Suara teriakan-teriakan para fans memenuhi stadion. Mereka terus meneriaki nama Eros, saat pria itu tampil. Semuanya merasa senang sekaligus takjub melihat Eros yang begitu merdunya menyanyikan lagu untuk mereka semua. Tak sia-sia uang ratusan atau jutaan yang mereka korbankan demi konser ini.
"Hello everyone!" Sapa Eros dengan sedikit nafas yang masih terengah-engah. Jangan lupakan bulir keringat yang menghiasi wajahnya. Menambah kesan sexy pada soloist itu.
"Terimakasih sudah datang ke konser kali ini!! I hope you all enjoy this concert."
"YESS!!!" Teriakan menggelegar dari penonton membuat Eros tersenyum.
"Semoga kita bisa bertemu lagi di konser selanjutnya!! I love you!"
Lagi-lagi para fans Eros berteriak. Seakan tak takut jika pita suara mereka putus. Eros membungkukkan badannya sebagai tanda hormat dan terimakasih ke pada para fansnya. Lalu dia mulai berjalan meninggalkan panggung seraya melambaikan tangan ke arah tribun.
"Good job!" Eros menolehkan kepalanya ketika bahunya di tepuk.
"Thank you bro." Seru Eros.
"Ganti baju, terus kita makan-makan." Ajak Erick dan dibalas anggukan oleh Eros.
***
"Hah, kaki gue sakit banget.." keluh Leta.
"Lu benar, rasanya ingin patah saja ini kaki." Seru Darren membenari.
"Ck, gak usah ngeluh. Gua patahin beneran kaki lu ren." Omel Deya yang terganggu keluhan kedua temannya.
"Nye Nye nye. Xel gak mau traktir kita makan nih?" Tanya Darren bercanda.
"Yaudah ayok."
Darren terkejut saat Oliver langsung menyutujuinya. Sangat jarang bagi Oliver untuk langsung memutuskan sesuatu. Apalagi ini habis konser idolnya, biasanya Oliver akan langsung ganti baju dan terus ke backstage untuk menguntit sang idol.
Sampailah mereka di salah satu restoran terdekat dari tempat konser. Tak disangka mereka datang langsung di suguhi oleh Eros dan para staffnya yang sedang makan disana. Mereka mencoba untuk tenang dan tak tahu keberadaan soloist ternama itu.
"Gak enak banget hawanya kalau ada si Eros." Adu Deya.
Leta mengangguk setuju, "gak elit banget ketemunya pas kita semua pada kucel." Gerutunya.
"Shut! Jangan keras-keras, jarak kita ke dia cuma empat meja doang!" Peringat Darren.
"Permisi." Salah satu waiterss datang sambil membawa nampan yang berisi makanan. Reflek Leta dan Deya langsung menyingkirkan tas mereka yang berada di meja agar ada space untuk makanan mereka.
"Silahkan dinikmati."
"Terima kasih." Seru Darren ramah. Sedangkan ketiga temannya menatap jengah Darren yang jiwa buayanya telah keluar.
"Oy gula aren! Gak usah kebanyakan tebar pesona. Muak gua liatnya." Tegur Deya.
"Sirik lu." Balas Darren.
"Shut up. Gak baik bertengkar di hadapan makanan. Mending kalian makan." Oliver melerai keduanya.
Keadaan meja yang tadinya ramai sekarang hening. Hanya suara dentingan sendok dengan piring yang terdengar dari meja mereka.
"Hey?! Kalian Eteam?" Seorang datang ke meja mereka berempat.
Eteam = fandom Eros.
"Ah i-iya, kenapa ya?" Tanya Deya.
"Mau foto bareng? Jarang ada Eteam yang tidak rusuh kalau ketemu saya." Ajak Eros sambil tersenyum ramah.
Deya, Leta dan Darren melirik Oliver. Memberikan sinyal untuk pria manis itu menjawab ajakan Eros.
"Oh boleh kok, lagipula kita juga udah selesai makan. Suatu keberuntungan untuk foto sama kakak." Jawab Oliver dengan ramah juga.
"Hahahaha tidak usah pakai kak. Panggil nama saja biar deket."
****
*****
Oliver mendesah lega saat pekerjaannya telah selesai sebagai pengganti sang ayah. Akhirnya dia terbebas dari tatapan mesum para client saat meeting. Ingin rasanya Oliver tebas mereka semua jika buka karena bisnis.
Sambil mengisi energi nya, Oliver mengecek keadaan pria tercintanya. Tak lain dan tak bukas adalah Eros.
"So handsome." Gumam Oliver saat melihat Eros yang sedang tampil di salah satu acara podcast.
Tak lama setelahnya, Oliver langsung bergegas pergi dari kantornya. Ia akan menyusul kekasih impiannya itu. Sudah suntuk jika terus-menerus di dalam ruang kerjanya.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng | Nomin AU
Fanfiction"Eros, lu milik gue pokoknya!" "Good sweetie, saya menyukai caramu." [Nomin AU]