Chapter 42

1.5K 170 33
                                    

Hinata meneguk minuman ditangannya hingga kandas, entah sudah berapa botol sake yang Hinata habiskan yang jelas Hinata tidak dapat menghitungnya lagi. Kepalanya terasa begitu pusing, wajahnya memerah dan kini Hinata sudah benar-benar mabuk.

Setelah membantai seluruh klannya Hinata memilih untuk menghabiskan waktunya dikedai minuman salah satu desa yang jauh dari Konoha.

Hinata terkekeh pelan mengingat kembali wajah-wajah yang telah ia habisi, pada akhirnya Hinata telah berhasil membalaskan dendamnya namun alih-alih merasakan bahagia yang Hinata rasakan sekarang adalah kekosongan. Perasaan hampa yang tidak bisa Hinata jelaskan.

Rasa puas setelah membantai seluruh klannya itu memang ada namun kekosongan didalam hatinya kembali terbuka setelah rasa puas itu menghilang.

Kini Hinata hanya sendiri sejak awal ia tidak lagi memiliki sandaran untuk ia jadikan tempat keluh kesahnya. Orang yang ia anggap keluarga telah Hinata bantai habis, kekasih yang Hinata cintai telah pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Hinata sendirian berpijak tanpa arah di dunia kejam ini.

Membuka botol sake baru Hinata menegak rakus minuman keras itu untuk memuaskan dahaganya, rasa pahit dan panas memenuhi tenggorokan Hinata.

Manik amethys-nya menatap kosong kedepan. Hinata merindukan Itachi, setiap hembusan nafasnya Hinata terus merindukan lelaki itu.

Berbagai macam cara sudah Hinata lakukan untuk mencari keberadaan Itachi karena sampai saat ini Hinata masih tidak akan mempercayai jika Itachi telah meninggalkannya sebelum mendapatkan tubuh Itachi.

Hinata sudah mengerahkan seluruh kemampuannya bahkan ia harus menggunakan kekuatan pelacak Seiryu untuk melacak keberadaan Itachi namun sampai saat ini Hinata tidak bisa menemukannya.

Keberadaan Itachi seolah menghilang tanpa jejak membuat Hinata semakin kalut.

Hinata takut jika alasan selama ini usahanya yang tidak pernah membuahkan hasil karena Itachi yang memang telah pergi meninggalkannya.

Semua harapan semu yang sampai saat ini Hinata buat harus terkubur karena fakta bahwa kekasihnya memang telah meninggalkannya.

Memikirkannya membuat Hinata terkekeh pelan kembali meneguk sake ditangannya hingga kandas. Perasaan ini begitu menyiksa dan Hinata tidak tau harus melakukan apa lagi untuk menghentikannya.

Satu-satunya cara yang bisa ia lakukan adalah dengan meminum minuman keras agar ia mabuk dan melupakan perasaan sakitnya.

Tanpa Hinata sadari sepasang onyx hitam terus menatap kearah Hinata dari sudut ruangan. Satu sosok yang telah berada disana semenjak Hinata masuk kedalam kedai minum itu.

Dia Uchiha Sasuke, sosok yang kini menutupi dirinya dengan jubah hitam usang yang sedari tadi terus mengawasi Hinata secara diam-diam. Keterkejutan jelas tercetak diwajah tampan itu saat Sasuke pertama kali melihat Hinata yang masuk kedalam kedai minum, namun tidak dapat dipungkiri ada perasaan senang saat pada akhirnya Sasuke bisa melihat kembali wajah itu.

Sejak tadi yang Sasuke lakukan hanya mengamati bagaimana tingkah gadis pujaannya yang kini mulai menjadi peminum hebat.

Namun lama-kelamaan Sasuke mulai menggeram marah saat melihat Hinata yang telah mabuk berat membuat gadis itu menjadi sasaran empuk bagi mata keranjang pria-pria di kedai minum itu. Belum lagi pakaian minim yang gadis itu pakai membuat Sasuke mengepalkan tangannya.

Sasuke menegak kasar sake didepannya, onyx hitamnya masih menatap lurus kearah Hinata. Melihat Hinata entah mengapa mengingatkan Sasuke akan Itachi.

Byakungan Princess ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang