Oliver mengambil nafas dan mengeluarkan nya, sedang bersiap untuk menghadapi keramaian yang akan menemani nya beberapa jam kedepan.
Pintu mobil dibukakan oleh bodyguard Oliver. Dengan pelan, Oliver keluar dari mobil. Dan saat itu pula banyak kamera memotret nya sehingga Oliver hanya bisa melihat lampu lampu kamera yang begitu menyilaukan mata.
Ah jadi begini rasanya jadi publik figur, pikirnya.
Bodyguard Oliver yang peka segera memerintahkan para wartawan untuk menghentikan aksi nya. Melindungi bagian wajah Oliver agar tak terkena lampu kamera lagi.
Oliver heran, padahal dia bukan siapa siapa tapi kenapa ikut ke sorot media? Lagipula dia juga melewati pintu yang bukan pintu utama yang dimana tergelar karpet merah khusus artis artis dari agensi HD entertainment.
"Tuan muda tak apa?" Tanya pria tegap yang sedari tadi melindungi Oliver.
Oliver mengangguk kecil. "Aku tak apa, terimakasih."
Tak lama seorang wanita datang menghampiri Oliver, menyala nya dengan senyuman ramah. "Anda tuan Oliver? Mari ikuti saya untuk ke dalam dan ke kursi anda di sana." Oliver mengangguk, dia menuruti arahan dari wanita itu.
Suara musik samar samar mulai terdengar oleh Oliver, tandanya sebentar lagi dia akan memasuki area acara.
Entah kenapa jantung Oliver berdetak dengan cepat saat dirinya sudah menduduki kursi nya. Rasanya aneh jika datang ketempat seperti ini menjadi tamu undangan. Biasanya Oliver menjadi penonton saja.
Beberapa kali tamu tamu undangan yang baru datang menyapa Oliver sebagai formalitas. Dan saat itu juga Oliver ingin menghilangkan diri saja. Dirinya tak biasa berada di posisi ini. Kehidupan nya jarang berinteraksi dengan orang luar. Bagi Oliver itu melelahkan makanya dia menghindari itu. Namun disini malah ia harus tersenyum ramah sembari ikut menyapa orang orang yang ia tak kenali.
Oliver menikmati tampilan dari para artis naungan HD entertainment, dirinya beberapa kali ikut menyanyikan lagu yang dirinya ketahui. Menurut nya ini seperti konser, bukan perayaan ulang tahun agensi.
Suara sorakan mulai mengeras saat musik memainkan lagu dari Eros, idol yang sedang berada di masa kejayaannya. Mereka mulai meneriaki nama Eros dan menjerit hebat ketika lampu menyala sehingga mereka bisa melihat Eros yang sudah siap untuk tampil.
Oliver merasakan perbedaan saat dia melihat Eros tampil. Rasanya dia makin jatuh ke dalam pesona lelaki muda itu. Oliver menggeleng pelan saat menyadari dia terlalu fokus untuk melihat Eros. Namun saat dirinya kembali melihat ke panggung, Eros sedang melihat ke arah jejeran para tamu undangan dan seperti menyapa.
Entah Oliver yang ke pd-an atau bagaimana tapi Oliver rasa Eros sedang menatap dan menyapa dirinya. Ah sial semoga tebakan nya salah! Karena tebakan nya membuat jantung nya berdetak kencang.
"LAGI WOY! GUE BELUM PUAS!"
"EROS LAGI AYO NYANYI NYA."
Teriak-teriakan itu menyadarkan Oliver kalau Eros sudah turun dari panggung, dengan segera dia menghela nafas lega karena jantung nya kembali normal.
Namun kelegaan Oliver hanya beberapa menit saja. Karena kursi disampingnya terisi oleh Eros. Oliver mau tak mau harus menyapa Eros sebagai formalitas. Mereka duduk berdampingan dengan serasi.
Penonton di sekitarnya mereka terus berteriak histeris, entah menyapa Eros atau sedang mengkomentari Oliver yang beruntung duduk di samping Eros. Padahal Oliver sendiri merasa ini adalah kesialan karena sekarang kupingnya tidak fokus mendengarkan musik.
Oliver hanya memasang wajah datarnya untuk menutupi rasa kesalnya dan rasa ingin pulang saja. Harusnya kemarin dia meminta saat awal atau pertengahan acara saja agar dirinya tak lama lama di sini.
"Kau menikmatinya acaranya, sweetie?" Bisik Eros.
Oliver terkejut ketika tiba-tiba suara berat Eros terdengar jelas. Oliver dengan gugup mengangguk saja, dia berusaha mengembalikan wajah datarnya yang tadi sempat hilang karena bisikan Eros yang mendadak itu.
Eros menyeringai ketika melihat Oliver menahan ke gugupannya. "Kau manis." Ucapnya dah dihadiahi pukulan kecil di pahanya oleh Oliver.
"Jangan aneh-aneh, aku tidak ingin diserang oleh fansmu." Omel Oliver dengan wajah yang sedikit merona.
Eros senang rasanya menggoda kelinci di samping nya.
"Tuan Oliver dan tuan Eros, mari ke belakang. Kalian harus bersiap untuk menjadi pembawa acara yang terakhir yaitu pemotongan kue." Ucap seorang kru yang sedang membawa kertas kertas.
Sesuai instruksi dari kru tersebut, kini Eros dan Oliver sedang di ruang ganti. Dengan Oliver yang sedang duduk di meja rias untuk menata ulang rambutnya. Wajah Oliver memancarkan wajah tak sukanya ketika rambutnya di ubah style nya.
Jika seperti ini kan dirinya malah keliatan imut!
"Jangan cemberut, kau cantik dengan rambut itu dibandingkan yang tadi." Seru Eros yang sudah tak tahan untuk mengomentari Oliver.
Sebenarnya dia adalah pelaku nya, dirinya menyuruh MUA yang menangani Oliver untuk merubah rambut si manis. Dirinya tak suka saat tadi banyak penonton yang salah fokus akan Oliver.
Sorakan penonton terdengar dengan keras saat Eros dan Oliver berjalan beriringan menuju ketengah panggung. Mereka salah fokus dengan patner Eros yang menurut mereka lucu. Padahal saat awal acara mereka yakini lelaki di samping Eros itu terlihat tampan dan rupawan.
Oliver tersenyum manis sebelum memulai membaca teks yang berada di kertas tangannya. Dengan nada ramah, Oliver menyapa para penonton yang dibalas ramai oleh mereka.
Oliver rasa setelah acara ini selesai, dia akan lesu karena energinya terkuras untuk berinteraksi dengan para penonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng | Nomin AU
Fanfiction"Eros, lu milik gue pokoknya!" "Good sweetie, saya menyukai caramu." [Nomin AU]