07. Dinner sialan

3.8K 245 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Perasaan gugup terus menghantui Oliver sejak tadi. Sosok yang ia sanjung dan ia kagumi berada di hadapannya. Jantung Oliver berdetak dengan cepat.

Dengan susah payah Oliver mengkontrol ekspresi wajah nya. Tidak elit jika ia memasang komuk nya yang salah tingkah. Bisa ilfeel nanti Eros.

"Alen, kamu tidak apa-apa?" Tegur Eros karena sejak tadi Oliver hanya diam sambil menatap dirinya. Entah apa yang ia pikirkan dalam otak udangnya.

"Eee, g-gak papa kok. Cuma gugup aja, hehe.." cengir Oliver.

"Tidak perlu gugup. Anggap saja saya orang biasa, bukan idolmu."

"Iya. Emm, Eros kau ti-"

"Eros? Bukankah kau memanggilku Jay, sweetie?"

Blush!

Kata terakhir dari Eros berhasil membuat pipi Oliver merah merona bak kepiting rebus.

"Sweetie dia bilang?! Arghh bisa gila gue!!"

Jika saja Eros tidak disini, mungkin saja Oliver sudah berguling-guling disini untuk meluapkan rasa saltingnya.

"Alen, kamu kenapa? Pipi kamu merah lho."

Seketika Oliver tersadar dalam dunianya. Secepat kilat Oliver menutup pipinya. Ia sangat malu.

"Sweetie, you're okay?" Tanya Eros khawatir.

"A-aku okay kok!"

Eros tersenyum karena tahu bahwa laki-laki manis dihadapannya sedang salah tingkah. "Jadi kau ingin berbicara apa tadi?"

Seketika otak Oliver nge-blank. Benar juga, Oliver ingin ngomong apa ya tadi? Bahkan si pemilik nama pun bingung.

Dengan keras Oliver berpikir, memaksa otaknya untuk mencari kata-kata yang sebelumnya ingin ia ungkapkan kepada Eros.

"Jadi.. kau tidak di marahi oleh manajer mu? Bukankah sangat sulit untuk idol sepertimu makan diluar." Akhirnya Oliver berhasil menemukan kalimat yang ingin ia tanyakan.

Sasaeng | Nomin AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang