09. Demam lewat

3.4K 247 3
                                    

Oliver terbangun dari tidur nya karena terganggu dengan cahaya matahari yang memasuki kamar.

Rasa pusing telah hilang entah kemana, suhu tubuh Oliver sepertinya juga sudah normal kembali. Demam numpang lewat.

Suara pintu terbuka menarik atensi Oliver yang sedang mengumpulkan energinya. Deya memasuki kamar Oliver dengan membawa semangkuk bubur.

"Gue gak mau! Gue udah sembuh." Ujar Oliver yang tahu isi mangkuk yang dibawa oleh Deya.

Sebelah alis Deya terangkat, merasa tak percaya dengan pria manis di hadapannya. Deya menaruh punggung tangan nya ke dahi Oliver lalu berpindah ke pipi dan selanjutnya leher.

Hangat, tidak se-panas kemarin malam. Deya merasa lega karena Oliver hanya demam sementara. Setidaknya ia tidak harus memaksa kelinci keras kepala itu untuk meminum obat dan memakan yang dimakan oleh orang sakit.

"Adem kan? Makanya jangan trust issue sama gue." Celetuk Oliver yang mendapat deheman oleh Deya.

"Bacot, ini bubur mau lu makan gak?" Tanya Deya.

Oliver menggeleng cepat, dia tak suka dengan makanan lembut itu. Menurut nya menjijikan. Ewh!

"Yaudah sana ke meja makan. Tadi Leta masak nas-"

Tak membiarkan Deya menyelesaikan kalimatnya, Oliver sudah pergi menuju meja makan tanpa beban. Sedangkan Deya yang di tinggal hanya menggeleng pelan karena kelakuan Oliver yang baru sembuh langsung berlari.

"Yang lain kemana?" Tanya Oliver pada Deya yang sedang menemaninya sarapan.

"Kerja, ini buka weekend kalau lu lupa." Jawab Deya datar. Dia fokus dengan tabletnya, entah apa yang ia kerjakan.

"Lu sendiri gak ke kantor?"

"Wfh gue karena niatnya mau jagain lu yang sakit, eh malah udah sembuh."

Oliver mengangguk mengerti. "Gue tinggal mandi dulu ya."

"Hm, pake air hangat. Lu baru sembuh."

"IYAA!!!" Teriak Oliver dari dalam kamar yang semalam ia tempati.

Saat ingin memasuki kamar mandi, sudut mata Oliver menangkap sebuah benda pipi di atas kabinet televisi. Tentu saja itu menarik perhatian Oliver.

Oliver menunda acara mandinya, ia memilih untuk mengecek ponselnya sebentar. Iya sebentar, entah itu benar atau tidak karena susah untuk bermain ponsel dengan waktu sedikit.

Banyak panggilan tak terjawab dari ayah dan bundanya membuat Oliver merasa bersalah karena tak mengabari Varen dan Inez semalam.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sasaeng | Nomin AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang