15. Cosplay maling

3.3K 211 3
                                    

Oliver menatap iri terhadap postingan Deya dan Darren. Rasa kesal juga timbul karena dirinya tak tahu menahu pasangan kedua sahabat nya. Apakah Leta juga mempunyai kekasih juga? Atau masih pdkt? Ah, pokoknya ia tak boleh ketinggalan berita lagi. Selepas dia bebas dari apartemen Eros dirinya akan menemui Leta untuk mewawancarai nya.

"Kau lihat apa? Sampai matamu ingin keluar dari tempatnya." Kalimat sarkas itu menyadarkan Oliver.

"Kepo!"

Tak puas dengan jawaban Oliver, Eros mengambil ponsel Oliver untuk mencari jawaban yang memuaskan.

"Date? Kau ingin date?"

"Tidak! Sok tau, sini balikin!"

"Benarkah? Padahal aku ingin mengajakmu ke taman bermain."

"Sungguh?"

"Ya, jika kau mau."

Sret. Ponsel Oliver kembali ke tangan si pemilik. Ya walaupun Oliver harus menaiki meja ruang tamu dulu untuk mendapatkannya.

Dengan segera Oliver mengecek tingkat kepadatan di taman bermain kotanya. Ternyata sepi, bagus untuk dirinya menguasai tempat tersebut.

"Ayo kita pergi."

***

"Huh!" Helaan nafas berat Oliver berikan saat sampai di taman bermain. Moodnya memburuk saat tahu dia akan keluar dengan pakaian yang sangat amat tertutup. Bahkan lebih tertutup dibandingkan dirinya saat menjadi sasaeng!

Ingin bernafas saja sulit rasanya, karena terlalu pengap tubuh nya. Apalagi ini musim panas. Oh ingin rasanya dia berteriak sekencang-kencangnya kalau ini seperti neraka! Ya walaupun Oliver belum tahu sepanas apa tempat yang disebut neraka itu.

Lelaki di samping Oliver terlihat tenang dibalik masker dan kacamata hitamnya. Karena dia sudah terbiasa seperti ini. Walaupun tubuhnya kepanasan tapi Eros masih bisa menahannya tanpa decakan sebal seperti lelaki mungil yang disamping nya.

"Ingin main apa?" Tanyanya pada Oliver.

"Gak mood." Jawab Oliver dengan sungut.

Eros terkekeh kecil karena si manis moodnya sedanh buruk. "Bagaimana jika makan?"

"Seterah."

Sial, kata keramat itu! Mungkin lelaki dominan lainnya akan was was dengan kata itu. Berbeda dengan Eros yang biasa saja. Ya, karena dirinya tahu apa yang cocok untuk kesayangannya saat ini. Ice cream. Alennya butuh ice cream untuk mendinginkan pikiran dan juga tubuhnya.

Eros memesan privat room pada salah satu resto ditaman itu. Tentu saja untuk menjaga privasi nya dari publik. Sebenarnya bisa saja mereka makan dengan orang lain hanya saja Oliver sudah seperti cacing kepanasan.

"Tunggu makanannya datang baru buka masker." Instruksi Eros saat melihat Oliver yang ingin membuka masker nya.

"Argh ribet!" Seru Oliver lalu membuka kacamata hitamnya dengan kesal.

Tak menunggu lama pesanan mereka datang. Eros memesan dessert untuk Oliver dan steak untuk dirinya. Setelah pelayan keluar dari ruangan privat itu, Oliver langsung membuka masker dan jaket tebalnya yang berguna untuk menutupi postur tubuhnya.

Desahan lega terdengar dari mulut Oliver. Rasanya sangat puas saat tubuhnya terkena udara AC.

"Ini makan ice cream nya biar dingin." Eros meletakan semangkuk ice cream ke hadapan Oliver dan senag hati si manis memakan nya. Sangat cocok untuk dirinya yang sangat kepanasan.

Acara makan itu berjalan dengan tidak adanya obrolan, semuanya fokus pada masing-masing makanan. Sampai Oliver meminta sesuatu.

"Emm, a-aku mau steaknya." Pinta Oliver pelan. Takut mengganggu Eros yang tampak tenang menikmati hidangannya. Eros menoleh, "kamu mau steak?" Tanyanya memastikan karena suara Oliver tadi sangat lirih. Dengan ragu-ragu Oliver mengangguk.

Sasaeng | Nomin AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang