menemuinya, Itachi tidak datang kepadanya, Itachi tidak memeluk tubuhnya, Itachi tidak menciumnya semua yang terjadi semalam hanyalah khayalan Hinata saja.

Khayalan semu yang menjerat Hinata kedalam kubangan harapan yang amat menyiksanya.

Hinata menangis meratapi kebahagiaan semu yang membuat dirinya lupa diri. Itachi jelas telah pergi meninggalkannya tapi kenapa bayang-bayang wajah Itachi tidak pernah bisa menghilang dari otaknya.

Hinata meremas dadanya saat merasakan sesak yang teramat disana. Bayangan wajah Itachi saat semalam tersenyum lembut menatapnya, bayangan Itachi yang memeluk erat tubuhnya, bayangan Itachi saat mencium lembut bibirnya membuat Hinata seperti ditampar oleh kenyataan yang amat menyakitkan.

"Hiks.. Itachi.."

Hinata menggigit bibirnya kuat guna merendam isakannya saat air matanya yang tidak bisa ia kendalikan terus keluar membasahi pipinya.

Hinata hanyalah gadis lemah yang berpura-pura kuat menyembunyikan dirinya dengan baik dibalik topeng yang ia gunakan selama ini. Kehilangan Itachi telah cukup menjelaskan betapa rapuhnya seorang Hyuga Hinata.

Byakungan Princess ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang