***
"APA?! KOK BISA SIH?"
"Plot twist banget anjir."
"Gak usah teriak-teriak juga kali. Kuping gue masih berfungsi. Ck, gue yang ngeri sekarang." Seru Oliver.
"Hahaha, katanya kan pengen di sukain balik sama Eros. Terus pengen ada plot twist kalau Eros pacar lu. Sekarang di obsesi in sama Eros gak terima." Ungkap Darren yang mengingatkan perkataan Oliver.
"Kalau udah di tahap obses si siapa juga yang gak takut?" Tanya Oliver membela dirinya.
"Lu juga obses ke Eros btw." Celetuk Deya yang meruntuhkan Oliver.
"T-tapi beda guys! G—"
"Sama, kalian semua sama xel. Sama-sama obses, cuma beda jalan aja." Selak Deya.
Oliver bad mood. Tak ada yang membelanya. Ck, padahal dia gak terlalu obses juga tuh sama Eros. Malah lebih parah Eros yang sampe kamar mandi Oliver ia kasih camera. Huh! Untung view nya gak di bathtub ataupun showernya. Cuma di wastafel. Jadinya Oliver masih merasa suci.
"Udah-udah jangan mojokin Axel. Kasian dia, liat tuh mukanya. Kitakan sahabat, harus saling membantu. Axel butuh bantuan kita buat menjauhi Eros."
Beuh, Leta emang benar-benar sahabat sejati. Sekalinya bersabda, belain Oliver gak pake acara mojokin dulu sampai mentok. Best banget lu Let!
Oliver langsung memeluk tubuh Leta karena merasa terharu masih ada yang peduli, memang Deya dan Darren tidak solid. Cuma Leta yang solid.
"Hah, kita bakal bantuin lu sebisanya. Sisanya takdir yang nentuin. Soalnya Eros jauh diatas kita semua. Kita gak bisa berbuat banyak." Jelas Darren.
"Ya gak papa, usaha kalian gue hargai apapun bentuknya." Jawab Oliver dengan senyumannya.
"Tapi Xel gue mau tanya. Lu beneran gak ingat Eros di masa lalu. Atau orang yang bernama Jay?"
****
***
Sherly merasa terkejut ketika anak semata wayangnya pulang. Bukankah ini buka libur panjang? Kenapa anaknya itu sudah pulang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasaeng | Nomin AU
Fanfiction"Eros, lu milik gue pokoknya!" "Good sweetie, saya menyukai caramu." [Nomin AU]