"Liburkan semua jadwal ku untuk seminggu ke depan."
"Kau bercanda?! Menelfon ku pagi buta dan meminta ku untuk menghentikan kegiatan mu selama seminggu."
"Berisik. Lakukan saja."
"Hey Eros!! Jadwal seminggu mu itu begitu padat! Kau yakin ingin libur? Padahal kau lagi naik daunnya."
"Saya tidak peduli. Dengar Erick, idol hanyalah pekerjaan sampingan saja."
"Yayaya, apa yang membuat mu ingin libur? Kau sakit atau cedera?"
"Banyak tanya sekali. Alen alasannya."
"Siapa dia? Paca- tunggu Alen? Lelaki yang kau gila gilai itu? Dia ada bersama mu sekarang?!"
"Ya dia bersama saya sekarang dan selamanya bersama saya."
PIP
Eros mematikan sambungan secara sepihak dan menaruh handphonenya ke atas nakas. Dirinya kembali merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Menghadapkap tubuhnya ke arah Oliver yang masih berada di alam mimpi.
Dengan perlahan tangan Eros terangkat untuk mengelus pipi Oliver yang sedikit berisi itu. Jika saja sang empu tidak tidur sudah dipastikan pipi Oliver habis dicubiti oleh Eros bahkan mungkin saja ada akan bekas gigitan disana.
"Sudah cukup bermain-main nya. Mari kita akhiri permainan ini dengan saya yang menjadi pemenangnya. Kau kalah Alen. Kau kalah untuk bersembunyi." Lirih Eros.
***
"Jay! Ayoo sekarang kamu yang jaga!" Teriakan melengking itu bersumber dari seorang anak kecil bermata lentik yang tengah tersenyum ceria karena sekarang giliran nya untuk bersembunyi.
"Baiklah aku hitung sampai 10. Bersembunyi lah Alen." Ucap lawan mainnya yang mulai menutup mata dengan kedua tangannya.
Oliver kecil segera berlari untuk bersembunyi setelah Eros mulai berhitung.
"Sembilan... Sepuluh! Siap atau tidak aku datang!!" Eros membuka matanya, melirik sekelilingnya yang sunyi. Karena taman di perumahannya ini memang jarang dikunjungi.
Eros mulai mengelilingi taman dengan langka kecilnya. Mencari temannya yang sangat ia sayangi itu. Namun sudah berjam-jam ia mencari Oliver tak kunjung menemukan pria manis yang mempunyai senyuman indah itu.
Karena sudah menyerah, Eros berteriak memberitahu kalau ia kalah. "Alen! Keluarlah!! Aku mengaku kalah!"
Tak ada jawaban dari sang pemilik nama.
"Alen!" Eros kembali melantangkan nama itu dengan keras. Namun bukan Alen yang datang tapi malah sang mamah.
"Eros sayang, ayo pulang. Ini sudah mau malam." Ajak Sherly sembari mengandeng lengan Eros.
"Enggak mah, aku belum menemukan Alen. Dia masih bersembunyi."
"Mungkin saja Alen sudah pulanb bersama bundanya. Ayo kamu juga harus pulang." Eros kecil yang masih memperhatikan sifat penurut itu menyetujui ajakan Sherly.
"Alen aku akan menemukan mu besok!" Seru Eros dalam hatinya.
****
1 hari
2 hari
3 hari
4 hari
Berhari-hari Eros menunggu teman manisnya itu yang bernama Alen. Tak ada bosannya ia menunggu Alen di taman perumahan. Tapi tak ada hasilnya. Pasti selalu berakhir Eros dijemput oleh Sherly untuk pulang.
Sampai Eros diajak pergi keluar negeri karena Endra, sang ayah harus mengurus perusahaan cabang yang baru akan dibuka.
*****
12 tahun berlalu.
Tanpa diminta, rasa untuk Oliver tumbuh pada hati beku Eros. Walaupun sudah tak bertemu 12 tahun lamanya.
Selama ini Eros sudah berusaha mencari keberada pria manis pengisi hatinya. Tapi tak ada hasilnya. Ingin meminta bantuan sang papah, sungkan rasanya. Walaupun Endra dan Varen adalah rekan kerja. Namun tak ada kabar bahwa keduanya bertemu.
Tak kehabisan akal, Eros memilih jalan lain. Membuat Alennya datang dengan sendirinya. Eros menghubungi Erick untuk mendebutkan nya sebagai idol pada agensi ia bekerja mengingat Alen kecil suka dengan musik. Lagipula agensi itu milik sepupunya, pasti akan dipermudah jalan debutnya sebagai idol.
Butuh waktu 1 tahun untuk Eros menjalani masa trainee nya. Sampai dia baru bisa debut setelah nya. Dengan Zeline dan Rain yang menjadi teman masa trainee nya Eros. Mereka berdua juga dulunya seorang trainee hanya saja tak berlangsung lama karena keduanya memilih untuk tidak menjadi idol.
Panggung ke panggung Eros jalani. Susah payah dirinya untuk menjadi terkenal seperti saat ini dengan pengorbanan perusahaan nya yang hampir bangkrut karena kelalaian Eros yang terlalu fokus dalam pekerjaan sampingan nya.
Sampai Eros merasa diikuti oleh seseorang selepas pulang latihan. Dan tahu bahwa orang itu ialah orang yang ia cari selama ini.
"Oliver Nalendra Axel, saya menemukanmu." Lirih Eros setelah melihat rekaman cctv tempat-tempat yang ia lewati tadi saat pulang ke apartemen untuk mecari tahu siapa yang mengikutinya.
Tanpa sadar, Eros menyeringai kecil. Usahanya membuahkan hasil. Alennya ia temukan walau sang pemilik nama melupakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng | Nomin AU
Fanfiction"Eros, lu milik gue pokoknya!" "Good sweetie, saya menyukai caramu." [Nomin AU]